Kak Reni terbahak. Dia paling tahu seleraku berbusana. Sementara di dalam sini, kebanyakan model gaun ala-ala princess. Kakek memang niat banget membuatku layaknya princess.
"Kenapa nggak kamu coba aja sih, Dek? Ini branded semua loh. Bukan sembarang koleksi. Daripada kamu pake baju-baju busukmu itu," ujarnya menyisir gaun-gaun yang tergantung rapi.
"Itu bukan busuk,Kak. Tapi nyeni. Ah kakak mah. Kalau kakak mau itu, pake aja, Kak."
"Nggaklah, ini punya kamu."
"Aku juga nggak tahu, Kak. Tahu-tahu pas pindah ke sini gaun-gaun dan semua yang ada di sini sudah tersusun rapi di tempatnya masing-masing. Aku rasa ini memang disediakan untuk kakak deh. Kan awalnya yang mau menikahi Satria kakak."
"Jadi, kamu nggak pernah nyoba pake ini?"
"Kalau gaun sih jarang. Tapi kalau baju-baju casual aku masih mau pake."