Hailee tidak bermaksud untuk membuat Ariana jatuh tersungkur dalam posisi yang sama sekali tidak anggun dan mempermalukannya lebih jauh, maka dari itu, setelah dia mendorongnya, Hailee menarik tangan Ariana untuk menyelamatkannya.
Dia memegang pergelangan tangan Ariana dan bahunya untuk membantunya berdiri dan menyeimbangkan pijakan kakinya di atas high heel- nya yang tinggi.
"Kau tidak apa- apa?" tanya Hailee dengan nada santai.
Tentu saja pertanyaan Hailee ini merupakan sebuah cemoohan. Bagaimana bisa dia bertanya kalau Ariana tidak apa- apa setelah dia berusaha mendorongnya dan lalu menyelamatkannya, seolah Ariana hanyalah mainan yang menarik baginya.
Ariana benar- benar marah, dia sangat ingin mencakar wajah Hailee yang tengah tersenyum padanya.
"Mrs. Zeline!" Ariana berteriak pada Elvina sambil menuding Hailee dengan kukunya yang berwarna merah. "Kau lihat kan, apa yang dia telah lakukan padaku!?" serunya dengan gusar. "Dia akan mencelakaiku!"
Namun, tepat pada saat itu, sebelum Elvina dapat menanggapi protes dari Ariana, wajahnya terlihat terkejut dan dia tergesa- gesa berjalan ke arah Hailee and Ariana, tapi bukan ke dua orang tersebut tujuannya.
"Mrs. Lamos," sapa Elvina dengan sangat sopan. "Mrs. Tordoff."
Bukan hanya Margaretha Lamos yang berada di sana, tapi Lis Tordoff juga ada di sampingnya. Siapa yang tidak mengetahui mengenai ke dua orang tersebut? Persahabatan di antara keduanya sudah sangat dikenal ke seantero kota A ini.
"Ada keributan apa ini?" tanya Margaretha, menatap managernya, lalu Ariana dan Hailee.
Margaretha Lamos tidak lebih tinggi dari Lis Tordoff, walaupun dia mengenakan sepatu boots putih dengan heel beberapa senti. Sang designer mengenakan mini dress berwarna silver yang menutupi hingga separuh bagian pahanya dan mengenakan outer yang senada dengan boots yang dia kenakan.
Wajahnya terlihat cantik walaupun dia tidak lagi muda dan aura yang mengelilinginya sangat sulit untuk diabaikan begitu saja.
Kedua wanita ini memiliki aura dominan yang kuat dan ini mampu membuat bisikan- bisikan dari orang- orang di sekitar mereka yang bergosip ketika melihat keributan yang terjadi, menjadi terdiam dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Mereka tampak penasaran akan tindakan apa yang Margaretha Lamos ambil.
Lagipula, melihat Margaretha dan Lis berada di tempat yang sama secara langsung seperti ini, merupakan momen langka, karena mereka terbiasa menghadiri pesta yang kebanyakan tertutup untuk public atau melakukan pertemuan di tempat- tempat khusus yang tidak mengizinkan orang lain untuk mendekati mereka begitu saja.
"Mrs. Lamos, Mrs. Tordoff." Ariana buru- buru memperkenalkan dirinya dan sikapnya segera berubah seratus delapan puluh derajat dari sikap yang dia tunjukkan pada Hailee. "Saya adalah Ariana dari keluarga Bell." Ariana tersenyum sangat manis pada kedua wanita di hadapannya. "Senang bertemu dengan kalian berdua. Terakhir kali kita bertemu adalah tiga bulan lalu, saat peresmian cabang dari sang Diva yang baru."
"Aku tahu siapa kau," jawab Margaretha Lamos segera dan hal ini membuat Ariana terlihat jauh lebih berbinar- binary lagi.
"Oh, aku senang kau masih mengenaliku, Mrs. Lamos." ucap Ariana dengan riang, terutama ketika dia melihat Lis Tordoff tersenyum padanya.
Ck. Ck. Ck. Apakah ini yang disebut manusia bermuka dua? Hailee membatin dalam hati. Tidak habis pikir bagaimana Ariana sama sekali tidak malu saat melakukannya.
"Ada masalah apa ini?" tanya Lis dengan tidak sabar, dia menatap Hailee yang kini menundukkan kepalanya, berusaha menghindari menatap langsung ke matanya.
