Hailee merasa tubuhnya kaku dan ujung- ujung jarinya menjadi kebas, bahkan nafasnya sendiri kini memburu.
Lupakan mengenai Roland Dimatrio, keluarga Tordoff jauh lebih memiliki kuasa daripada keluarga jaksa wilayah itu dan apabila Hailee mengambil sisi buruk dari para Tordoff, entah apa jadinya hidupnya nanti.
"Ada apa ini?" Lis menatap Ramon dan Hailee secara bergantian, kebingungan sangat terukir jelas di sorot matanya. "Ramon, masa kamu lupa dengan kekasihmu yang sudah selama dua tahun ini kamu sembunyikan?" Lis membelai wajah putranya, tapi Ramon menepis tangan ibunya dan menatap tajam pada Hailee.
Di kesehariannya, Ramon memang jarang sekali berinteraksi dengan orang- orang yang dia anggap tidak memberikan benefit ke perusahaannya. Orang- orang yang dia anggap hanya akan menghabiskan waktunya dengan sia- sia, bahkan tidak akan mendapatkan lirikan sama sekali dari bachelor muda ini.
Maka dari itu, ketika dirinya melihat Hailee, yang notabene- nya adalah orang asing, berada di dalam kamarnya, Ramon bersikap sangat defensive.
"Kekasih? Dua tahun?" Ramon mengerutkan keningnya semakin dalam dan Hailee dapat merasakan seluruh tubuhnya gemetar ketakutan.
Bagaimana mungkin dia mengelak kalau situasinya sudah seperti ini?
"Se… sebenarnya…" entah ini adalah keputusan yang tepat atau tidak, tapi mungkin kalau Hailee berkata jujur, Ramon dan Lis mau mengerti keadaannya yang sesungguhnya dan akan melupakan masalah ini.
Lagipula, Hailee kan tidak menyakiti Ramon dan tidak memiliki niatan buruk padanya, Hailee juga telah menunggui Ramon semalaman suntuk, jadi sebenarnya, tidak ada kerugian berarti yang Hailee timbulkan.
Ramon pun seharusnya masih belum sadarkan diri, Dokter berasumsi, butuh dua atau tiga hari lagi bagi pewaris Tordoff ini untuk sadar.
Dua, tiga hari merupakan waktu yang cukup bagi Hailee untuk mencari celah, melihat situasi dan melarikan diri lagi dari orang- orang Roland Dimatrio.
Sayangnya, kenyataannya berkata lain.
Namun, sebelum kejujuran itu sempat terlontar dari bibir Hailee, pintu terbuka kembali terbuka dan menampilkan sosok, yang lain dan tak bukan, Lexus Tordoff, adik dari Ramon.
Tatapan matanya yang hidup, jatuh pada sosok kakak dan ibunya seraya sebuah senyum lebar dan jahil merekah di wajahnya.
"Kak!" dia segera mengambil langkah panjang dan tergesa begitu melihat Ramon sudah sadar, dengan sedikit mendorong ibunya ke samping, dia memeluk Ramon sambil tertawa. "Kau sudah sadar! Luar biasa! Bagaimana rasanya mengalami kecelakaan mobil?!"
Pertanyaan terakhir itu mendapatkan pukulan di punggung dari ibunya, tapi beliau terlihat jauh lebih relax dengan keberadaan Lexus di sana.
"Kau harus mencobanya untuk tahu bagaimana sensasinya." Ramon balas memeluk adiknya itu. Kali ini, dia terlihat jauh lebih baik dalam menanggapi Lexus.
"Hahaha… tidak, tidak." Lexus menggelengkan kepalanya dan bergidik. "Akan ada banyak orang yang bersedih kalau aku terluka." Dia lalu melepaskan pelukannya dan mengedipkan sebelah matanya pada Ramon, seolah berkata; kalau tidak akan ada banyak orang yang menyesal kalau kejadian yang sama menimpa Ramon.
Dengan itu, Lexus mendapatkan pukulan di bahunya, yang disambut dengan tawanya yang khas, lalu kemudian, fokusnya beralih pada Hailee yang tengah berdiri kaku di kaki ranjang. Tampak ketakutan dan sedikit pucat.
"Jadi," Lexus menyentuh dagunya sambil mengamati Hailee. "Jadi ini adalah kakak iparku?" dia menyeringai, lalu menghampiri Hailee dengan langkah- langkah cepat.
