"Hei. Jangan menangis! Aku tak suka melihatmu menangis. Kau tidak cantik saat sedang menangis." nathan mulai mengusap air mata yang mengalir di pipi seina. Perlahan ia mendekatkan wajahnya san mulai mencium pipi seina. Jujur saja Seina semakin takut. Ia takut nathan akan berbuat semakin nekat. Ia hanya bisa memejamkan matanya di dalam gelap tak ingin melihat nathan yang semakin dalam menciumi pipinya mulai dari kanan ke kiri. Meskipun dalam kegelapan ia tak bisa melihat nathan namun hembusan napas nathan begitu terasa.
Di Saat seina semakin ketakutan tiba-tiba Nathan menghentikan gerakan bibirnya di atas bibir Seina kemudian ia mundur beberapa langkah lalu kemudian ia meledakkan emosinya. "Kau.. Aku membencimu. Aku benci dengan semua kebohongan mu. Aku benci dirimu yang munafik. Dari luar saja kau tampak baik. tapi ternyata kau sangat munafik. Ucapanmu dan perbuatanmu sangat bertolak belakang." ucap Nathan dengan suara yang keras bahkannsepwrti sedang berteriak.