Normal Pov
10 tahun kemudian
"Arg!sial!sial! Kenapa juga harus si Bima yang menang sih!?"
"Udah lah Bram,mau gimana lagi?Lo sama bima pintaran dia lah"
"Diam Lo!"
Penuh amarah dan kekesalan seorang remaja pria berseragam SMA merutuk dan mengumpat karena kekalahannya saat melakukan uji pintar atau bisa disebut cerdas cermat yang berhadiah besar karena siapa yang menang akan dikirim ke malaysia untuk study tour bersama guru
Bima,memanglah musuhnya sejak dulu karena dia selalu saja kalah apabila Bima disekitarnya,itu sebabnya dia membenci Bima.apalagi sejak kecil dia selalu saja direndahkan Bima dan sering di bullynya maka kebencian itu pasti menumpuk dihatinya hingga saat ini
"Sedang merutuki kebodohanmu ya?hahaha"
Suara tawa yang memanaskan telinganya membuat langkah Bram berhenti ketika dia berjalan menuruni tangga dia melihat seseorang berjubah hitam yang menutupi tubuhnya hingga kepala dan masker hitam diwajahnya hingga sulit untuk dilihat kini berada dihadapannya
"Siapa Lo!?" tanya Bram tidak santai,karena dia sedang dalam keadaan tidak stabil
"Tidak perlu tahu,karena kehadiranku disini untuk membantumu keluar dari masalahmu.."
"Berhenti bicara omong kosong!Gue gak mood buat bercanda!"
Terdengar suara tawa dari Bibirnya"Bima pratama anak dari pengusaha kaya yang mengandalkan segala cara agar dapat memiliki apapun sedang kau hanya seekor lalat tak berguna hahaha!menarik.."
Merasa dihina Bram pun terpancing emosi"Bacot Lo!Siapa Lo hah!?dari suara Lo pasti cewek kan!Sini Lo!"
Sentaknya hendak menarik Hoodie panjang itu namun tidak berhasil karena serangannya mudah ditangkis
"Tenang teman,Tenangkan dirimu.okay?" Katanya melipatkan kedua tangannya"Panggil saja aku X karena dengan begitu aku bisa mewujudkan keinginanmu"
Bram mengeryit bingung tak mengerti,dia mulai was was jika orang didepannya adalah seorang psycho seperti joker yang ditontonnya kemarin
"Kau tahu?Bima menggunakan cara licik untuk menang karena Sebenarnya nilai tes uji itu dimenangkan olehmu"
Lagi lagi Bram dibuat bingung olehnya,bagaimana sosok ini bisa tahu segalanya"Dari mana Lo tahu..?"
"Haha itu mudah kawan,yang jelas aku akan membantumu untuk membatalkan study Bima dan membuatmu menggantikan posisinya tapi dengan satu syara.."
Bima terdiam,menimang nimang pikiran di otaknya,dia bingung dan tak mengerti tapi dia cukup yakin jika Bima memang menggunakan cara licik untuk menang mengingat orangtuanya yang kaya raya tidak sepertinya
"Apa syaratnya?"
Pertanyaan itu mengundang senyuman smirk dari sosok tersebut yang tidak bisa dilihat oleh Bram"Baiklah ini mudah tapi sebelum itu katakan keinginanmu dan aku akan mengabulkannya"
"Keinginanku?"
"Ya,kau tahu Bima aslinya tidak sepintar itu dia hanya mengandalkan orangtuanya.kau ingin aku membuatnya malu didepan umum?aku bisa melakukannya dengan membongkar rahasianya"
Bram mengernyit keras,berusaha berfikir sebentar,dia merasa sosok berhoodie hitam panjang hingga menutupi kepalanya itu tahu banyak hal tentang Bima dan itu pasti menguntungkannya,begitulah pikirnya
"Aku ingin kau batalkan study tournya dan kau harus membuatnya malu didepan umum hingga tak satupun orang ingin mendekatinya!"
Dengan keyakinan Bram berucap,karena dia sudah lama membenci Bima yang selalu saja merebut sesuatu darinya dengan cara licik.karena itu dia semakin membencinya
"Ok..akan ku kabulkan tapi dengarkanlah syarat dariku Bram"
"Apa syaratnya?katakan saja.."
