Chereads / Legenda lima pendekar dan seekor Naga / Chapter 28 - Dewa Naga dan Dewi Kematian

Chapter 28 - Dewa Naga dan Dewi Kematian

Yuki Fujita menatap Fuji yuki dengan intes "Puteriku Fuji yuki kemarilah!" kata Yuki fujita. "Kamu siapa?" tanya Fuji yuki. "Saya Ibumu" kata Yuki fujita "Tidak kamu bukan Ibuku, siapa kamu sebenarnya" kata Fuji yuki. "Wanita itu menunjukan wujud aslinya dia adalah Yuki fujita Akemono sang Dewi kematian. "Sial Fuji yuki larilah!" teriak Ayamure yang datang ke tempat Fuji yuki karena amanat dari sang sahabat. Trank! Trank! Fuji yuki tidak dapat bangun dia seperti terhipnotis. "Fuji yuki keluarlah dari tempat ini!" seru Ayamure.

Kesadaran anak itu sudah menghilang. "Aku sudah berjanji pada Sahabatku Agura Shiro yuma, Aku akan melindungi adiknya" kata Ayamure. "Rupanya Kamu penguasa Dewa Naga alam semesta semesta.

Pemilik 7 mutiara Naga saat ini Dewi Naga generasi ke 3 Ayamure yuki, apakah kamu bisa mengalahkan Aku Kematian itu sendiri" kata Yuki Fujita.

Siryu disana bersama Wijaya kusumah melihat pertarungan terbesar abad ini pertarungan yang sama besarnya saat pertarungan Dia dan Siryu 250 tahun lalu. Mungkin pertarungan paling besar dalam sejarah semesta pertama ini.

"Siryu apa yang kau lakukan distu lekas kemari bawa Fuji yuki dari sini ke tempat yang aman." Ayamure menghardik Siryu yang hanya menonton pertarungan. "Hyaa!" Armagedon goddess Sword Destiny of Darkness!" seru Yuki fujita. "Kau jangan memikirkan orang lain dihadapan Kematianmu. Kau akan mati jika kamu tidak bertarung dengan seluruh kemampuanmu" kata Yuki Fujita.

"Aku tidak akan mati semudah itu" kata Ayamure.

"Aku tidak akan mati semudah itu" kata Ayamure. Dia merafalkan mantra 7 mutiara naga berkumpul dibelakangnya.

"Saat tujuh mutiara berkumpul cahaya surga menyinari bumi datanglah Dewa Naga cahaya surga tunjukan keagunganmu terangi dunia hancurkan kegelapan" kata Ayamure. "Ayamure kamu tidak boleh melakukan itu!" seru Siryu. Fuji yuki tersadar dari hipnotisnya akibat mantra yang dibacakan ayamure, dia sudah dalam lindugan Wijaya dan Siryu. "Apa Ayamure merafal mantra itu?!" kata Wijaya. Wajah siryu bertambah pucat. "Datanglah 7 Naga Bintang" kata Ayamure. Mutiara-mutiara diseluruh penjuru galaxi bersinar. Di kerajaan Naga bimasakti alam semesta pertama planet Bumi Mutiara bintang 1 bersinar muncul Naga Api Aji saka, Di Kerajaan Naga Lubang hitam Kerajaan Yuki motto mutiara bintang 2 bersinar muncul Naga Petir Upasara, Jauh di luar galaxi bimasakti. Galaxi Andromeda Kerajaan garuda Andromeda planet Orion. Mutiara bintang 3 bersinar muncul Naga langit Ratna wulan. Di Kerajaan Bimasakti lembah terlarang mutiara bintang 4 bersinar muncul Naga cahaya Arya wijaya, mutiara Naga bintang 5 Naga hitam Siryu, Mutiara Naga bintang 6 Naga air surgawi Ru bue dan terakhir Nagaku Naga berlian Akeno Fujita. Ke tujuh Naga muncul dihadapan Ayamure sambil menundukan kepala.

"Engkau memanggil kami wahai yang ditakdirkan menjadi Ratu para Naga sang Dewi Naga Ayamure" kata Akeno Fujita yang berubah menjadi Naga hitam. "Siryu" ucap Wijaya Kusuma. "Gooaarr!Aku bebas Swuuitt! Angin kencang menghempaskan Wijaya kusumah dan Fuji yuki.

"Argh!" "Argh!" "Argh!" "sial" okh! okh! Okh! "Ibu engkau sudah terluka cepat kembali!" seru Sahamaru. Trank! Trisula Yuki fujita tertancap ditanah "Tidak aku tidak akan mundur" kata Yuki fujita. "Akan ku pertaruhkan semua diseranganku ini" tubuh Yuki fujita bercahaya sangat terang. Dia menunduk wajahnya. "Saya tidak akan membiarkan Anda" Wijaya berseru dia menubruk Yuki fujita. "Kau!" "Time portal poralitation!" "Arrggh!" Wijaya mendekap erat Yuki fujita,

"DUUUAAAARRR!" "Mengapa? Tidak Wijaya!" Yuki motto melihat kejadian ini menangis berlinang airmata. Menyaksikan pengorbanan Wijaya kusumah Yuki motto bersimpuh dia menagis sejadi-jadinya. Hatinya hancur berkeping-keping. Seandainya saja saya lebih cepat satu detik, hanya satu detik" kata Yuki motto. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Tubuh Yuki motto limbung. Dia menumpahkan darah dari mulutnya "Okh!" "Okh!" "Okh!" Darah segar keluar dari mulutnya. "Yuki kamu kenapa?" Ayamure bertanya dia bergegas menuju tubuh Yuki motto yang terbaring. "Ka..kak Tubuh Yuki motto tiba-tiba mendingin jantungnya berhenti berdetak.

