"Zia, kita butuh bicara sebentar," Aidan menarik lengan Zia ketika gadis itu berjalan melewati dirinya, ke arah sudut sepi yang tidak terlalu sering dilalui oleh orang- orang.
Melihat Aidan, Zia membelalakkan matanya untuk protes, tapi cengkeraman pria itu di lengannya begitu kencang sehingga tidak memungkinkan dirinya untuk melepaskan diri tanpa menimbulkan keributan.
Dan menimbulkan keributan di tempat seperti ini, dimana dirinya akan memancing pertanyaan mengenai hubungan yang ada di antara dirinya dan Aidan, tentu saja itu bukanlah hal yang dia inginkan untuk terjadi.
Maka dari itu, dengan sedikit terpaksa, Zia mengikuti Aidan ke arah balkon dan membiarkan pria itu memojokkan dirinya di sana.
"Aku merindukanmu." Dan tanpa peringatan lebih dulu, Aidan melekatkan bibirnya dengan Zia, menciumnya dengan penuh emosi, hingga wanita itu tahu betapa dirinya merindukan dia.