Suasana yang sudah ramai membuatnya sedikit gugup. Kini, Ia sedang menghadap cermin dengan pakaian pengantin yang sudah melekat ditubuhnya. Dilihatnya wajah itu, raut yang bahkan tak bisa untuk menyunggingkan senyumnya walau hanya sebentar saja.
Menyadari bahwa pernikahan ini bukanlah keinginannya, apalagi sang mempelai wanita bukanlah dengan orang yang ingin dirinya jadikan pendamping hidupnya. Namun, keinginan sang Mama tak mampu dirinya abaikan lagi.
Ia tahu sampai kapanpun cintanya tidak akan pernah datang. Juga, keinginan sang Mama yang begitu mengharapkan dirinya untuk segera menikah. Ketukan pintu pun terdengar, tak lama munculah sosok Elena yang sudah rapi mengenakan dress putih yang begitu cocok ditubuhnya.
Kini wanita paruh baya itu tersenyum kearahnya, berjalan menghampirinya dengan anggun, tak lupa keangkuhannya yang masih begitu terlihat jelas.