Seperti yang kuduga, scarlet menyukai kiki. Hana yang memberitahunya.
Scarlet sudah lama menyukai kiki, tapi ia tak berani menyatakannya. Hana bertanya padaku, apa kiki punya kekasih atau tidak.
Jelas kujawab iya, tapi aku juga memberitahunya kalau hubungan itu hanya pura-pura. Entah apa motif dibalik hubungan pura-pura mereka.
Hana memintaku untuk membantu scarlet agar bisa dekat dengan kiki. Hmm... Boleh juga. Jadi aku menerima permintaannya, demi adikku dan aku.
Pertama-tama, kumasukkan scarlet ke kelas belajar tempat kiki. Dengan begitu, mereka akan sering bertemu dan mengobrol mungkin.
⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇
Sekolah seperti biasanya, tak ada yang menarik.
Sebelum pulang, aku diminta untuk memeriksa tugas kelas lain oleh guru. Aku mengerjakannya diperpustakaan, sepi memang.
Karena sudah selesai dan aku malas untuk pulang cepat, kuputuskan mencari novel untukku baca disini. Aku menyusuri setiap raknya.
Tapi saat aku menyusuri rak paling belakang, kudengar ada suara aneh dibalik rak ini. Aku mengintipnya dari sela-sela buku yang ada, mencari tau suara siapa itu.
Aku terkejut saat melihatnya. Disana ada pamela yang sedang berciuman dengan laki-laki lain. Tangannya tampak membuka celana laki-laki itu.
Mereka sama-sama menikmatinya. Aku memang tidak menyukai pamela, tapi bukan berarti aku tak terkejut.
Sebelum mereka sadar ada aku disini, aku segera pergi sambil membawa buku-buku tugas yang sudah kuperiksa.
Aku pulang dengan terburu-buru.
Saat sudah jauh dengan sekolah, aku mengirimkan pesan pada pamela. Kuputuskan mengakhiri hubunganku dengannya.
Benar apa yang jezabel katakan, pamela tidak baik untukku.
Tampaknya pamela tidak memedulikan pesanku karena sibuk bercinta dengan orang lain. Menjijikkan.
Hufft... Aku lelah dan mengantuk.
Entah perasaanku saja atau bagaimana, aku merasa ada orang yang mengikutiku. Apa penguntit yang waktu itu? Kupikir dia sudah berhenti mengikutiku.
Aku berjalan cepat agar dia sulit mengikutiku.
Seseorang lewat dan berhenti didepanku. Orang itu tampak memakai pakaian olahraga pendek dan sepedah.
"Kau memang mudah marah ya? Aku bisa menjelaskannya! Jadi cepatlah naik!" Jezabel! Iya, itu jezabel!.
Aku berakting marah agar bisa menipu si penguntit.
"Sudah kubilang! Dia hanya temanku! Naiklah!" Ujar jezabel.
Akhirnya aku naik dan duduk di kursi belakang. Jezabel menjalankan sepedahnya dan menyebrang jalan.
"Aku antar ke rumahmu!" Ujar jezabel datar.
Kutunjukkan jalan ke rumahku padanya.
Tak perlu waktu lama, kami sudah sampai dirumahku. Aku mempersilahkan dia untuk masuk, dia hanya mengangguk dan berjalan mengikutiku ke dalam.
"Aku pulang!" Kataku sambil membuka sepatu.
"Selamat datang!" Itu grace.
"Temanmu?" Tanya hana yang mendatangiku. Aku hanya mengangguk.
Hana membawanya masuk. Pakaian olahraga yang jezabel pakai, itu cocok padanya. Pakaian itu memperlihatkan tubuhnya yang ideal dan kulitnya yang putih.
Hana, grace, dan scarlet tampak mengobrol bersama dengan jezabel. Semoga saja dia tidak ditanyai mengenai kekasihnya, karena aku tidak memberitahu hana siapa kekasih pura-puranya kiki.