"Yuki engkau tidak boleh meninggalkan Kakak sendiri." kata Ayamure. "Aku..Aku..Minta maaf" Kata Fuji yuki yang berlinang airmata. Ayamure menatap fuji yuki dia melihat adik sahabatnya itu. "Aku mungkin tidak bisa menggantikan Yuki motto tapi maukah engkau menjadi Kakakku" kata Fuji yuki. Aya menatap kearah Fuji "Maafkan Aku sudah menyusahkan kamu" kata Fuji yuki. "Bukan semua ini bukan salahmu, ini sudah menjadi takdir yang digariskan Tuhan kepadanya" Kata Ayamure.

"Yuki motto sudah berada di tempat terbaik berada disisiNya. Lebih baik kita kuburkan jenazahnya" kata Ayamure. "Hah dimana jenazahnya?" Jasad Yuki motto menghilang dari pandangan keduanya. Mereka berdua mencari jasad Yuki motto yang telah dibawa oleh Dewa Kematian. Kita tinggalkan Ayamure dan Fuji yuki. Kita menuju tempat Wijaya kusumah dan Yuki fujita. Yuki Fujita yang telah babak belur terbaring. Bajunya terkoyak tubuhnya yang mulus penuh luka. "Kurang ajar kamu Wijaya!" seru Yuki fujita. Wijaya kusumah pingsan dengan mata mendelik. "Ha.Ha..Ha.. Dia pasti sudah mampus" tawa Yuki Fujita. "Ibu anda sudah sadar, lebih baik kita pergi sebelum orang itu sadar" kata Sahamaru. "Tidak tubuhku tidak dapat bergerak" kata Yuki Fujita. "Biar Aku payang Ibu" kata Sahamaru. "Tidak engkau kemarilah tusuk Aku dengan pedangmu itu." kata Yuki fujita. "Tidak Ibu Aku tidak bisa melakukan itu" kata Sahamaru.

"Dasar kamu ini adalah anakku, jangan berhati lemah" kata Yuki fujita. "Okh!" "Okh!" "Baik Ibu Aku akan melakukannya" kata Sahamru. Sahamaru menguatkan hatinya untuk membunuh Ibunya sendiri. Dia merasa kasihan melihat sang Ibu menderita ingin segera dibebaskan dari Dunia fana ini. "Maafkan Aku Ibu!" kata Sahamaru. "Sreet!" Dia menarik pedang dan menusukkannya ke dada Yuki fujita. Jleb! "Arrgh!" Wijaya kusumah mulai sadar. Dia melihat wanita yang ingin membunuhnya di tusuk oleh seorang pria tidak dikenal. Tusukan itu mengenai jatung sang wanita. Wanita itu berubah menjadi Yuki motto. Wijaya menjadi pucat melihat wanita itu adalah Yuki motto, "Argh!" Sahamaru mulai sadar dia melihat wanita yang ditusuknya bukanlah Ibunya tetapi sosok yang amat ia cintai. Pujaan hatinya Yuki motto Princess of Bimasakti Naga. "Hiks.. Hiks.. Hiks..!" "Ibu Kenapa engkau melakukan ini kepadaku?" tanya Sahamaru dengan berlinang airmata. Sahamaru menarik pedagnya. Darah Yuki motto menyembur ke wajah Sahamaru. Yuki Fujita menggunakan ilusi terkuatnya untuk melihat hati kedua lelaki didepannya. Dia berubah menjadi sosok Yuki motto.

Sahamaru yang menjadi syok karena hatinya telah merelakan kepergian sang Ibu ternyata dia di kelabui oleh sang Ibu. "Tidak!" Wijaya meninju sahamaru "Bugh!" "Duaaar!" "Blaaar!" "Yuki engkau telah menungguku selama Seribu tahun menungguku kembali, kenapa saat Aku kembali Engkau malah meninggalkanku" kata Wijaya sambil menangis sejadi-jadinya. Sahamaru hanya duduk bersimpuh setelah dihajar Wijaya. "Kau!" seru Wijaya berjalan kearah Sahamaru dengan niat membunuh yang sangat pekat.

"Tidak akan Aku biarkan kamu meninggalkanku begitu saja, Aku akan melakukan itu" kata Wijaya. Yuki fujita tersadar, dia berada dalam dekapan sseorang. "Siapa Kamu?" "Aaahh!" "Pakaianku!" Yuki fujita dengan tubuh polos berdekapan dengan Wijaya Kusumah. Yuki fujita selamat karena Wijaya kusumah menyalurkan energi kehidupan ensensinya sebagai makhluk mitos. "Kurang ajar!" seru Yuki fujita. "Aku berhasil!" "Aku berhasil!" "Syukurlah aku berhasil menyelamatkanmu" kata Wijaya sambil memeluk Yuki Fujita.

"Apa yang kamu lakukan kepadaku?" tanya Yuki Fujita. "Aku berhasil menyembuhkanmu dari sekarat" kata Wijaya. Meskipun dia ingin memukul Wijaya kusumah tetapi dia tidak pernah diperhatikan dan ditangisi oleh lelaki seperti saat ini. Tetapi pria ini telah merenggut keperawanannya. Dia memiliki anak tetapi dia adalah Raja Setan Sahamaru yang disegel oleh Malaikat kematian di alam kematian dan dititipkan kepadanya. Yuki fujita mengutuk nama Wijaya Kusumah dalam hati sanubarinya. Dia berjalan menuju ke gelepan.