"Bang, kalau anak kita udah lahir boleh nggak aku kerja di kantor?" tanyaku pada Satria yang sedari tadi mengusap-usap kepalaku agar cepat tertidur dengan sebelah tangannya. Sebelah lainnya dia gunakan untuk memegangi benda persegi yang menampilkan grafik entah apa itu.
"Mau apa kamu bekerja? Mending di rumah sama anak-anak kita."
"Aku takut bosan, Bang."
"Kamu akan repot kalau bekerja. Dan rutinitas kantor juga akan membuatmu bosan. Kalau bermain sama anak-anak yang lucu, aku yakin kamu nggak akan bosan. Lihat saja kakakmu itu sama bayinya," terang Satria masih belum lepas memandangi layar ponselnya.
"Kak Reni sesekali ke kafe juga kok. Memantau pegawainya. Sedang aku? Kamu sukses membuatku jadi manusia lontang lantung di sini."