Chereads / Tinta ASA / Chapter 9 - Sesuai Porsi

Chapter 9 - Sesuai Porsi

"Aku ingin mencintaimu sebagaimana mestinya. Tak lebih dan tak kurang. Aku akan mencintaimu sesuai dengan porsiku, bukan porsi orang lain."

"I want to love you as I should. Nothing more and nothing less. I will love you according to my portion, not the portion of others."

Semenjak kedekatan Juang dan Binay diketahui oleh Amir dan Dio. Pada awalnya Amir menjadi teramat dingin kepada keduanya. Jika di kontrakan Amir selalu diam di kamarnya, jika tak sengaja berpapasan dengan Juang ia selalu menghindar dan tak pernah menanggapi apapun sapaan maupun pertanyaan dari Juang. Hal itu terjadi juga di kampus, jika ia bertemu dengan Binay, dia selalu mengalihkan perhatian pada teman-temannya yang lain, dan selalu menolak makan bersama. Tak seperti biasanya seorang Amir yang grusah-grusuh dan nempel sana sini pada Binay.

Pesan singkat:

Send to Juang : Hay kak

Send to Binay : Hallo Nay, ada apa, tumben pagi-pagi udah ngechat? Emangnya ngak ngampus?

Send to Juang : Enggak. Males ngampus aku.

Send to Binay : LAH .... WHY? Ada masalah?

Send to Juang : Males ketemu Amir.

Dia nyebelin.

Tiba-tiba diem.

Ngak jelas maunya apa.

Aku kesel banget.

PENGEN KU MUSNAHIN!!!!

KU INJEK-INJEK!

KU BEJEK-BEJEK!

HUFTTTTTTT..

Send to Binay : Wkwkwkkkkk..

Sabar bukkk, sabar ...

Dia juga kayak gitu ke aku nih dek ..

Kayaknya aku faham penyebabnya ..

Send to Juang : Apa kak???

Send to Binay : Dua hari yang lalu dia lihat hpku.

Kamu pasti paham di titik ini!

Send to Juang : Hemmm, iyaa paham. Terus kita harus gimana dong?

Send to Binay : Udah biarin aja dulu. Aku paham sama temenku satu itu. Nanti dia pasti bakal baik sendiri.

Tenang dulu yaa ..

Send to Juang : Hemm, yaudah deh ..

Benar saja perkataan Juang, belum sampai tiga hari penuh, keduanya sudah mendapatkan chat singkat dari Amir, "ketemu gue di kafe biru jam 18.30". Dia tau sahabatnya itu emosinya memang meledak-ledak, tapi dia bukan tipe orang yang bisa marah berlama-lama, apalagi dengan Juang. Perilaku Amir memang terlihat seperti anak-anak yang suka seenaknya, tapi dibalik itu, dia merupakan sosok yang bijaksana dan dapat diandalkan. Itulah sebabnya dia sering kali diandakan dan dipercaya untuk menjadi panitia dalam berbagai acara.

Chat dari Amir nampaknya membuat keduanya lega, namun disisi lain mereka juga merasa risau dengan apa yang akan dikatakan oleh Amir nanti. Hingga pada waktunya tiba, keduanya sudah stay di tempat janjian. Tak lama kemudian sosok lelaki tinggi itu datang tak sendirian. Dia datang dengan Dio. "Ayo sekarang kita bicara!" ucap Amir dengan mata tajam memandang keduanya dan memposisikan dirinya untuk duduk. Sementara itu Juang dan Binay nampak berkeringat dingin karena gugup, sedangkan Dio duduk santay sambil bermain game di handphonenya.

"Jadi, sejak kapan kalian dekat?" tanya Amir.

"Se, sejak kak Juang jemput gue pas pameran," Jawab Binay dengan terbata-bata.

"BRAKKK... SUDAH GUE DUGA!" tegas Amir sembari menggebrak meja, yang tentu saja membuat pengunjung lain mengalihkan perhatian mereka padanya.

"Kalian kenapa enggak bilang?, kalian lupa yaa sama gue?, tega-teganya ngerahasiain ini dari kita. Iyaa kan Yo?" ucap Amir dengan raut wajah sedihnya, sedangkan Dio hanya manggut-maggut saja tanpa mengelakkan gamenya.

