Gadis itu menangis tersedu-sedu di bawah gelap nya malam di sertai hujan deras. Ia tak lagi memikirkan dirinya yang akan jatuh sakit setelah ini. Ia hanya lelah menghadapi dunia. Ia lelah dengan semua hinaan yang selalu ia dapatkan.
"YA TUHAN AKU CAPE AKU LELAH. KAPAN INI SEMUA BERAKHIR!".
Air mata nya luruh. Bercampur dengan deras nya air hujan. Gemuruh petir bersatu dengan teriakan nya yang semakin keras.
" KENAPA SEMUA ORANG SELALU MENGANGGAP KU RENDAH? APA SALAH KU YA TUHAN".
Bersamaan dengan teriakan nya suara petir bergemuruh. kilaunya mengkilap sempurna. menggantikan cahaya bintangbintang. malam ini, seakan bumi mengerti betapa lelah nya Arisha menghadapi kejam nya dunia.
Ia terduduk lelah di bawah guyuran air hujan. Ia enggan pergi sebelum hujan membawa rasa lelahnya. Ia rindu seseorang yang mengenalkan nya pada hujan. Ia rindu bercerita betapa lelah nya ia menghadapi dunia. Menghabiskan waktu dengan bermain hujan bersama nya. melupakan sejenak rasa sakit nya. Ia sangat rindu tawanya yang membuat Arisha lupa sejenak dengan perasaan nya yang begitu kacau. Ia rindu bayu. ia Rindu tatapan teduhnya.
"Bay kapan kamu balik kesini?".ucapnya lirih. lagi dan lagi air mata Arisha jatuh begitu saja.
"BAYU KAMU BILANG KALO AKU ADA MASALAH KAMU ORANG PERTAMA YANG HARUS AKU KASIH TAU. SEKARANG KALO MASALAH NYA JUGA KAMU,AKU HARUS KEMANA BAYU? AKU HARUS KEMANA?".
Teriak nya hilang kendali. Berharap Bayu bisa mendengar nya. Memukul dada nya yang terasa sesak. masih setia berada di bawah deras nya air hujan. tidak peduli dingin nya malam yang menembus kulit. Ia terduduk memeluk lututnya sendiri. memikirkan apa yang akan ia dapat di hari esok.
Apa ada sisa kebahagiaan di hari esok?
pikiran itu yang kini memenuhi Kepala nya. Ingin sekali ia tertawa lepas seperti ada Bayu di sisinya dulu. Iya di masih menunggu Bayu. menunggu Bayu mendengarkan keluh kesah nya lagi. Menunggu bayu meyakinkan nya bahwa di setiap masalah yang Tuhan berikan pasti ada sedikit kebahagiaan yang tersisa.
" Bayu aku butuh kamu".
"BAYU DENGER AKU!! AKU BUTUH KAMU BAYU!!!!".
" KAMU KAN YANG BILANG AKAN SELALU ADA BUAT AKU!!".
"KAMU JAHAT! KAMU BOONG! AKU BENCI SAMA KAMU".
Semakin malam udara semakin dingin. hujan pun semakin deras. Tapi Arisha masih enggan beranjak. Ia masih terduduk dengan memeluk lutut nya sendiri. melawan rasa dingin yang terasa menusuk kulit. Air mata di pipinya sudah meluruh bercampur dengan air hujan. mata nya sembab. sekarang bukan hanya perasaan nya saja yang berantakan. namun penampilan nya pun ikut tidak karu-karuan.
Ia berharap dengan seperti ini sebagian rasa sakit nya akan terbawa hanyut oleh air hujan. karena setelah nya ia akan terlihat baik-baik saja di hadapan semua orang. Ia akan tetap tersenyum mendengarkan hinaan yang orang lain keluar kan.
" YA TUHAN AKU INGIN BAHA-".
" Kamu pikir dengan bermain hujan seperti ini kamu akan bahagia?"
ucapan nya terpotong oleh laki-laki yang tiba-tiba muncul di hadapan nya. Laki-laki berparas tampan yang mencoba memayungi nya. laki-laki itu mengulurkan tangan nya. sejenak Arisha memandang nya terlebih Dahulu sebelum akhirnya ia menerima uluran itu.
