Aku menatap Axel sejenak. Nggak mungkin kan dia mencurigai Mas Dika?
Aku menekan lantai satu untuk menuju lobi. "Lu nggak lagi mencurigai Mas Dika kan?"
"Meskipun kemungkinan itu ada, tapi yang lain juga memiliki kemungkinan yang sama," jawab Axel kalem. "Setiap yang ada di bagian keuangan, memilik potensi itu." Dia menatapku tersenyum.
Astaga, aku sampai lupa kalau ada sesuatu yang aku temukan siang tadi. "Pak, gue nemuin pengeluaran kas yang janggal. Dan anehnya, itu langsung di-acc oleh kepala bagian keuangan yang dulu."
"Benar kah?"
"Gue juga menemukan jurnal penyesuaian yang tidak seimbang dengan data di lapangan."
"Rea, sepertinya malam ini kita akan lembur."
"Sorry, Pak. Gue ngantuk, capek mau molor," tolakku langsung.
Axel berdecak. "Ini perintah atasan, Rea."
"Bodo amat, Pak." Pintu lift terbuka dan kami keluar.
"Lembur di unit gue gimana? atau di tempat lu deh."
"Enggak."
"Terus di mana? Hotel?"