REA
Satu kata yang mewakili hari-hariku belakangan. Sibuk. Menyingkirkan sejenak masalahku dengan Satria yang masih belum terlihat ujungnya. Aku bahkan sudah tidak peduli lagi seandainya dia melanjutkan proses cerai itu. Kalau memang dia berniat membuatku kembali padanya, nggak seharusnya dia bertahan dengan sikap menyebalkannya itu.
Aku dan Axel sedang menemani Nicko berenang, sekalian breakfast. Sabtu pagi, saatnya menyenangkan Nicko. Biasanya anak itu dijemput Ruben untuk datang ke mansion. Weekend ini Nicko bilang ayahnya itu ada perjalanan bisnis ke Dubai. Jadi, aku bisa menghabiskan weekend-ku bersama bocah itu.
"Lu laper? Makan lu lahap amat? Udah kayak orang yang setahun nggak lihat makanan," komen Axel menatapku horor.
"Masa sih?" Padahal aku merasa biasa saja.
Axel memperhatikan aku seksama. Matanya memindai dengan teliti.
"Jaga mata lu, ya, Xel," ucapku mengacungkan garpu. "Mau nih garpu nyolok mata lu?"