Sosok tersebut tersenyum smirk lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Bram dan berbisik pelan yang mampu membuat siapapun itu merinding"setelah ku kabulkan keinginanmu kau harus mencelakai Bima lalu menjadi anak buahku"
"What?" Bram yang terkejut mendorong kasar tubuh sosok tersebut dan menatapnya tajam"Kau gila?!bagaimana jika dia mati!?"
"Hey ayolah!Ini hanya permainan dan kau akan suka" Bagaimana bisa mencelakai seseorang disebut permainan? "Kau hanya perlu mencelakainya dengan cara sesuka mu,buatlah dia hingga kritis,parah atau bahkan kalo bisa sampai mati?hahaha.
Karena dengan itu tidak akan ada lagi sainganmu bukan?dan kau bisa ikut study tour ke malaysia.."
Bram berdecak dan mengusap kasar wajahnya,dia berfikir keras kemudian dengan separuh hati dia mengangguk karena dia pun ingin Bima enyah dari kehidupannya "Baiklah tapi kabulkan dulu keinginanku 'X'..."
Sosok tersebut tersenyum puas dan tertawa karena perkataan Bram"baiklah,lihatlah permainan akan segera dimulai.."
.
.
.
.
.
.
Seorang perempuan berseragam rapi berjalan dengan anggun memasuki sekolah dan berjalan disisi koridor bersama dengan sosok perempuan lagi yang tingginya tak jauh darinya
Setiap langkah keduanya mendapat perhatian dari banyak siswa yang terpesona dengan keanggunannya
Tapi tatapan seperti itu hanya membuat mereka risih,karena mereka tidak suka ditatap seperti itu dengan banyak orang apalagi oleh pria tentu saja membuatnya tidak nyaman
"Kak..kita kan murid baru tapi kenapa mereka natapnya kayak gitu ya?"
"Udah Dek,biarin aja nanti juga enggak.."
Perempuan yang lebib pendek hanya mengangguk paham lalu mendekatkan diri kepada perempuan yang lebih tinggi dan tak lain adalah kakak perempuan nya
"Kak itu kantornya dimana ya?"
"Mmm..dimana ya?tunggu sebentar coba kakak tanya dulu ya" Ujar perempuan yang berperan sebagai kakak terus merangkul sang adik untuk terus berjalan hingga langkah mereka terhenti ke salah satu sudut koridor dimana sosok gadis cantik,memakai jaket biru sedang berdiri bersandar pada dinding sambil membaca buku.gayanya terlihat cool tapi bisa disimpulkan jika gadis ini salah satu murid sekolah ini
"Permisi.." Sapanya ramah pada gadis tersebut yang hanya meliriknya sejenak
Lalu kembali fokus pada buku ditangannya
Keduanya saling melirik begitu mendapat respon aneh tersebut "Boleh tanya?dimana ya kantor guru sekolah ini?"
Saat bertanya tatapan keduanya bertemu,ada getaran tersendiri dihatinya begitu mereka saling berpandangan.seperti ada gejolak yang sudah lama tertahan kian membuncah
Gadis itu pun terlihat bingung dengan yang dirasakannya namun tetap saja tampang datar dan dingin tak terhapuskan di wajahnya saat ini.
"Ikuti" Hanya kata singkat itu yang keluar dari mulut gadis itu.Keduanya yang tak mengerti pun hanya mengekori dari belakang kemana pun gadis itu pergi
"Kak..ko orangnya jutek gitu sih?" Bisik adiknya yang terlihat kurang nyaman dengan gadis itu apalagi tatapan tajam dan dinginnya membuat tubuhnya merinding dan takut
"Sstt..jangan bicara gitu" Tegurnya karena dia takut perkataan itu menjadi masalah untuk mereka
Keduanya hanya terus nengekori gadis itu dari belakang sembari memperhatikan punggung tegap gadis itu.ada keganjalan dihatinya begitu melihat telinga kiri gadis itu atau lebih tepatnya daun telinga gadis itu sedikit sobek di ujungnya dan juga gadis itu menggunakan alat bantu dengar di telinga kanannya
"Ini ruangnya" Setibanya disana,sosok gadis itu langsung meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun
"Ish,jutek banget sih?"
"Zara..."
"Iyaiya kak Mel,cuman bercanda ko"
"Eh ini kantornya kan?" Keduanya sama sama melihat kedepan dan tersenyum kikuk kala tersadar jika sedari tadi mereka diperhatikan majelis dan staff guru
.
