"jadi tadi kak Devan gak mendengarkan aku? gimana sih jadi pelatih kok gak profesional. Yang begini kok bisa jadi juri. huhh." keluh Alea yang merasa tak dihargai.
Jujur saja Devan merasa sangat jengah dengan kelakuan Alea yang merasa jika dirinya paling benar sendiri. Mentang-mentang ia adalah seorang anak dari orang yang cukup berpengaruh dia pikir ia bisa bertindak dan berkata kasar kepada Devan?
"Alea, aku tau kau memiliki suara yang bagus, kau juga punya bakat yang cukup mumpuni. Tapi sayang attitudemu itu tak cukup untuk menjadi seorang bintang. Seorang bintang seharusnya memiliki attitude yang seimbang dengan bakat yang dimilikinya."
"Maksud kak Devan apa? jadi menurutmu aku tidak pantas menjadi seorang bintang?"
"Mungkin. Itu kan hanya pendapatku."
"Kak Devan ini gimana sih? kak Devan kan mentor aku harusnya memberiku motivasi, dan mendukungku donk." Ucap Alea menggerutu kesal.
"Aku tau kak Devan bersikap seperti ini karna kau lebih memihak dan mendukung si gadis kampungan itu kan?" Kini Alea meluapkan segala unek-unek dalam hatinya kepada Devan. "Aku dan Seina itu sama-sama anak didiknya kak Devan ya, tapi kenapa sih kak Devan seolah menganakemaskan si gadis kampungan itu?" Alea mulai meninggikan nada suaranya jujur saja ia tak suka dengan Devan yang seolah pilih kasih.
"Aku bukan membela siapapun. dan aku juga tidak menganakemaskan siapapun. Aku hanya bicara sesuai fakta saja. Aku hanya memberimu sebuah saran. Jika kau memang ingin menjadi seorang Bintang lebih baik kau perbaiki sikapmu itu!"
"Asal kak Devan tau saja. Aku akan tunjukkan besok siapa yang lebih unggul dan lebih baik, Aku atau Seina di gadis kampung itu. Huhh.." Alea kini berbalik dan berlarinpergi meninggalkan ruangan latihan vokal. Perempuan itu berjalan kembali menuju kamarnya di asrama dengan langkah kasar seperti perasaannya yang seolah tak terima dengan keadaan.
Alea sama sekali tak menyangka Devan yang merupakan mentornya dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya yang seolah tak memiliki attitude yang baik. Ia begitu marah karena seolah semua orang memihak kepada Seina gadis kampungan yang merupakan saingan terberatnya dalam ajang pencarian bakat tersebut.
"Awas saja kau Seina.. Besok akan menjadi hari terakhirmu berada disini. Besok adalah hari terakhirmu berdiri pada panggung megah Music Idol." gumam Alea saat melewati kamar Seina yang tertutup.
***
Hari sabtu pun kini telah tiba hari dimana akan menjadi hari yang oaljng di tunggu bagi pecinta Music Idol Indonesia. Panggung tiga besar di buat lebih besar dan lebih spektakuler dari biasanya. Malam ini tak hanya ketiga kontestan tersisa saja yang akan tampil. Melainkan sepuluh besar kontestan termasuk mereka yang sudah tereliminasi akan kembali tampil untuk memeriahkan acara malam tersebut. Malam tiga besar dimana penentuan yang menyisakan dua orang kontestan yang sudah pasti akan menjadi juara satu dan juara kedua pada minggu depannya.
Semua penonton yang hadir di studio sangat antusias mereka membawa berbagai atribut untuk mendukung kotestas idola mereka masing-masing. Suara riuh para penonton sudah memenuhi seisi studio dimana atmosfir kemenangan sudah sangat terasa. Dan bahkan suasana di beberapa kota yang juga turut mengadakan nonton bersama juga ramai mendukung pada idola termasuk perwakilan dari daerah mereka masing-masing.
Para pendukung dari masing-masing kontestan juga membawa beberapa atribut berupa spanduk bahkan juga kaos bergambar para idola mereka sebagai bentuk dukungan sambil meneriakkan nama idolanya dan bersorak sorai, tak ayal sebagian dari mereka juga memiliki yel-yel khusus dengan gerakan-gerakan tubuh yang lucu dan juga menarik tentunya.
