Apa menangis sekarang jadi hobi lo?"
Suara bariton itu mengejutkan april, dengan reflek april mendongkakkan kepalanya
"Billy " lirih april lebih seperti gumaman tapi masih terdengan oleh billy
" iya ini gw, udah sebulan dan gak ada kabar dari lo gw cuma mau mastiin lo hamil atau engga "
Ucap billy dengan santainya, April reflek membekap mulut billy karna billy berkata dengan volume suara yang lumayan keras, April takut ada orang lain yang mendengar nya.
****
Billy menghisap rokok nya dalam dan mengepulkan asap nya ke udara
Sudah sebulan sejak kejadian malam itu April belum menghubungi nya , apa yang terjadi dengan gadis itu , oh tidak dia bukan lagi gadis melain kan seorang wanita karna billy sudah mengambil kegadisannya, dia sama sekali tidak menabari billy, hamil kah atau tidak kah , tapi sejujurnya billy merasa heran akan dirinya sendiri kenapa dia begitu menghawatirkan wanita itu, seperti bukan dirinya tapi dari dalam dirinya mengatakan bahwa april adalah milik nya sekarang dan harus ia lindungi, April adalah wanita yang kuat kulit nya padahal di dalam nya begitu rapuh, billy masih ingat tiap desahan, dan erangan nikmat yang keluar dari bibir tipis wanita itu, tapi billy sangat kecewa karna april semoat menyebutkan nama laki - laki lain saat pelepasan terakhir dari percintaan mereka
"Mphhhh...ah.. Ah.. "
Mendengar april kembali mendesah, billy mulai menggerakkan kejantanannha masuk dengan pelan neresapi setiap remasan dinding vagiba april.
Baik billy maupun april sama - sama mendesah, desahan yang menandakan bahwa mereka menikmati permainan yang rasanya baru saja dimulai. Billy semakin mempercepat gerakan maju mundurnya, april merem melek menikmati kenikmatan yangbtiada tara.
" ah.. Ah... Ah... "
Billy menenggelamkan wajahnya di ceruk leher april menghirup aroma vanila yang kini menjadi favoritnya.
Tubuh april tersentak saat billy menghentakkan kejantanannya dengan keras menyentuh titik terdalam.
"Billy... Ah.. Ah... Billy...aaaaah"
"April... Aaaaaah"
Sperma billy menyembur memenuhi rahim april. Billy memejamkan matanya menikmati orgasmenya, tubuh april bergetar hebat, matanya tertutup dengan bibir yang sedikit terbuka.
"Lo masih kuat kan? "
April mengangguk sebagai jawaban, billy tersenyum dan langsung mencumbu april.
Billy mencumbu dada april menciptakan lebih banyak kismark disana, dengan kejantanan yang masih menancap dan dengan itu billy langsung berguling ke samping menggenjot vagina april dari arah samping dengan cepat membuat april menggelepar gelepar nikmat, billy memposisikan dirinya untuk duduk dan menuntun gadis itu agar duduk di pangkuannya, dan dengan segera tangan billy membimbing pinggul april untuk bergerak naik tirun, secara naluri april menaik turunkan pinggulnya dengan liar membuat billy merasakan nikmat, setelah di rasa april akan mencapai klimaks billy segera merubah posisi menjadi tiduran, billy menggenjot vagina pril lebih cepat , peluh sudah membanjiri tubuh keduanya
"Aku mau keluar.... " ucap april susah payah di tengah deruan kenikmatan yang kini sedang ia rasakan
" barengan... "
Dan tidak membutuhkan waktu lama
Tubuh april mengejang
"Ah... Ah... Kak wildan.... Aaaaah.... Ka wildan... Aaaaah aku keluar "
April mendapatkan orgasme yang begitu hebat tubuhnya bergetar dan terkulai lemas
Billy menghentakkan kejantanannya, menyemprotkan spermanya tanpa ekspresi, tanpa desahan, mendengar april menyebut nama laki - laki lain saat sedang bercinta dengan nya membuat egonya terluka, karna baru kali ini ada seorang wanita yang memikirkan wanita lain saat sedang bercinta dengannya.
Billy langsung mencabut kejantanannya, masuk kedalam kamar mandi meninggalkan april yang terengah kelelahan, billy mengguyur tubuhnya dibawah shower untuk meredakan emosinya
"Bangsat... Anjing... Bangsat... "
Billy mengumpat melampiaskan emosinya.
****
Sudah kurang lebih 30 menit dua orang itu duduk di kursi cofe shop tanpa ada yang ingin memulai percakapan, bahkan kopi pesanan mereka sudah tidak mengepul alias sudah dingin.