"Bentar-bentar, jadi loe enggak cemburu nih?" timpal Juang.

"Ya kagak lah.. Ngapain juga cemburu." Jawab Amir dengan wajah bingungnya.

"LAHH, bukannya loe suka sama Binay?" tanya Juang.

"Wkwkwkkk, gue emang suka sama Binay, tapi sekedar sebagai adik, enggak lebih," sembari melirik Binay yang duduk dihadapannya.

"Kalo jadi something special gue sukanya sama cewek kayak yang di meja samping kanan kita tuhh," ucap Amir sedikit berbisik, sembari mendekatkan kepalanya kepada teman-temannya itu agar tak didengar siapapun termasuk wanita yang ia maksud.

Tiba-tiba "Mbak yang di meja samping, temen saya suka sama embak nih," ucap Dio pada wanita cantik berbusana gamis warna cream dan berjilbab besar warna maroon itu. Spontan hal itu membuat wajah amir merah merona karena malu. Dio yang sedari tadi hanya diam focus pada hpnya ternyata menjadi racun kali ini. "Aishhh, awas loe nanti kalo udah sampe kontrakan" gumam Amir pelan sembari menyembunyikan wajahnya.

Memang benar, sedari mereka kenal dekat dengan Amir, dia selalu mengagumi sosok wanita berhijab. Menurutnya, wanita berhijab itu mumpunyai titik special lain dari dalam dirinya, mereka terlihat begitu adem, menyejukkan dan berkarisma. Dulu saat SMA Amir pernah menyukai 2 sosok wanita yaitu Mela teman satu kelasnya, dan Aisya adik kelasnya. Dari kedua wanita itu tak ada satupun yang berani ia dekati sampai Mela lulus dan Aisya pindah keluar kota. Mungkin bagi orang lain itu adalah sebuah kebodohan, namun bagi Amir itu hal baik. Meski menyakitkan ia tetap berpegang pada prinsipnya bahwa biarlah kedua wanita itu tumbuh dengan semurni mungkin, tak perlu dikotori dengan kehidupannya. Biarkan rasa suka itu berhenti pada rasa suka jika memang belum saatnya. Entah esok atau lusa pasti akan tumbuh rasa suka lain yang lebih dahsyat, entah pada orang yang sama atau pada orang yang lain. Biarkan waktu yang menjawab semuanya bersamaan dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa.

Sejak tragedi pertemuan antara Juang, Binay, Amir dan Dio. Hubungan Juang dan Binay semakin lama semakin dekat. Mereka seakan bebas mengekspresikan perasaannya, tanpa menghiraukan perasaan sahabatnya. Namun sejak berbulan-bulan mereka dekat tak ada satupun kata pacaran diantara mereka. Mereka hanya asyik mengikuti alurnya. Menurut Juang tak ada bedanya antara status pacaran atau tidak selama dua insan saling mencintai dan terus bersama. Baginya pacaran hanya sebuah kata status yang mengikat, membatasi seseorang untuk beranjak, dan menyisakan luka jika sudah tak lagi sama.

Bagi Juang mencintai seorang Binay adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, maka itu dia yang harus menjaganya. Mencintai Binay juga haruslah pas sesuai dengan porsi yang tepat. Porsi yang bisa Juang suguhkan untuk sementara ini hanya sampai di sini tidak untuk dilebih-lebihkan, sehingga Binay tak perlu merasa kekurangan dan tak perlu juga merasa mual hingga ingin muntah karena porsi cinta yang berlebihan. Biarlah semua berjalan apa adanya dengan porsinya masing-masing.

----------------------------------------------------------------

"Jika aku meminta lebih atas cintamu bagaimana?" Binay.

"Jika ku berikan cinta itu secara berlebihan, apa kau yakin akan kuat untuk menerimanya?" Juang

----------------------------------------------------------------Thanks telah membaca, semoga suka yaa 🧡

yuk, saling kenal dan saling sapa..

Ig @putikjingga

love you 💛🧡