Sejak rumah itu dibangun pemilik rumahnya, belum pernah ditempati hanya dibiarkan kosong begitu saja. Rumput-rumput liar tumbuh memenuhi halaman, lampu kecil menyala redup berwarna kuning tak pernah padam siang maupun malam. Konon menurut orang-orang, pada malam-malam tertentu atau tengah malam terdengar suara wanita menyanyi lalu tertawa. Sehingga jarang orang-orang berani lewat depan rumah kosong itu, menurut Pak Harso yang rumahnya tepat didepan rumah kosong juga mendengar suara wanita pada tengah malam.
Malam itu Pak Harso dan Bu Harso duduk didepan rumah, kebetulan cuaca cerah sinar bulan bersinar terang, mereka berbincang-bincang kesana kemari, tidak ada orang yang lewat depan rumahnya karena sudah malam. Tiba-tiba terdengar wanita menyanyi lalu tertawa terasa menakutkan, tampak wanita berambut panjang duduk di teras rumah kosong itu.
Pak Harso dan Bu Harso saling berpandangan,
"Kita kedalam rumah pak!" ajak Bu Harso kelihatan agak takut.
"Sebentar bu, kaki mu angkat ke atas kursi" jawab Pak Harso sambil memandang kearah rumah kosong, baru saja mereka berbicara wanita itu tidak terlihat lagi. Cahaya lampu di teras rumah kosong redup menguning, membuat suasana menakutkan, apalagi suara burung malam terdengar aneh menambah seram malam itu. Tidak lama kemudian suara mulai sunyi, udara mulai terasa dingin sekali malam itu, terlihat daun-daun bergerak-gerak ditiup angin malam, seperti gerakan seorang yang sedang menari "Ayo Bu! duduk diruang tengah saja!" Kata Pak Harso seraya berdiri. Bu Harso duduk diruang tengah sambil mengusap keringat diwajahnya, perasaan takut masih menyelimuti mereka. "Kalau Ibu sudang mengantuk, tidur dulu!" kata Pak Harso menyuruh Bu Harso istirahat. Dengan perasaan yang masih takut Bu Harso menjawab dengan singkat "Sebentar, Pak!" tiba-tiba mereka terkejut mendengar suara tertawa mengerikan diluar rumah kosong itu, "Iiiih...iiiih...iiiih" Pak Harso dan Bu Harso saling berpandangan. "Tenang, Bu!" kata Pak Harso menenangkan hati Bu Harso. Udara semakin dingin malam mulai larut suasana sepi dan sunyi.
Pak Rudi tetangga Pak Harso, suatu malam datang bertamu, biasa duduk dan berbincang-bincang dengan Pak Harso. Apalagi Pak Rudi suka berkelakar, sehingga ramai rumah Pak Harso, selain itu ia satu-satunya warga yang tak percaya hantu. Mereka terlihat asik bercerita dengan Pak Harso duduk di kursi depan. Untuk mengakrabkan dengan tetangga, Bu Harso membuatkan kopi enak serta kacang goreng.
Malam mulai terasa dingin, angin malam berhembus perlahan-lahan mengiring daun-daun terlihat menari-nari. Dengan tidak diundang tampak wanita berambut panjang, memandang mengerikan ke arah Pak Rudi dan Pak Harso, lalu suara nyanyian mengalun membuat rasa takut mulai terasa, tiba-tiba wanita itu tertawa menyeramkan.
Pak Rudi tak berkutik hanya duduk membisu tubuhnya gemetar,
"Tenang saja pak" kata Pak Harso sambil menghisap rokoknya
"Iya..ya..yak pak" jawab Pak Rudi wajahnya pucat, lalu dengan bergegas-gegas Pak Rudi berpamitan hendak pulang, sampai dirumah Pak Rudi bercerita dengan istrinya tentang pengalaman yang baru saja dialami,
"Sudah Pak, tak usah takut" kata Bu Rudi sambil membuatkan teh hangat.
Pak Budi rumahnya berada dibelakang rumah kosong itu, keluarganya juga sering mendengar suara wanita menyanyi. Bahkan berteriak mengerikan, anak-anak Pak Budi jika malam tak berani ke kamar mandi, Bu Budi juga takut ke dapur pada malam hari, apalagi bila hujan rintik-rintik turun, terasa aneh kedengarannya. Karena mungkin dapur berdekatan dengan rumah kosong itu.