"kamu-"
"Kamu fikir dengan kamu bermain hujan kamu semua masalah mu akan terselesaikan?"
Arisha tak mampu membuka mulut nya, ia terpaku pada pria di hadapan nya. Bibirnya sulit sekali begerak, Ia amat bungkam. lidahnya kelu, Ia seperti mendadak bisu. dia hanya mampu menatap mata pria itu, tatapan mata yang sangat teduh.
Mereka Saling pandang dalam beberapa saat, Arisha di buat terdiam dengan kata-katanya. Ia hanya mampu menunduk.
" Kamu boleh lelah. Tapi kamu ga boleh putus asa. Teman mu benar bahwa di setiap rasa sakit yang ada. Pasti terselip kebahagiaan yang tersisa. jangan menangis, kamu membuat bumi ikut merasakan kesedihan mu".pria itu tersenyum tulus pada Arisha, bersamaan dengan itu hujan mulai mereda. Arisha membalas senyuman itu.
"Jangan sedih lagi, ingat ucapan saya barusan".
Arisha meneteskan air matanya kembali. air mata lega karena setidaknya ada seseorang yang mentransfer energi positif padanya.
Tanpa pikir panjang laki-laki itu merengkuh Arisha. membuat Arisha terpaku sejenak. Dengan ragu Arisha membalas pelukan itu.
Mereka berpelukan untuk beberapa saat. Hingga laki-laki itu melepaskan pelukan nya. memegang kedua pundak Arisha menatap lurus ke arah matanya.
" kau tau, Hujan hanya bisa menutupi kesedihan mu. dia hanya menutupi air matamu dengan air yang dia jatuhkan kan ke bumi. dia hanya bisa menyamarkan suara tangis mu lewat gemuruh petir. Tapi dia tidak akan benar-benar menghilang kan rasa sakit mu. Ia tidak benar-benar membawa hanyut kesedihan mu".
Lagi-lagi Arisha hanya mampu menundukkan kepalanya. Ia terpaku pada laki-laki yang ada di hadapan nya ini. siapa sebenarnya dia?
"Jangan seperti ini lagi karena alam turut merasakan kesedihan mu".__
***
Setelah bel jam istirahat berbunyi siswa berhamburan menuju kantin. namun tidak seperti siswa yang lainnya yang memilih menghabiskan jam istirahat nya di kantin. Aku lebih memilih menghabiskan jam istirahat ku di taman belakang sekolah. membawa novel dan juga air mineral yang sengaja ku bawa dari rumah.
Lagi pula aku lebih suka suasana yang sepi, dengan begitu aku bisa bebas merangkai mimpi ku. Ketika aku sedang melamun, aku di kejutkan dengan suara Bayu yang memanggil nama ku.
"ARISHA!!!"
Oh ya di sekolah ini aku hanya mempunyai satu teman, yaitu Bayu. Hanya dia yang mau berteman dengan gadis miskin seperti ku. Di saat semua siswa membully ku hanya dia satu satu nya yang mau membela ku. padahal dia sendiri adalah anak pemilik sekolah.
"Astaga Bayu bisa ga sih kamu jangan ngagetin aku"
"yeuhh siapa juga yang ngagetin lo, lo nya aja yang ngelamun"
Lalu ia duduk di samping ku, dia menggenggam dua eskrim di tangan nya. lalu memberikan nya pada ku. Lalu aku menerima nya dengan senang hati. lagi pula ini sudah menjadi kebiasaan nya mengacaukan ku lalu Ia memberikan aku eskrim.
"Kamu ga gabung sama temen-temen yang lain?"
"Ngga ah mereka bacot"
"Kamu juga".Bayu terlihat kesal dengan perkataan ku. lalu merebut paksa eskrim yang sedang ku pegang. aku melototinya, Bukannya takut dia malah tertawa melihat ku.
" ko kamu malah ketawa?" tanya ku heran.
" Muka lo, astaga hahahahah".
