Saat itu Mamanya melarang Devan untuk ikut kedua orang tuanya pergi ke jerman. Mamanya ingin Devan fokus untuk belajar dengan giat karena sedang ujian, pengingat kenangan itu mata Devan berkaca-kaca. Ia tak sanggup Lagi untuk menahan bendungan air mata di matanya yang sipit itu. Ia melepaskan kacamatanya dan membiarkan tetesan air mata itu jatuh dari matanya ada perasaan sesak di dalam dadanya sebisa mungkin masih bisa ia tahan namun aliran airmata tak bisa ia tahan lagi.
"Mas Devan sudah datang?" ucap seorang wanita yang ternyata adalah istri dari pak Rozak.
"Mas Devan, mari masuk. Sejak kemarin bapak sudah tidak sabar ingin ketemu sama mas Devan." ucap wanita itu. Devanpun mengusap sisa-sia air yang mengalir di pipinya, ia tak ingin terlihat lemah di mata orang lain.
Devan pun masuk kedalam rumah sederhana tersebut. Kini ia mendapati seorang pria yang duduk di ruang tamu menghadap ke arah televisi. Devan bisa melihat jika kini kondisi fisik pak Rozak sudah jauh lebih baik.