.
.
.
.
.
.
"Gue dengar hari ini kita kedatangan murid baru tapi sayangnya yang satu senior dan satunya lagi sekelas sama kita"
"Ohya?dua cewek cantik tadi ya?"
"Iya,asikk gak sabar Gue!"
Rentetan dan kehebohan terjadi disalah satu kelas yang terkenal nakal itu membuat bising bagi siapapun yang mendengarnya.sosok gadis berjaket biru dan berwajah datar tadi kini duduk disudut meja sambil menatap ke arah luar jendela
Pikirannya sedikit berputar pada dua sosok yang ditemuinya tadi,entah kenapa dia merasa salah satu dari mereka ada yang dikenalinya bahkan menimbulkan rasa aneh dihatinya
"Nabilah...!"
Panggilan itu membuat kepalanya otomatis memutar melihat ke pada gadis berambut sebahu yang kini duduk dihadapannya sambil membawa beberapa cemilan.karena guru yang sedang rapat dan waktu istirahat yang sudah dimulai para siswa menikmati banyak waktu luang untuk bermain
"Apa..?"
Gadis itu menyodorkan roti coklat berisi pisang dan satu cup susu coklat kepada Gadis berjaket biru yang tak lain bernama Nabilah
"Lo pasti belum makan kan?ini Gue traktir deh buat Lo"
Nabilah tersenyum kecil,setidaknya ada satu orang yang memperdulikannya setelah banyak nya masalah yang ia hadapi dulu
"Makasih"
Gadis itu mengangguk tersenyum lalu kembali mengunyah makanannya"Eh Gue demgar si Bima senior kita itu bakal study tour ke malaysia lho!keren habis!beda sama si Bram hahaha!"
"Heh!Lo kalo mau bicarain Gue depan orangnya donk!" Sentak pria bernama Bram yang tiba tiba ada disamping gadis tersebut
"Hehehe sorry Bram,habisnya ini kan kenyataan"
Bram mendengus kesal"Lihat aja nanti ya Study tour si Bima bakal dibatalin!dan Lo pada bakal kaget waktu tahu rahasia besar dia besok!"
Gadis tersebut berdecak kesal"Lo kalo iri tu bilang!udah sana hush!hush!"
Bram tersenyum sinis"Lo bakal malu punya idola kayak dia!"
"Pergi gak Lo!"
Nabilah terkekeh melihat pertengkaran Bram dan temannya itu dia hanya menatap datar kepergian Bram"Vin..gimana kalo yang dibilang Bram itu benar?"
"Apaan deh Bil,Lo percaya sama dia?"
"Bukannya gitu,itu hanya ekspetasi aku aja.."
"Gaklah,orang Bima itu baik,ganteng,tajir sempurna deh kayak Shani Jkt48 hehehe"
Nabilah tersenyum tipis namun kembali memasang wajah dinginnya"Ya aku harap begitu.."
"Eh tapi Lo tahu kan murid baru disekolah kita itu?"
"Hm.."
"Dikelas kita itu siapa ya namanya?lupa Gue..Err Zar-z-ZARA! Iya Gue ingat sekarang hahaha"
"Terus?"
"Kalo kakaknya itu jadi senior kita duh!Gue lupa namanya tapi yang jelas ada embel embel Mel--Arg siapa ya?"
Tanpa perduli Nabilah hanya menjawab sekedarnya dan sibuk menatap ke arah luar jendela.hawa dingin terus menyelimutinya bahkan tatapan tajam tak pernah luput darinya hingga beberapa merasa takut dengannya
"MELODY!"
DEG
seperti dihujami api,tiba tiba saja telinganya merasa tidak asik dengan kalimat yang diucapkan temannya itu,Matanya memanas bahkan tubuhnya bergetar seperti dulu,dia kembali kedalam masa lalu yang kelam bahkan sudah lama dihapusnya namun itu semua kembali terbuka lebar
"M-melody..?"
