Giana merasakan air hangat yang mengalir dari shower di atas kepalanya, membasuh tubuhnya yang terasa lengket dan tidak nyaman, memberikan energy baru padanya.
Hanya saja, semakin dia merasakan rasa nyaman ini dan pikirannya semakin jelas mengingat apa yang telah terjadi semalam, maka semakin tidak nyaman hatinya.
Sial!
Kebodohan apalagi yang telah kau lakukan Giana?!
Giana merutuki dirinya, membenturkan kepalanya ke dinding bathroom yang berwarna putih, tapi rasa sakit itu tidak dapat mencegah bayangan- bayangan Dillon. Tidak bisa mengusir sosoknya yang menekan dirinya semalam, ataupun bagaimana pria itu menyentuhnya dengan sedikit kasar.
Giana mengertakkan giginya karena bukan hanya kepalannya yang mengingat kejadian itu, tapi juga tubuhnya.
Giana merasa dapat membayangkan bagaimana Dillon menyentuh tubuhnya dengan jari- jarinya yang kasar dan dirinya tidak dapat memungkiri kalau dia menikmati itu semua...
SIal!