"Mrs. Tordoff, ini sebenarnya bukanlah masalah yang besar," ucap Ariana kembali, nada suaranya terdengar begitu manis dan lembut, seolah dia adalah seorang protagonist yang telah disakiti oleh sang tokoh antagonis.
Sungguh memuakkan.
Lis mengangkat alisnya, mengindikasikan untuk Ariana menjelaskan lebih lanjut.
Dan sudah bisa ditebak, Ariana dengan lancar menceritakan semuanya, menambahkan beberapa sudut pandangnya sendiri yang membuat Hailee terlihat buruk di mata mereka berdua. Bukan hanya itu saja, Ariana bahkan meminta persetujuan Elvina.
"Dia tadi mendorongku hingga hampirt terjatuh, bukan?" tanya Ariana, menatap Elvina yang mengangguk, karena memang seperti itulah kenyataannya, walaupun Ariana meninggalkan bagian penting dimana dia akan menampar Hailee.
"Iya, benar," jawab Elvina. Mempertahankan customer seperti Elvina jauh lebih menguntungkan menurutnya, daripada Hailee yang tidak diketahui berasal dari keluarga mana dan bukan dari kota A.
"Tapi, tidak apa- apa… aku sudah memaafkannya," ucap Ariana kembali, memandang Lis Tordoff dengan penuh kekaguman.
Siapa yang tidak mengenal Lis Tordoff? Apalagi putra pertamanya; Ramon Tordoff. Rumor terakhir yang Ariana dengan adalah; Lis tengah mencari wanita yang tepat untuk disandingkan dengan putra pertamanya tersebut.
Dan mungkin saja setelah pertemuan ini…
Pikiran Ariana membayangkan hal- hal yang sangat jauh, tapi dia harus kembali menatap realita ketik Lis membuka mulutnya dan bertanya.
"Kalau dia mendorongmu, lalu kenapa kau tidak jatuh?" tanya Lis, dia menilai penampilan Ariana yang terlihat baik- baik saja.
"Ah, itu…" Ariana baru akan mencari- cari alasan, ketika Lis justru bertanya pada gadis yang telah bertengkar dengannya tadi.
"Hailee, apa benar yang dia katakan tadi?" tanya Lis pada Hailee.
Mendengar namanya dipanggil, Hailee mengangkat kepalanya dan balas menatap Lis sebelum akhirnya dia mengangguk.
"Aku memang mendorongnya, tapi aku melakukan itu karena dia akan menamparku," ucap Hailee dengan jujur. "Lagipula aku tidak benar- benar mendorongnya, karena setelah itu, aku menolongnya dengan menahan tubuhnya hingga dia tidak terjatuh."
Mendengar Hailee dan Lis saling mengenal satu sama lain, tidak hanya membuat Ariana dan Elvina tercengang, tapi juga beberapa orang yang berada di sana mulai bergosip satu sama lain, mempertanyakan apa hubungan antara Lis dan gadis itu.
"Jadi, dia akan menamparmu?" tanya Lis, kali ini dia mengalihkan pandangan matanya dengan tajam ke arah Ariana yang terlihat salah tingkah.
"Tidak, tidak… bukan begitu." Ariana mencoba mengelak.
Namun, Hailee yang melihat kalau Lis akan berpihak padanya, tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan emas ini, dia melangkah mendekati Lis dan berdiri sangat dekat dengannya, lalu dengan sengaja, dia memanggil Lis dengan sedikit nada manja dalam suaranya, seolah dia baru saja dibuli oleh Ariana dan Elvina.
"Ibu, dia tidak mengizinkan aku duduk di kursi itu," Hailee menunjuk Elvina. "Dia bilang; aku tidak boleh duduk di sana karena aku bukan berasal dari kota A dan aku tidak memiliki latar belakang keluarga yang pantas untuk duduk disana."
Suara Hailee begitu pelan, seperti seorang anak yang telah disalahkan oleh sesuatu yang tidak dia lakukan.
Memangnya hanya Ariana saja yang dapat melakukan hal ini? Tentu saja Hailee, yang cepat tanggap dan beradaptasi, dapat melakukannya juga dengan baik.
"Tidak pantas?" Lis memicingkan matanya.