Raka sama sekali tak mengerti dengan jalan pikiran mamanya yang dengan sepihak mengambil keputusan besar ini bahkan sama sekali tak mengajaknya untuk berdiskusi, padahal tentu saja ia berhak tau dengan keputusan sebesar ini.
.
.
"Nah tara…!! Ini adalah ruanganmu. Sudah saatnya oma beristirahat dan sekarang singgasana ini adalah milikmu." ucap wanita tua itu sembari menarik mundur sebuah kursi hitam nyaman yang bisa berputar.
"Oma tapi bukankah ini terlalu berlebihan? Seharusnya oma memberikan posisi yang agak dibawah. Bukan posisi tertinggi seperti ini."
"Memangnya kenapa? Ini kan memang sudah menjadi hakmu sejak dulu."
"Aku tau oma. Tapi aku masih belum berpengalaman dan aku sendiri ragu apakah aku bisa mengemban tugas dan tanggung jawab sebesar ini?"