"Maaf permisi.." ilham masuk dan meminta ijin untuk mengatakan sesuatu. "Mas Devan, oma laura. Di luar rumah sakit banyak reporter yang mau meliput kondisi Seina." ucap Ilham kepada Devan.
"Ilham kau tenang saja. Oma yang akan mengurus masalah ini." wanita tua itu keluar ruangan seina. Ia menghubungi beberapa orang yang ia minta untuk menghalau semua reporter di depan rumah sakit, dan dia juga meminta orang untuk
Berjaga di depan ruang perawatan Seina.
Ilham memandang ke arah Seina yang masih terbaring. "apakah kau sudah lebih baik?"
"Emm." jawab Seina sambil mengangguk.
"Aku turut bahagia atas kehamilanmu." sebagai seorang sahabat tentu saja Ilham senang jika temannya kini sedang hamil.
Namun berbeda dengan Seina yang masih tak tau apakah ia harus bahagia atau bersedih. Kehamilan ini tak pernah ia sangka atau bahkan tak pernah ia bayangkan sebelumnya.