Billy menatap april dengan tatapan tajamnya dan april menatap billy dengan tatapan datar nya.
"Jadi...? " ujar billy akhirnya
April mendesah pendek, memikirkan kata - kata yang pas, dilema, apa yang harus dikatakan, april memang belum tau dia hamil atau tidak yang jelas april belum mendapatkan tamu bulanan nya, sedikit was was mungkin, dia tidak bisa membayangkan hidupnya kedepan akan seperti apa mengingat perkataan billy seminggu yang lalu membuat nya sedikit frustasi karna yang jelas jika april hamil dia akan tinggal di rumah billy tapi tanpa ikatan pernikahan, apa yang akan terjadi pada keluarganya jika mereka tau anak semata wayang nya menjadi simpanan seorang bos preman dan hamil .
" aku gak tau aku hamil atau engga " ucapan april terpotong, dia masih berusaha mencari kata yang pas, bahkan sepertinya april enggan untuk mengatakan nya, kenapa billy tidak membuatnya menjadi mudah, mengabaikan masalag ini mungkin dan tidak perlu memikirkan tanggung jawab.
Billy memicingkan matanya, alisnya terangkat sebelah melihat wanita yang kini berada dihadapan nya membuat nya geram. Betapa sulitnya untuk berbicara
" hah... Ak. Ga tau ak hamil atau engga nanti aku tes besok pagi, yang jelas aku belum datang bulan " ujar april akhirnya
Entah mengapa mendengar april belum datang bulan terbersit keinginan bahwa april akan hamil nantinya dan itu akan menjadi alasan april menjadi miliknya.
Ada rasa bahagia dan menghangat dalam hatinya
Oh tidak billy sejak kapan kamu menjadi manusia
Billy jadi teringat nama laki - laki yang april sebut sebulan yang lalu saat mereka bercinta, entah kenapa billy penasaran, mungkin lebih ke rasa tidak rela ada laki - laki lain yang mengisi hati dan pikiran april.
"Ekhm... " billy berdehem sebelun dia melanjutkan kata - katanya
" gw mau nanya sama lo? " ucap billy
" kamu mau tanya apa " april. Mengerutkan kening nya bingung , jika billy ingin bertanya kenapa tidak tho the point saja, seperti bukan billy
" siapa Wildan?? "
Mata April membulat sempurna mendengar nama itu terucap dari mulut seorang billy airlangga, dari mana billy tau soal wildan atau billy mengenal wildan.
April bertanya - tanya pada diri sendiri sampai suara billy menyadarkan April dari lamunan nya
"Siapa wildan Aprillia bactiar?? " tanya billy lagi
April menghembuskan nafas berat, dia bingung apakah dia harus menceritakan atau tidak kepada billy tentang wildan
" wildan... Tunangan aku " ujar april akhirnya
Mendengar jawaban dari mulut April membuat billy tiba - tiba membeku walau pun wajahnya tidak menunjukkan ekspresi keterkejutan tapi entah mengapa tiba - tiba dadanya terasa sesak dan bergemuruh, entah mengapa amarah menyelimuti hati dan pikiran nya, billy tetap berusaha mengendalikan dirinya tidak ingin rasanya menanyakan lebih lanjut tentang sosok wildan walaupun dalam hati dia sangat penasaran.
****
Seperti biasa bayu sedang menjalan kan tugas dan pekerjaan nya, menarik iuran para pengamen dan anak jalanan yang berlindung di bawah naungan warior.
Setelah selesai bayu berniat duduk di tepian makan untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Kini bayu berada di salah satu pemakaman cina yang sudah tidak terpakai dan tidak terawat, dia merebahkan tubuhnya di salah satu makam besar berlindung dari terik matahari , saat dia akan memejamkan matanya sebuah suara menyita perhatiannya, bayu bangkit dari tidurnya mendekati sumber suara dan berlindung di balik dinding salah satu kuburan besar
" hahhahah, dasar si rangga bego dia masih belum sadar juga kita yang udah ngejebak dia " suara salah satu orang dari bawah jembatan
" lagian mereka itu bernaing di kelimpok preman terbesar, tali dengan naifnya mereka bilang gak main sama yang namanya narkoba " balas orang yang satunya lagi
Bayu mengepalkan tangan nya dan mengeratkan giginya menahan emosi, tapi akal sehat nya masih berjalan, dia mengambil smartponnya dan merekam semua yang mereka bicarakan. Bayu tau mereka adalah salah satu anggota kelompok secorpio, setelah bayu memastikan dua orang itu sudah benar - benar sudah menjauh bayu bergegas menuju markas untuk melaporkan apa yang dia dapat kepada junjungan billy airlangga .
