Sepanjang jalan aku merepet, menggumam tak jelas. Bertemu mahluk-mahluk aneh tadi bikin kepalaku sedikit oleng. Sumpil, mereka itu kayak orang yang nggak ada kerjaan. Fans, haters, apalah banget. Aku berjalan semakin cepat menyusuri koridor. Semoga nggak ada anak usil yang menemukanku sedang berada di ruangan Mas Ardan nanti. Ketika sudah dekat kantor Mas Ardan, orangnya ternyata sedang berbicara di luar ruangan dengan Pak Pambudi, dosen pengantar manajemen. Aku berjalan pelan mendekati mereka.
"Siang, Pak."
Keduanya menoleh mendapati sapaanku. "Rea, kamu sudah datang?"
Pak Pambudi yang ikut menoleh bertanya. "Asistenmu ya, Pak Ardan?"
"Iya, Pak."
"Wah, dapat asdos cantik gini mah pekerjaanmu jadi cepat kelar. Udah dosennya ganteng, dapat asisten cantik pula. Klop lah kalian."
Heh? What did he say? Klop apanya? Jangan ngada-ngada dong. Di sini banyak telinga, Pak. Setan dalam hatiku meronta.