Mungkin aku memang bodoh. Melupakan bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa. Juga melupakan pepatah lama serapat-rapatnya kita menyimpan bangkai, akhirnya akan tercium juga. Meskipun aku membenarkan tindakanku, tapi tidak dengan suamiku. Oleh karena itu, tanpa sepengetahuannya dan secara diam-diam di belakangnya, aku melakukan hal yang tidak mungkin dia setujui itu.
Sekarang, saat dia akhirnya tahu apa yang sudah aku lakukan, duniaku seolah berhenti berputar. Aku mengigil. Aku takut. Aku sakit. Aku salah.
"Astaga, Rea!"
Seseorang berseru panik dan meraih kedua lenganku dari belakang. Aku tahu itu suara Axel.
"Apa yang terjadi?" Dia membantuku berdiri. Aku pasti terlihat kacau. Tapi aku nggak peduli.