Devan tampak ke bau-an. Namun ia berusaha menahannya. "Sayang kok kamu jorok sih? Bau tau..?" ucap Devan sembari menutup hidungnya.
"Gak sadar kalau kamu sendiri juga bau?"
"Ah masa sih?" ucap Devan yang tak percaya. Devanpun mencoba untuk mencium napasnya sendiri. Dan ternyata memang benar napasnya sudah bau walau hanya memakan sedikit jengkol. Walau begitu ia tak mau menunjukkan rasa kesalnya di depan istrinya karena ia tak mau jika Seina kembali merasa marah dan merajuk.
"Gimana? Masih mau makan lagi?" tantang Seina.
"Oke siapa takut." kini bagi Devan sudah merasa tanggung karena makan sedikit ataupun banyak akan tetap tercium bau. Lagi pula ternyata jengkol tak seburuk yang Ia duga sebelumnya. Devanpun kembali menyuapkan jengkol kedalam mulutnya dan mengunyahnya. Devan sudah mulai bisa menikmatinya, sesuatu yang dulu membuatnya anti.
"Loh kalian kok makan? Katanya tadi gak mau makan siang?" ucap oma laura mengagetkan seina dan Devan.
