"Emm anu.. Yang buat cewek."
"Iya namanya apa? Makanan,minuman, atau benda apa?"
"Sesuatu yang sensitif."
"Apaan sih. Malah main tebak-tebakan."
"Aku malu mas. Pokoknya belikan sesuatu yang buat cewek."
"Iya tapi namanya apa?" tanya Devan yang sudah mulai habis kesabarannya. "Beha? Cd?"
"Temennya. Satunya lagi."
"Memangnya temennya beha sama celana dalam apaan?" Devan paling benci jika di suruh berpikir tebak-tebakan yang tak bermutu seperti ini.
"Sini deh..!" Seina mengayunkan tangannya meminta agar Devan mendekat kepadanya.
Setelah Devan mendekat ke arah Seina. Sementara Seina mendekat kearah telinga Devan untuk membisikkan sesuatu. Entahlah apa yang ada di pikiran Seina padahal mereka juga berdua saja di kamar itu, untuk apa dia berbisik-bisik, toh orang lain juga tak akan mendengarnya karena memang tak ada orang lain lagi.
