Ingin rasanya Imelda berteriak sekeras mungkin. Ia sangat tak menyangka jika ayahnya sendiri sudah merahasiakan hal sebesar itu. Hal itu terasa sangat menyakitkan baginya. Lagi-lagi ia harus mendengar jika seorang Davin Mahendra masih menutupi sebuah rahasia yang cukup penting. Perempuan itu berpikir jika ayahnya itu mungkin masih merahasiakan banyak hal penting lainnya.
"Duduklah bersama kami, Dokter Imelda. Kita bisa membicarakan tentang pengalihan saham yang sedang dilakukan oleh Dokter Natasya." Seorang pria yang ada di sana melontarkan ucapan tersebut.
"Aku tidak ada hubungannya dengan segala kekacauan ini. Permisi!" Imelda meninggalkan ruangan itu begitu saja. Ia tak peduli dengan sengketa kepemilikan rumah sakit antara keluarganya dan juga ibu mertuanya.