Aku memanyunkan bibirku. Kesal dengan ulah bayu. setiap datang pasti selalu membawa keributan. Tapi tidak masalah karena hanya dia yang bisa menghargai ku sebagai manusia.
"oh iya lo sendiri kenapa ga gabung sama yang lain, betah banget menyendiri".
" kamu kaya ga tau aja, kalo aku gabung pasti mereka bakal bully aku. Trus berakhir kamu yang ribut sama mereka ".
Bayu menatap ku dengan tatapan teduh nya. Berusaha memberi tahu ku bahwa selagi bersama nya tidak akan ada yang berani membully ku. Dia tersenyum tulus padaku. senyuman yang selama ini memberi ku kekuatan untuk bertahan mengahadapi dunia. Aku membalas senyuman itu dan mengalihkan kan pandangan ku ke langit.
" Langit nya indah ya Bay, biru. awannya kebentuk sempurna. Coba aja aku punya pesawat pasti aku bakal bisa lebih deket sama awan itu".
Tiba-tiba Bayu berdiri dan langsung berlari ke arah kelas, aku menatapnya heran. entah apa yang ada di pikiran nya itu. Aku terus memperhatikan nya dari jauh. sampai akhirnya dia kembali membawa sebuah buku gambar dan pensil. sebenarnya apa sih yang dia maksud?
Dia memberikan nya padaku. aku mengerutkan alis sambil memperhatikan buku gambar itu. Dia kembali menyodorkan nya padaku tapi belum juga ku ambil, ya karena aku bingung ini untuk apa? lagi pula buku gambar ku sudah banyak.Gaya sekali aku haha.
"Buat aku?".Sambil menerima nya. ku bolak balik buku itu, Bagus sekali pasti mahal. secara dia kaya pasti ini di beli di toko buku mahal, aku tau sekali dia sangat anti barang KW.
" Yaiyalah Arisha, emang menurut lo ini buat siapa? kambing tetangga lo?". aku tersenyum kikuk melihat nya, dia memutar bola mata malas lalu menyentil jidat ku. sakit sekali dasar Bayu.
"Ahh. ya tapi buat apa? buku gambar ku masih ada ko".
" Kan lo bilang mau banget naik pesawat, nahh kan lo pinter gambar tuh. coba lo desain sendiri pesawat lo, siapa tau nanti lo bisa jadi perancang pesawat kan?".
Sebenarnya memang itu cita-cita yang selama ini aku dambakan, menjadi seorang arsitek. Aku akan bisa merancang pesawat, bahkan rumah impianku sendiri. aku ingin sekali merancang nya sendiri. semoga apa yang Bayu katakan akan terkabul di masa depan.
senyum ku terbit menatap buku itu dengan riang, seperti anak kecil yang di belikan es krim oleh kakanya. mata ku sungguh berbinar, lalu menerima buku pemberian nya.
"Terimakasih, kamu tau aja aku suka gambar".
" Ya tau lah. gw juga tau lu tergila-gila sama pesawat, dari pada lu gambar mending nanti gw beliin miniatur nya aja. gimana?".
Aku refleks memegang tangannya, lalu tersenyum lebar. sungguh aku sangat senang jika ada yang membelikan ku miniatur pesawat itu. sudah lama aku menginginkan nya tapi uang tabungan ku tidak pernah cukup.
" Kamu serius? wahh makasih banget ya Bay, aku seneng deh".
Bayu hanya diam memperhatikan sesuatu, aku mengikuti arah pandang nya. betapa malunya aku ternyata dari tadi dia sedang memperhatikan tangannya yang aku genggam. astaga bodoh sekali kau ini Arisha pasti dia jijik. ahh malunyaa
"eh- maaf, aku refleks tadi hehe".aku menarik tangan ku lalu tersenyum canggung ke arahnya. Dia menatap ku sangat dalam, tatapan nya sangat berbeda. Aku tidak pernah melihat tatapan ini sebelum nya. sungguh aku tidak bisa menebak apa maksud tatapan itu. kami hanya saling tatap untuk beberapa saat sampai akhirnya dia memutuskan pandangan itu.
" gapapa santai aja, gw malah seneng ko".
Hah? apa? gimana?