Axel menatapku. Jelas dia ingin mengatakan sesuatu. Aku mencoba menunggu. Apa yang akan dia katakan itu terlalu berat, sehingga dia kesulitan melakukannya?
Beberapa kali juga Axel terlihat menghela napas. "Re."
Aku masih menunggu dengan sabar. Dan lagi-lagi dia menarik napas.
"Re, gue minta maaf kalau selama ini bikin lu nggak nyaman dan jadi sebab masalah antara lu sama suami lu. Gue janji itu nggak akan terjadi lagi."
Aku nggak berniat menyela ucapannya, karena aku tahu dia masih ingin bicara.
"Maafin gue yang nggak sadar-sadar kalau lu itu milik orang. Gue juga nggak tau, kenapa perasaan gue ke lu bisa sedemikian dalam. Sampai-sampai gue pernah berpikir mau membawa lu pergi. Tapi, sekarang gue sadar kok sepenuhnya. Kebahagiaan lu lebih penting.
Mungkin, ini adalah terakhir kalinya gue nemuin lu. Gue nggak akan ganggu lagi kehidupan lu. Dan gue cuma bisa berdoa buat kebahagiaan lu dan keluarga lu. Maafin gue ya, Re."