Chereads / Permainan Kematian Alterworld Dimension / Chapter 18 - Bab 18 Perjalanan Jun Ryu

Chapter 18 - Bab 18 Perjalanan Jun Ryu

Pertemuan Di Sirkuit Mandalika

Dalam keheningan pagi di Kepulauan Nusantara, suasana tegang namun penuh harapan menggantung di udara. Jun Ryu, pembalap legendaris dan salah satu dari sembilan Iblis kuno, muncul di lintasan dengan aura yang sulit untuk tidak diperhatikan. Sementara itu, para Dewa Naga, entitas yang kemampuannya melebihi pemahaman manusia biasa, satu per satu mulai berkumpul di Sirkuit Mandalika. Ophis, Dewi Naga Ketidakterbatasan; Selena, Dewa Naga Bulan; Yu Zhong, Dewa Naga Kegelapan; Bahamut, Dewa Naga Kekacauan; Red Rose Barselion, Dewa Naga Api; dan Ryaquaza, Dewa Naga Petir; semuanya hadir untuk satu tujuan: menghadiri Pertemuan besar Surgawi.

Jun Ryu, meskipun merupakan pembalap yang sangat cemerlang, merasakan beratnya ekspektasi yang dipikulnya. Ia tidak hanya mewakili dirinya sendiri tetapi juga sebagai representasi dari semangat dan kehormatan Iblis kuno. Setiap tikungan tajam dan setiap lurusannya tidak hanya menjadi tantangan dalam balapan, tetapi juga ujian bagi kegigihannya.

Sementara para Dewa Naga mengamati dari kejauhan, suasana di antara mereka campur aduk. Ophis, dengan kebijaksanaannya, mengikuti setiap gerakan Jun dengan perhatian yang hampir menyayat. Selena, dengan sinarnya yang lembut, memberikan aura ketenangan bagi para peserta. Yu Zhong, dengan tatapan tajam, menganalisa strategi yang akan digunakan lawannya. Bahamut, memiliki agenda tersendiri, tampak liar dan tidak terprediksi. Red Rose Barselion, dengan keberanian yang membara, memancarkan semangat laga. Dan Ryaquaza, dengan kecepatannya yang kilat, menantikan momen kemenangan.

Di tengah hingar bingar, balapan dimulai, dan Jun melibas lintasan dengan kecepatan yang mempesona. Persaingan sangat ketat, namun, dengan setiap putaran, Jun semakin mendekat ke garis finish, menyalip satu demi satu lawannya dengan kelicikan yang tak terbayangkan. Para Dewa Naga, dengan kekuatan mereka, tidak secara langsung mengintervensi namun semangat mereka jelas terasa, mendorong Jun antara dimensi kecepatan dan waktu.

Pada momen klimaks, dengan seluruh kekuatan dan tekadnya, Jun mencapai garis finish sebagai pemenang. Itu bukan hanya kemenangan bagi dirinya, tapi juga untuk semua yang percaya pada mimpi dan kekuatan yang ada di dalam diri. Para Dewa Naga, menyaksikan momen tersebut, menyadari bahwa kekuatan terbesar adalah kemampuan untuk mengatasi batasan-batasan yang tampak tak terkalahkan.

Resolusi dari pertemuan Surgawi di Sirkuit Mandalika bukanlah tentang siapa yang tercepat atau yang terkuat, tapi tentang persatuan, kehormatan, dan kegigihan. Jun Ryu, dengan segala kerendahan hatinya, membuktikan bahwa di balik setiap legenda ada sebuah cerita yang penuh pengorbanan dan tekad yang tak kenal lelah. Para Dewa Naga, kembali ke alam mereka dengan hati yang lebih mengerti dan penuh penghargaan terhadap keberanian dan semangat manusia. Dan Sirkuit Mandalika, untuk sesaat, menjadi saksi bisu sebuah episode epik antara manusia dan dewa, di mana batas antara keduanya menjadi samar.Jun Ryu sedang melakukan pemanasan dalam balapan yang akan dilakukan di sirkuit mandalika. sebagai satu dari sembilan Ibls kuno di Tanah matahari terbit Junengunjungi Kepulauan Nusatara untuk berpartisipasi dalam balapan motor.

Jun menjadi salah satu pembalap paling cemerlang di balapan ini. terdapat Ophis Dewi Naga keatidakterbatasan, Selena Dewa Naga bulan, Yu ZhongJun Ryu sedang melakukan pemanasan dalam balapan yang akan dilakukan di sirkuit mandalika. 