Aku menyiapkan puding mangga dan susu putih untuk semua.
"Apa kau punya pacar?" Tanya grace penasaran. Aku tidak bisa menghentikannya, mereka pasti curiga. Tak apa, biarkan saja.
Kulihat jezabel mengangguk. "Perempuan secantik jezabel mana mungkin tidak punya! Jadi... Siapa pacarmu? Dia pasti juga sangat tampan!" Hana penasaran.
"Kiki, temannya lingkar!" Jawab jezabel. Sudahlah, toh lambat laun juga mereka akan tau siapa kekasih kiki.
"Benarkah?! Kak kiki yang sering kemari? Kalian sangat cocok! Tampan dan cantik!" Seru grace. Scarlet diam membisu.
"Kiki?" Tanya hana memastikannya. Jezabel mengangguk.
"Bagaimana bisa?" Tanya scarlet pelan.
"Awalnya kami hanya berpura-pura! Tapi kiki memintaku jadi kekasih aslinya!" Oh tuhan! Benarkah?! Jadi sekarang mereka benar-benar berpacaran?!.
"Begitu..." Scarlet menanggapinya dengan murung.
"Terlihat jelas kalau kau menyukainya! Tapi aku pemiliknya sekarang!" Ujar jezabel datar pada scarlet. Dia tau?!.
"A-aku tidak menyukainya!!" Bantah scarlet tapi kemudian dia malah menangis.
"Maaf! Aku memang kasar dan selalu berterus-terang! Aku tau aku menyakitimu!"
"Jadi aku minta maaf!" Lanjut jezabel tanpa mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Jika itu kak jezabel... Bagiku itu tak masalah! Kau tak akan menyakitinya 'kan?"
"Tidak!"
"Aku memaafkanmu!"
Setelah itu, untuk memperbaiki keadaan yang sedang canggung, aku membawakan puding dan juga susu pada mereka.
Scarlet bertanya ini itu mengenai kiki pada jezabel. Jezabel terus menjawabnya tanpa ragu. Mereka malah akrab dan scarlet terlihat lega.
Jadi tidak berhasil?!.
Ah sialan!.
"Ngomong-ngomong... Aku kebetulan bertemu dengan lingkar! Pertama kali kami bertemu itu dihalte bis, kemudian yang kedua kalinya lingkar bersama hana!"
"Dulu kami bertemu karena kakak kalian sedang diuntit, aku hanya membantunya! Kupikir setelah lingkar pulang bersama hana, penguntit itubakan berhenti!"
"Tapi tidak! Aku barusaja menyelamatkannya lagi dari penguntit! Karena lingkar itu bodoh! Jadi aku mencari tau mengenai penguntit itu! Yang kutau nama penguntit itu Siska, sekolahnya tepat didepan sekolah kita!"
"Tolong jaga kakak kalian! Dia merepotkanku!"
"Ini sudah malam, aku harus pulang! Terimakasih makanannya!"
Jezabel bicara panjang lebar dengan lancarnya, ini pertama kali aku dengar dia bicara sebanyak itu. Tapi ini jadi masalah.
Adik-adikku jadi khawatir dan menatapku marah karena tidak pernah menceritakan hal itu. Jezabel malah masa bodoh dan segera bersiap untuk pergi.
"Terimakasih!" Tahan scarlet sebelum jezabel benar-benar pulang.
"Untuk?"
"Terimakasih sudah menyelamatkan kakakku! Selanjutnya serahkan saja pada kami!"
"Tak perlu berterimakasih!"
"Emm... Boleh kuminta id line mu?"
"Ksuhaya!"
Jadi id line milik jezabel itu ksuhaya? Dia pakai nama siapa?.
Setelah itu jezabel pulang.
"Sudah berapa lama sejak kau diuntit huh?!" Tanya hana marah padaku. Grace dan scarlet juga mengepungku. Tentu kuceritakan. Aku juga memperlihatkan foto dan video yang waktu itu jezabel berikan.
⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