"Pak..bapak..pak" anak Pak Budi Lia berlari menuju ruang tamu,
"Ada apa Lia?" tanya Pak Budi
"Pak..dari kamar lia mendengar wanita menyanyi lalu menjerit" jawab Lia tampak ketakutan sekali
"Sudah tenang, minum dulu ini" kata Pak Budi sambil memberikan air putih. Jam 23.00 malam memang sudah sepi tidak terdengar suara apapun, hanya burung hantu memecahkan suasana malam.
"Pak Ibu tidur dulu ya ngantuk sekali rasanya" kata Bu Harso, "ya Bu, bapak dan Tomi tidur belakangan" jawab Pak Harso. Tomi adalah cucu Pak Harso yang masih kuliah tinggal di rumah Pak Harso menemani kakek dan neneknya, karena anak Pak Harso sudah berkeluarga dan tinggal di kota. Udara malam terasa dingin sekali, suara burung melam mulai terdengar suara jangkerik terdengar seolah-olah mendendangkan lagu tanpa syair, mungkin mengajak binatang malam untuk menikmati malam yang makin larut. Pak Harso duduk dikursu tamu sambil merokok, tanpa diduga mendengar suara wanita menyanyi memilukan tak lama berubah suara wanita tertawa seperti sedang bergurau. Pak Harso berdiri membuka gorden jendela, tampak wanita berambut panjang berdiri diteras rumah kosong wajahnya menakutkan lalu menghilang.
"Kek..kakek" kata Tomi cucu Pak Harso, berjalan dengan wajah ketakutan.
"Ada apa, Tomi?" tanya Pak Harso,
"Kek, Tomi baru saja memdengar suara dari rumah kosong, wanita bernyanyi" jawab Tomi.
"Ya Tomi, kakek juga mendengar yang penting kita tidak menganggu" suasana malam itu terasa mencekam sekali tak seorang pun kelihatan berjalan dilingkungan tempat itu. Lalu Pak Harso dan Tomi pergi menuju kamar untuk istirahat. Sore itu Pak Harso dan Bu Harso sedang duduk diruang tamu, cuaca tampak berawan sebentar-sebentar terdengar bunyi petir udara terasa panas sekali mungkin hujan akan turun ke bumi, ternyata tak lama kemudian gerimis mulai turun "Warga desa kita takut melewati rumah itu, Pak" kata Bu Harso sambil memandang Pak Harso dengan tenang Pak Harso menyalahkan rokok lalu berkata dengan singkat "Ya Bu" tiba-tiba Tomi masuk keruang tamu lalu bertanya "Sudah malam Kakek Nenek kok belom tidur?" Pak Harso dan Bu Harso hanya menggeleng kepala, lalu Bu Harso berkata "Sudah malam Tomi tidur dulu!" Tomi menjawab dengan singkat "Nanti Nek" udara malam terasa dingin hujan mulai turun dengan deras dan terdengar bunyi petir menyambar-nyambar tiba-tiba Tomi mengintip dari celah-celah jendela lalu berkata dengan wajah ketakutan "Kek lihat! didepan rumah itu ada wanita berdiri" Pak Harso dan Bu Harso tetap duduk dikursi, sedangkan Tomi duduk didepan Pak Harso. Sementara hujan mulai reda, terdengar dengan jelas suara wanita menyanyi mengerikan lalu tertawa "Iih...iih...iih" lalu Pak Harso berkata "Jangan takut tenang semua!". Tomi dengan berdebar-debar karena ketakutan menatap wajah Bu Harso, tidak lama kemudian suara wanita tertawa menghilang, suasana diluar rumah terasa sepi sekali hanya terdengar suara katak bergembira bernyanyi bersaut-sautan, bagai suara paduan suara. Jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam, suara hujan sudah tidak terdengar lagi namun Pak Harso, Bu Harsi dan Tomi belum merasa mengantuk. Karena baru saja menyaksikan dan mendengar suara yang sangat menakutkan lalu Pak Harso berkata "Jangan takut kita mohon perlindungan Tuhan agar kita senantiasa dilindungi-Nya". Bu Harso dan Tomi tidak menjawab hanya memandang Pak Harso dengan penuh arti. Malam mulai larut dan sepi. Tidak terdengar suara apapun diluar rumah terasa sangat mencekam. Hanya kasih Tuhan yang tetap menyertai semua umat-Nya.