****
" tapi wildan udah meninggal "
Masih terngiang di pendengaran billy kebenaran yang april ungkapkan , saat april. Mengucapkan kata - kata itu dengan linangan air mata.
"Brak... " suara dorongan keras pada pintu ruang tamu membuyarkan lamunan billy, karna terlalu keras sehingga terdengar sampai ke kamar, billy segera keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah, billy melihat bayu berjalan dengan muka memerah menahan amarah nya
Bayu menghampiri billy dengan tangan masih mengepal
"Bay lo kenapa?? " tanya billy dengan sebelah alisnya yang terangkat, karna sebenarnya bayu adalah anak buahnya yang paling tenang dan bisa mengontrol emosinya, dan bayu yang ada di hadapan nya saat ini adalah bayu yang lain
" brengsek, ternyata yang ngejebak rangga itu anak - anak scorpio bang " ucap bayu menggebu - gebu
Billy tersentak mendengar penuturan bayu, gigi nya bergemeluk menandakan bahwa billy sedang emosi, kedua tangan nya mengepal
" mereka mau main- main sama kita rupanya " ujar billy dengan seringai
Bayu segera memberikan hasil rekaman yang ia dapatkan, setelah mendengarkan semua nya billy bergegas menuju kantor polisi untuk membebaskan rangga, sepertinya bukti ini cukup untuk membuktikan bahwa rangga tidak bersalah, untuk memastikan bahwa billy bisa membawa pulang rangga dia memutuskan untuk menelfon april meminta bantuan mungkin.
"Hallo... "
Tersengar suara nan lembut yang kinu entah mengapa selalu ia rindukan
" pril, gw mau tanya sama mungkin gw butuh bantuan lo "
*****
April menyambar kunci mobilnya, dia akan segera pergi ke kantor, hari ini adalah hari libur nya tapi billy menelfonnya, meminta bantuan, mungkin lebih tepat nya simbiosis mutualisme karna bukti rekaman yang billy miliki bisa menjadi tambahan bukti yang ia miliki untuk membongkar sindikat narkoba yang kini merajalela.
Dan sekarang disinilah April berada, duduk di kursi kebesarannya, dia memandangi billy dengan wajah datar nya, menelisik aura kemarahan di wajah billy, mungkin billy adalah sampah masyarakat karna dia adalah penguasa preman tapi billy mempunyai prinsip bahwa dikelompoknya haram untuk Menyentuh narkoba, April mendengarkan rekaman itu dengan seksama
" bang willy juga terlalu lemah untuk jadi pemimpin scorpio, kenapa dia malah ikut - ikutan kaya si brengsek billy itu ga bolehin kita jualan narkoba, padahal kalo dia mau dia bakal cepet kaya " ujar salah seorang laki - laki dari rekaman tersebut
" dan si bego rangga itu berani - beraninya mau gagalan transaksu kita tempo hari, sekarang rasain kan dia di penjara, padahal barang itu punya kita, lagian bego kenapa dia nyimpen tas pinggang di parkiran " jawab seorang yang lain.
" jadi rangga gak bersalah, dia do jebak gw bisa bawa dia pulang kan?? " ucap billy menggebu saat rekaman tersebut telah selesai
April tidak menjab, dia menyuruh bawahan nya untuk melepaskan rangga dari sel, dan memberikan beberapa berkas kepada billy untuk di tandatangani.
Rangga berjalan gontai, seakan tidak percaya bahwa dia sekarang bebas, rangga menandatangani berkas - berkas pembebasannya, dia melihat billy dan bayu berdiri menunggunya, tiba- tiba hatinya menghangat, billy menepati janjinya untuk membuktikan kalau dia tidak bersalah dan benar - benar datang untuk membebaskannya.
Rangga berjalan cepat menghampiri billy dan memeluk junjungan nya itu, rasa haru menyeruak, billy mungkin pimpinan preman yang kejam tapi dia juga pelindung bagi semua anak buahnya.
" makasih bang... " ucap rangga serak, sekarang dia mendadak menjadi melankolis, bulir bening lolos dari sudut matanya sangat tidak cocok dengan wajah sangarnya, sebenarnya rangga itu tidak sangar malah mungkun dia terlihat cute untuk ukuran preman, dengan kulit putih dan matanya yang sipit seperti oppa korea.
