Chereads / My rival my lover / Chapter 2 - Pertemuan

Chapter 2 - Pertemuan

Di dunia ini mungkin bagi sebagian orang harta,jabatan atau kedudukan adalah prioritas utama mereka agar mereka hidup nyaman & bahagia,tapi tidak untuk seorang Jeon Jungkook pemuda tampan juga manis bahkan mungkin bila dia jadi perempuan dia akan terlihat cantik sehingga membuat siapapun yang melihatnya mungkin akan langsung jatuh cinta padanya

Jungkook tidak pernah mengganggap bahwa apa yang dia miliki sekarang bisa membuatnya bahagia,padahal dia adalah pewaris tunggal dari seluruh harta kekayaan peninggalan mendiang orang tuanya,

orang tua Jungkook adalah pemilik perusahaan otomotif terbesar di dunia & karena Jungkook adalah anak tunggal otomatis Jungkook adalah satu satunya pewaris sah dari seluruh kekayaan orang tuanya

Namun hal itu tak membuat Jungkook senang,dia merasa kesepian tanpa orang tuanya, baginya kedua orang tuanya adalah harta paling berharga yang dia miliki

walaupun sekarang dia masih memiliki seorang paman juga kakek yang membantu mengelola perusahaan ayahnya,tapi Jungkook tetap merasa kesepian karena dia tahu tak ada yang tulus menyayanginya

Apalagi sang paman yang harus akan kedudukan berusaha bersikap baik di depan Jungkook agar hak atas perusahaan bisa jatuh ke tangannya karena dia tahu bila Jungkook tidak pernah tertarik dengan dunia bisnis itu

Dan karenanya Jungkook tidak pernah lagi pulang kekediaman Jeon,dia memilih tinggal di apartement yang bisa membuatnya nyaman untuk sekarang,

karena baginya tempatnya untuk pulang telah pergi beserta kenangan orangtuanya,meskipun sang kakek selalu punya cara untuk membujuk Jungkook untuk pulang tapi dia tak pernah menanggapinya sama sekali

Karena jika dia pulang maka dia akan bertemu dengan sang paman yang tidak ingin dia temui,oleh sebab itu untuk menghilangkan rasa stres karena ocehan sang kakek,Jungkook ikut balapan liar seperti yang dia lakukan sekarang yang sedang memacu kuda besinya melewati beberapa mobil yang menantangnya tadi siang saat mereka masih berada di kampus

Meskipun dibilang memiliki kelakuan yang buruk Jungkook tidak pernah meninggalkan yang namanya belajar,karena dia ingat pesan sang ibu jika dia harus menjadi orang yang sukses nantinya meskipun itu bukan dalam bidang bisnis sekalipun

Jungkook masih melaju dengan cepat meninggalkan beberapa mobil di belakangnya yang tertinggal jauh,sampai akhirnya dia melewati garis finis dengan melakukan manufer memutar & berhenti tepat di tengah sirkuit

Karena sebenarnya mereka balapan bukan di sirkuit melainkan di tengah keramaian & itu juga karena mereka yang menantang Jungkook

"Sepertinya kau benar benar tidak bisa di kalahkan ?"sapa seseorang laki laki tinggi yang datang menghampirinya saat dia sudah keluar dari mobilnya

"Mereka saja yang terlalu payah" jawab enteng Jungkook menunjuk ke tiga orang yang menantangnya dengan dagunya tanpa ekspresi

"Kau bahkan terlihat biasa biasa saja saat memenangkan taruhannya Jeon ?"

"Apa kau ingin aku melompat kesenangan seperti orang gila ?"

Sedangkan orang yang diajak bicara hanya tersenyum dengan perkataan Jungkook barusan,karena dia sedikit tahu mengenai masa lalu Jungkook

"Apa yang kau pikirkan Kang Daniel ? mencoba membuatku tersenyum ?"

"jika saja aku bisa melakukannya,tapi sepertinya aku tidak bisa"kata orang itu atau Kang Daniel salah satu teman satu kampus Jungkook

"Tidak perlu repot repot,karena aku tidak lagi merasakan perasaan itu"kata Jungkook kembali masuk ke mobilnya & melaju pergi entah kemana

"Semoga saja ada seseorang yang bisa kau jadikan sandaran & mengembalikan senyummu"

Jungkook duduk termenung ditepi sungai Han setelah dia balapan tadi,dia tak tahu harus kemana sekarang,dia juga tidak ingin pulang ke Apartemennya sekarang

Tak ada yang bisa dia lakukan jika dia pulang ke Apartemen,yang ada hanya sunyi tanpa ada seseorang yang menyambutnya

Jungkook menengadahkan kepalanya ke atas melihat ribuan bintang yang bersinar di langit

"Kenapa kalian tidak mengajakku ?"

"Jadi kau ingin mati Jeon,ck...ck...ck...sayang sekali"interupsi seseorang yang berjalan mendekatinya membuat Jungkook memutar mata malas

"Dasar penganggu,apa kau tidak punya pekerjaan lain tuan Kim ?"kata Jungkook sedikit menyindir

Orang yang dipanggil tuan Kim pun tertawa lalu duduk di samping Jungkook yang masih memperhatikan bintang di langit

"Ini sudah larut,kau tidak pulang ?"

"Tidak punya rumah"

"Mau tinggal bersamaku"kata Taehyung nyengir saat di tatap Jungkook tajam

"Hei....aku hanya bercanda,jangan menatapku seakan kau ingin membunuhku ?"lanjut Taehyung

"Aku sedang tidak ingin mendengar leluconmu" jawab Jungkook yang kembali menatap bintang di langit

"Ck.....kau tidak seru Jeon,benar benar tidak menghargai usahaku untuk menghiburmu ?"

"Aku tidak perlu itu"

"Kau bisa bicara seperti itu,tapi sepertinya hatimu berkata sebaliknya ?"

Jungkook kembali menatap Taehyung yang terlihat serius menatapnya,dia tidak ingat kapan dia bertemu dengan Taehyung yang berakhir menjadi rivalnya baik di kampus atau sirkuit

Dan gara-gara bertemu dengan Taehyung,Jungkook merasa seperti selalu di ganggu oleh Taehyung,dia bahkan selalu tahu di mana Jungkook berada

"Kau tidak tahu apa apa mengenai hatiku Kim ?"

Taehyung tersenyum lembut kearah Jungkook yang membuat Jungkook bingung karenanya

"Aku memang tidak tahu,tapi mungkin aku bisa merasakannya jika kau sebenarnya kesepian"

"Jangan terlalu ikut campur dengan urusanku"

"Aku tidak ikut campur,tapi tidak ada salahnya membagi sedikit masalahmu"

"Aku tidak perlu itu"

"Apa selama ini kau tidak pernah berfikir jika orang yang menyanyangimu juga ikut terluka melihat kau seperti ini ?"

"Sudah ku bilang jangan terlalu ikut campur Kim ?!!"kata Jungkook sedikit membentak

Taehyung hanya bisa menghela nafas melihat kemarahan Jungkook yang sudah di ambang batas & Taehyung tidak ingin membuat Jungkook semakin marah lagi

"Kau tidak tahu apa apa mengenai hidupku,jadi jangan berbicara seakan kau tahu semuanya"lanjut Jungkook yang kemudian beranjak pergi meninggalkan Taehyung yang masih duduk diam memperhatikan Jungkook berjalan menjauh