Kini Daniel selaku pembawa acara juga sudah hadir penyapa para penonton di studio dan juga penonton yang ada di rumah. Seperti biasa Daniel akan memanggil pada dewan juri sekaligus mentor para kontestan.
Devan,Helena, dan juga Arsya kini sudah memasuki studio dan juga mulai duduk pada kursi mereka masing-masing. Kini acara puncak sudah akan di mulai. Daniel memanggil nama pertaman yaitu Nathan yang malam ini tampil sangat memukau dengan suara rocknya yang khas terdengar sengau namun berhasil menarik minat semua penonton. Selain memiliki suara yang bagus Nathan juga memiliki paras yang rupawan yang tentu saja tak ayal membuat para idolanya yang di dominasi oleh para gadis-gadis remaja berteriak histeris setiap kali Nathan muncul.
Penampilan kedua kini adalah Seina, ia tampil berbeda dan cukup mengagumkan. Ia muncul ke panggung dengan cara yang unik yaitu dengan menaiki sebuah ayunan yang menggantung di udara semua penonton yang melihat terpesona dengan kecantikan Seina malam ini yang bak seorang bidadari yang turun dari langit, suaranya yang merdu dan lembut berhasil menghipnotis setiap penonton yang mendengar dan juga melihat penampilannya yang memukau.
Santi yang merupakan ibu kandung dari Seina yang melihat penampilan putrinya dari layar kaca televisi jadul di rumahnya begitu terharu dan merasa bangga dengan kemampuan putrinya. Putri yang sedari dulu ia larang untuk menyanyi kini justru membuatnya bangga dan mampu mengharumkan namanya. Seluruh warga kampung yang dulu selalu membuli Seina yang merupakan penyanyi hajatan kini semuanya bungkam saat Seina sudah terkenal dan masuk dalam ajang pencarian bakat, bahkan hingga malam ini Seina sampai pada babak tiga besar. Kini semua warga kampung tak lagi ada yang mencibirnya dan justru membanggakan kembang desa tersebut.
Penampilan terakhir kali ini adalah penampilan Alea yang tampil berani dan sexy menyanyi dan menari di atas panggung laksana girlband asal negeri gingseng yang bergoyang dengan koreografi yang rumit dan meliuk-liuk diatas panggung dengan gerakan yang sangat lemas. Ketiga kontestan masing-masing tampil menyanyi dua kali dengan lagu yang berbeda genre.
"Ya.. kini kita telah sampai di penghujung acara. Kini saatnya kita bersama-sama untuk melihat pada poin dan poling sms dari pemirsa. Siapakah yang akan menduduki posisi pertama dan ke dua yang otomatis akan langsung lolos ke babak selanjutnya pada babak grand final, dan siapakah yang berada di posisi ketiga yang dengan berat harus puas dengan juara ketiga dan pulang tanpa bisa melanjutkan perjuangannya lagi dalam ajang ini." Daniel yang mulai berbicara kini memanggil ketiga peserta keatas panggung untuk menyaksikan hasil dari poling yang mereka dapatkan masing-masing.
Saat ketiga peserta tersisa sudah naik ke atas panggung dan menunggu pada saat-saat yang mendebarkan. Tiba-tiba saja, Ada tiga orang yang naik juga keatas panggung. Salah sati dari ketiga pria itu adalah pak Hari selaku pemilik stasiun tv dan juga produser dari acara ajang pencarian bakat tersebut.
Semua orang termasuk Daniel dan para juri begitu terkejut dengan hal ini, karena ini jelas bukan bagian dari acara. Penonton di studio dan juga penonton yang ada di rumah tampak kebingungan dengan apa yang terjadi secara mendadak dan bahkan terkesan janggal.
"Maaf jika acara saya ambil alih. Saya disini ingin memberikan pengumuman penting untuk semua orang." Ucap Pak Hari yang tiba-tiba saja mengambil alih microfone yang Daniel bawa.
Bersambung...