Jun menjadi salah satu pembalap paling cemerlang di balapan ini.

Dia mengendarai motor balapan dengan sangat cepat. Melintasi trak dmbalapab hanya mbutuhkan waktu sembilan belas menit.

Untuk mengakhiri uji coba lintasan. 

"Dia melakukan hal yang mustahil" Ophis berseru sambil memakan coklat.

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh pemandangan pegunungan yang indah, hiduplah seorang pemuda bernama Jun yang memiliki kemampuan luar biasa dalam olahraga lari. Siapa pun yang pernah menyaksikan Jun berlari akan terpesona bukan hanya karena kecepatannya, tetapi lebih pada semangat dan determinasinya yang tampak tak tergoyahkan. Di tengah kerumunan yang terpesona itu, ada satu sosok, Ophis, yang pandangannya terhadap Jun melampaui sekadar kagum. Bagi Ophis, Jun adalah sumber inspirasi tak terhingga, magnet yang menarik hati dan pikiran eat setiap Jun melangkah di lintasan.

Hubungan antara Jun dan Ophis tidak terbatas pada peran juara dan pengagum. Tidak, itu jauh lebih dalam. Ophis melihat Jun sebagai sosok penting dalam hidupnya, lebih dari sekadar juara - Jun adalah keajaiban yang menyentuh inti dari jiwanya sendiri. Dalam banyak kesempatan, Ophis mencoba meningkatkan kemampuan lari sendiri, bertekad untuk suatu hari nanti bisa berdiri setara dengan Jun, bukan untuk bersaing, tapi untuk bisa berbagi panggung dengan orang yang menginspirasi dia sebegitu rupa.

Teman-teman mereka, termasuk Selena, sering kali menjadi saksi bisikan kata-kata pengaguman Ophis terhadap Jun. "Dia melakukan hal yang mustahil," ujar Ophis suatu hari, dengan mata berbinar dan bibir yang tersenyum lebar setiap kali membicarakan Jun. Tak pelak, komentar seperti ini sering membuat Selena tersenyum simpul, mengetahui betapa dalamnya kekaguman Ophis terhadap Jun. Namun, dalam satu percakapan yang tak terduga, Selena melemparkan canda, "Ih, Ophis, kamu pasti akan membuat Zeref cemburu jika dia mendengar perkataanmu tentang Jun." Candaan Selena membuka tabir atas sebuah aspek yang selama ini luput dari perhatian banyak orang, aspek itulah yang akan menggarisbawahi keseluruhan cerita ini.

Zeref, sahabat karib Jun, memang dikenal sebagai sosok yang tenang dan pengendali diri yang baik. Namun, tiap manusia memiliki batas kecemburuan dan Zeref tidak terkecuali. Mendengar terus-menerus tentang kekaguman Ophis terhadap Jun, membuatnya mulai mempertanyakan posisinya dalam persahabatan mereka. Walaupun begitu, Zeref tidak membiarkan emosi ini menguasai dirinya. Sebaliknya, ia memilih untuk fokus pada diri sendiri dan kemampuan lari yang dia miliki, berusaha untuk menciptakan identitasnya sendiri tanpa harus berada dalam bayang-bayang Jun. Keputusan Zeref ini akhirnya membawanya pada pemahaman yang lebih dalam tentang arti persahabatan dan persaingan sehat.

Penutup kisah ini tidaklah bertele-tele, tapi penuh makna. Jun, Ophis, dan Zeref, mereka semua akhirnya menyadari bahwa kekaguman, kecemburuan, dan persaingan, ketiganya tidak lebih dari emosi yang jika dikelola dengan baik, dapat menjadikan mereka lebih kuat. Jun memenangkan lomba penting yang telah lama dinanti, tidak hanya sebagai juara, tapi sebagai representasi dari semangat yang telah mempengaruhi Ophis dan Zeref. Dan di saat itu, Ophis dan Zeref berdiri di tepi lintasan, bersorak, bukan hanya untuk Jun, tapi juga untuk persahabatan yang telah mereka jalin, yang lebih kuat dari sebelumnya. Kisah ini, meskipun diwarnai dengan emosi yang rumit, memberikan pelajaran tentang pentingnya mendukung satu sama lain, tentang kemenangan tidak hanya diraih dengan kaki, tapi juga dengan hati yang bersatu.