Mendengar istrinya menggerutu Devan justru malah tertawa. Baginya ekspresi istrinya ketika diasedang marah seperti ini tampak sangat lucu.
"Kenapa kau tertawa?"
"Karena kau lucu. Heheh."
"Mas Devan pikir aku ini badut?"
"Ya bukan begitu maksudku. Hanya saja kau tampak begitu menggemaskan."
"Huuh. Istrinya lagi marah-marah malah di bilang menggemaskan. Oma sudah nungguin kita di bawah sedangkan aku masih harus sibuk menutupi lehernya ini." gerutu Seina sambil mecucuh.
"Sayang. Ini kan hanya malam-malam. Semua orang juga tidak akan terlalu memperhatikan lehermu itu. Kau tenang saja. Tutupi saja dengan pakaian yang ada kerahnya terus tutupi dengan rambutmu, itu sudah gak terlalu kelihatan kok. Kan itu tadi udah kamu kasih bedak kan? Udah gak kelihatan kok." ucap Devan mencoba menenangkan istrinya.
"Yang bener?"