Kini ingin sekali ia pergi menemui Seina. Memeluk dan mencium putrinya yang cantik dan manis itu. Namun ia tak mungkin menemuinya ketika sampai di jakarta karena hari pasti sudah sangat larut. Kini ia mengerti kenapa dulu saat pertama kali bertemu dengan Seina, ada semacam perasaan hangat di dalam hatinya. Terlebih saat melihat dan mendengar Seina menyanyi ada perasaan tenang dan bangga dalam hati Adiguna yang ia sendiri tak paham perasaan apa itu.
Kini ia sudah paham jika itu merupakan sebuah rasa bangga, bangga karena putrinya ternyata memiliki bakat yang sama dengannya. Adiguna merasa sangat bangga. Karena walaupun mereka tak pernah bertemu sebelumnya. Bahkan Seina tak pernah ada yang mengajari masalah musik dan juga vokal. Nyatanya darah seninya mengalir kepada Seina dan ia sangat bangga akan hal itu. Bahkan kini Seina sudah menjelma menjadi penyanyi muda yang begitu berbakat.