Bayu yang melihat sesikit terharu dan mungkin lucu, situasi awwkward ini seperti mimpi, dimana dua orang preman yang tanpa belas kasih dapat membunuh kini berada dalam situasi yang sangat emosinal, tanpa di sangka bayu pun meneteskan air matanya, dan dengan cepat menghapusnya dengan ibu jari nya, keadaan itu berlangsung sampai suara april mengagetkan billy
" apa sekarang menangis jadi hobi kamu?? " ucap april tepat di belakang billy, pada saat itu juga billy merasa dejavu, dan secepar kilat menghapus air matanya.
" ekhm... " billy berdehem untuk menormalkan suaranya yang serak dan berbalik menatap april
" makasih... " ujar billy tulus, matanya tidak lepas memandang polwan cantik dihadapan nya ini.
Merasa mereka butuh waktu untuk bicara, bayu dan rangga bergegas keluar dan berniat menunggu billy di parkiran.
****
Bayu mengemudi mobil dengan kecepatan sedang, rangga duduk di bangku penumpang bagian depan sedangkan billy duduk di bangku penumpang bagian belakang sendirian, mengarah keluar jendela, pandangan nya menatap ke arah mobil - mobil yang berlalu lalang di luar, dia teringan percakapan nya dengan april di kantor polisi beberapa saat yang lalu.
" maksih... " ucap billy lagi setelah kepergian rangga dan bayu
" gak perlu berterimakasih, anak buah kamu bisa bebas itu juga karna usaha kamu sendiri, aku cuma jalanin tugas aku " jawab april dengan tersenyum manis, senyum itu, baru kali ini billy melihat senyum itu.
" aku yang harusnya berterimakasih, seengga nya aku mempunyai tambahan bukti untuk kasus yang sedang aku tangani... " ujar april lagi masih dengan sunggingan senyum di bibir tipisnya
" sebagai ucapan terimakasih aku sama kamu, kalo kamu gak keberatan aku mau ngundang kamu makan malam di apartemen aku " ujar april dengan rona merah di wajah ny, malu mungkin, tapi dia senang
Billy melebarkan bola matanya terkejut mendengar penuturan april ' dia ngajak gw diner, di rumah nya ' billy bermonolog pada diri sendiri, dan dengan cepat menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Rangga melirik bos nya lewat kaca, melihat bos nya tersenyum sendiri seperti orang gila, ya billy mungkin sudah gila, cinta kah?? Atau hanya kenyamanan sesaat.
" bang... " rangga memanggil. Billy tapi tidak ad jawaban, rangga melirik bayu memberi isyarat agar bayu melihat ke arah bosnya yang sedikit aneh.
Bayu memperhatikan tingkah bos nya dan dia ikut tersenyum
" ekhm... Kayanya ada yang lagi jatuh cinta nih " ucap bayu sarkastik
Billy menyadari bahwa bayu kini. Menyindirnya, billy dengan cepat menetralkan ekspresinya kembali dengan wajah dingin nya
" siapa yang jatuh cinta?? " jawab billy dengan dingin
" bang polwan tadi cantik ya??, bening bener dah" ucap bayu memancing reaksi dari billy
" biasa ajjah " jawab billy singkat
"Kalo abang gak suka, boleh dong buat gw bang?? " ucap bayu lagi dengan senyum misterius
Seketika tubuh billy menjadi panas, padahal pendingin dalam mobil itu menyala.
Bayu menyadari bos nya sedang cemburu dari ekspresi wajahnya yang tiba- tiba menegang dengan rahang yang mengeras.
Rangga hanya tersenyum geli melihat ekspresi billy, dan geleng - geleng melihat kelakuan bayu yang tidak henti menggoda bosnya.
"Willy ga tau kalo dia melihara ular dalam kelompoknya " ujar billy mengalihkan pembicaraan, dan kini bayu dan rangga mendengarkan tuturan bosnya dengan serius, seperti suasana dala mobil saat ini berubah serius.
" apa rencana bang billy sekarang?? " ucap rangga menanggapi
Billy diam tidak menanggapi, banyak yang harus ia pertimbangkan untuk mengambil keputusan jangan sampai keputusan yang ia ambil mencelakakan kelompok dan anak buahnya, dan dia juga tau bukan hanya kelompok dan anak buahnya yang sekarang harus ia lindungi tetapu juga ada seorang wanita yang harus ia lindungi, karna ini bukan perihal mudah bahkan nyawa taruhannya
"Aprillia bachtiar "
Sekarang oun menjadi prioritasnya setelah kelompok warior.