'Hari ini aku telah meninggalkan rumah mas Devan. Karena memang perjanjian diantara kami sudah usai, tapi apakah boleh aku masih menganggap oma sebagai om aku sendiri? Atau masih bolehkah aku memanggil anda dengan sebutan oma? mungkin jika saja aku bisa terlahir kembali aku ingin punya nenek sebaik dan secantik anda.'
'Oma, aku akan selalu mengenang kebersamaan indah kita saat kita jalan-jalan bersama di mall, saat memilih gaun pengantin, dan saat jalan-jalan ke jogja. Oma, jika memungkinkan tolong maafkan aku dan jangan lupakan aku.'
Membaca tulisan tangan seina yang begitu banyaknya dalam selembar foto yang tak seberapa besar membuat mata Devan menjadi sakit, karena seina menulis dengan ukuran yang sangat mini. Tulisan tangannya bagaikan semut yang berbaris membuat Devan menjadi pusing setelah membacanya.