Memikirkan bagaimana ia bisa menjadi seperti ini membuat Sharon merasa gila, tadi setelah selesai menghubungi Aldera, dirinya menjadi teringat dengan sikapnya terhadap sang Ayah.
Mengingat itu Sharon langsung merasa menyesal, tetapi ia melakukannya demi saudara kembarnya sendiri. Laki-laki itu ingin adiknya tetap berada di Indonesia, meskipun hubungannya dengan San dalam waktu dekat ini tidak bisa diperbaiki, mungkin sebaiknya dirinya saja yang menyerah dan pergi ke Belanda.
Tiba-tiba perkataan Aldera tadi telepon terus saja terngiang ditelinganya, ia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa lagi selain memberikan segalanya kepada San,
Sharon memijit pangkal hidungnya sesaat, ia lalu memukul-mukul stir mobil sepanjang perjalanannya menuju ke Rumah sakit. Meskipun ini memang murni kesalahan San, tetapi tetap saja dirinya merasa bahwa ini karenanya.