"Iya!Gue baru ingat kalo kakaknya si Zara itu namanya Melody!iya akhirnya Gue ingat"
Nabilah menggeleng pelan,kepalanya terasa sakit dan pening.dia berharap ini hanya ilusi dan mimpinya karena dia tidak pernah menyangka dan tidak pernah ingin bertemu sosok yang sudah lama ia benci tapi sekarang pun dia tidak menyadari jika sejak awal bertemu dengan sang kakak,Nabilah merasakan batinnya terguncang saat itu juga
"Nabilah Lo mau kemana!?" Teriakan Gadis tersebut tak digubris Nabilah yang berlari keluar kelas dengan peluh dan wajah pucatnya
Ini tidak mudah baginya
Sudah bertahun tahun Nabilah hidup sendiri dan sekarang dia kembali bertemu sosok yang dihindarinya?Rasanya Nabilah ingin memaki Melody karena telah berani hadir dihidupnya setelah kejadian di masa lalu yang tak bisa dilupakan Nabilah
Rasa sakit dan kebencian masih terbekas di memorynya dan tak kan pernah tergantikan oleh apapun karena sekarang luka itu kembali terbuka lebar dihatinya
"Kenapa? Kenapa harus hadir kembali?" Tidak!Nabilah tidak bisa membuat Melody kembali muncul dihidupnya karena sejak dulu dia sidah berusaha mengubur dalam nama tersebut dihatinya
Dia memang tidak tahu tujuan Melody ada disini tapi ketahuilah sisi lain dirinya tidak akan pernah membiarkan sosok yang dibencinya kembali hadir dikehidupannya
Tangannya terkepal,Nabilah benci situasi yang mengguncang ingatan dan batinnya untuk mengingat kembali masa lalu kelamnya selama ini.dia benci semua itu!
Karena terlalu terkejut hingga berlari keluar kelas,Nabilah tak menyadari jalan dan langkahnya hingga dia menabrak punggung seseorang hingga terjatuh
"Aw!"
Nabilah menatapnya tak berekspresi,meminta maaf pun enggan karena sosok yang ditabraknya adalah seseorang yang berusaha dihindarinya sejak lama
"Kamu?" Seseorang yang usai ditabrak itu menatap Nabilah bingung"Ah kamu tadi yang mengantat aku sama adik aku ke kantor guru ya?"
Nabilah menatap tajam kedua mata yang sudah lama tidak dipandangnya,dia bertanya-tanya apa kakaknya ini melupakannya?segitu mudahkan melupakannya?
"Hey!tunggu!"
Bukannya menjawab Nabilah justru melanjutkan langkahnya meninggalkan sosok tersebut yang kebingungan dengan kepergiannya barusan.dia tidak mengeryi dengan tatapan yang diberikan Nabilah padanya tapi seperti ada rasa sakit saat Nabilah menatapnya seperti itu
"Siapa dia?kenapa rasanya berbeda?" Lirihnya menatap sendu punggung Nabilah yang sudah menghilang dari pandangannya.
Mata itu
Tatapannya
Benar benar mengguncang hatinya,seperti terkoyak untuk mengingatkannya pada seseorang yang sudah lama ini dia cari
"Tidak,tidak mungkin dia Nabilah... Benar kan?" Batinnya bergemul dengan pikiran dan hatinya yang tak sinkron saat ini
"Kak Melody!aduh kakak kemana aja sih?aku cari juga"
Sosok yang bernama Melody itu tersentak dan menoleh kesamping kala tangan seseorang menyentuh bahunya sedikit keras
"Zara?maaf tadi kakak nyari kantin"
"Ooh..ohya kakak udah masuk kelas kakak?gimana rasanya?"
"Biasa aja,kakak juga udah punya teman namanya Veranda..kamu sendiri?"
"Udah kak,tapi ada yang bikin aku kaget tahu!"
"Apa?"
"Cewek jutek itu sekelas sama aku!"
Melody terpaku,terdiam bisu mengingat tatapan tajam dari gadis yang dimaksud Zara tadi dan tak lain adalah Nabilah
"Ohya?kamu berteman dengannya?"
"Ihh gak ah!jutek gitu.."
"Gak boleh gitu dek,ohya namanya siapa?" Pertanyaan itu dilontarkan dengan keraguan dihatinya yang mendalam bahkan ada rasa lain yang mengganggu hatinya
"Namanya ya?M-mm N-n-Aduh siapa ya?Arg iya!Namanya Nabilah!"
Deg
Melody terdiam di tempat,jantungnya berdebar kencang dan pikirannya berputar kembali pada masa lalu yang membuka luka itu semakin lebar dan meluas dihatinya