Hailee terlalu terkejut untuk dapat mengelak tepat waktu, karena di detik berikutnya, tubuhnya sudah berada dalam pelukan Lexus, dia memeluknya begitu erat dan hangat.
"Senang akhirnya aku bisa bertemu denganmu!" seru Lexus, dari suaranya yang ringan, Hailee tahu kalau Lexus tulus saat mengatakan kalau dirinya senang bertemu dengan calon kakak iparnya, pada akhirnya.
Tapi…
Hailee bukan calon kakak iparnya!
Dan itu merupakan masalah besar yang harus Hailee luruskan.
"Tidak, tidak… sebenarnya…" Hailee tergagap, berusaha menyanggah ucapan Lexus, tapi pria itu tidak mau mendengarkan dan malah melepaskan pelukannya.
"Coba aku lihat calon kakak iparku ini!" Lexus menggenggam bahu Hailee dan meletakkannya sejauh lengannya agar dirinya dapat mengamati Hailee lebih jelas.
"Tunggu sebentar…" Hailee kesulitan menemukan kata yang tepat, jantungnya berdegup lebih kencang, dalam situasi seperti ini, lidahnya terasa kelu.
"Hmm…" Lexus bergumam penuh penilaian, dari sorot matanya, sepertinya dia tidak setuju dengan apa yang tengah dia lihat. "Sepertinya kita bisa melakukan shopping spree dalam waktu dekat kalau kondisi kakakku masih belum memungkinkan untuk mengajakmu berbelanja."
"Tidak, begini…" tapi, kali ini kata- kata Hailee terpotong oleh seruan Ramon.
"Siapa dia sebenarnya!?" raung Ramon dan ledakan amarahnya ini membuatnya memegang kepalanya yang berdenyut menyakitkan.
"Kak?" Lexus menatap kakaknya sambil mengerutkan kening. "Masa kau lupa dengan kekasihmu sendiri?"
Bukan hanya pada ibu mereka saja Ramon merahasiakan keberadaan wanita ini, bahkan Lexus saja tidak tahu identitas asli kekasih Ramon. Kakaknya memang sangat luar biasa dalam hal menjaga kerahasiaan dan hal- hal yang bersifat privacy.
"Ramon, ada apa? Apa kamu lupa dengan Hailee? Kalian sudah menjalin hubungan selama dua tahun." Lis keheranan melihat reaksi Ramon. Putranya ini seolah- olah sama sekali tidak mengenali Hailee.
"Aku tidak mempunyai kekasih." Geram Ramon. "Kalau kalian berpikir rumor yang berkembang mengenai hubunganku dan Alyssa adalah benar, maka kalian salah besar."
Walaupun Ramon tidak berteriak, tapi suaranya yang dalam dan berat mengindikasikan kalau dirinya benar- benar gusar dengan tingkah orang- orang di sekitarnya.
"Alyssa?" Lexus dan Lis saling tatap sambil mengucapkan nama yang sama.
"Lho? Masalah Alyssa kan sudah selesai," gumam Lexus bingung.
Lis lalu menuangkan segelas air mineral ke dalam gelas dan memberikannya pada Ramon, seraya membantunya duduk. "Coba minum dulu."
"Apa maksudmu sudah selesai?" Ramon mengerutkan dahinya setelah meminum hampir segelas penuh. "Keluarga Ashford akan membayar semua kegaduhan yang mereka buat."
"Hha?" Lexus mengerjapkan matanya dengan tidak mengerti, dia lalu menatap Hailee yang sama bingungnya.
Hailee benar- benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga ini, tapi sepertinya mereka semua tidak berada dalam pemikiran yang sama sekarang.
"Tapi, kak…" Lexus berkata ragu- ragu. "Kasus mengenai skandalmu dan Alyssa itu sudah terjadi empat tahun lalu dan kau sudah membereskan masalah itu dengan sedikit… brutal." Putra kedua Tordoff itu meringis ketika dia mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Empat tahun lalu?" Ekspresi Ramon kini seperti seseorang yang baru melihat dunia untuk pertama kalinya.
Tepat pada saat itu, seorang Dokter dan dua orang suster masuk atas panggilan yang dilakukan Ramon tadi.
"Iya, itu kejadian empat tahun lalu… keluarga Ashford sudah tidak lagi berkuasa di Central Distrik. Kau memastikan akan hal tersebut," ucap Lexus. "Masa kau lupa?"
Di sisi lain, Ramon menatap Lexus dengan tajam. "Jangan bercanda."