Devan kini mulai nakal, tangannya beralih menuju kedepan. Dengan berani kini ia mulai meremas gundukan gunung kembar milik seina. Secara bergantian ia meremas dari kanan ke kiri yang membuat Seina menjadi menggelinjang merasakan sensasi nikmat yang terasa mengalir di seluruh tubuhnya.
"Uuhhmm." desah Seina yang justru membuat hormon Devan semakin tinggi, ia sudah sangat tidak sabar dan tak bisa mengendalikan dirinya.
Tak cukup dengan meremasnya dari luar saja. Kini Devan menyibak piyama yang di pakai Seina ia ingin merasakan langsung dua gundukan kenyal itu mengenai kulit tangannya, ia juga ingin menatap bahkan ingin mengecupnya.
Aksi yang Devan lakukan tentu saja membuat Seina semakin menggelinjang dan tak kuasa mengendalikan dirinya sendiri. Ia hanya bisa mendesah sambil berusaha mengatur napas karena Devan bahkan masih melumat habis bibirnya yang tak di ijinkan untuk sekedar mengambil napas lewat mulut.