Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 30 - Liburan ke Bali

Chapter 30 - Liburan ke Bali

"Maaf... Tuan dan Nyonya.... semuanya sudah siap, silahkan Tuan dan Nyonya memasuki helikopter." kata Amar yang merupakan pilot sekaligus salah satu orang kepercayaan Azka.

Zya pun hanya terbengong dan menanatap suaminya seakan bertanya apakah ini serius dan Azka menjawab tatapan muka bingung istrinya itu dengan berjalan kearah helikopter sambil membawa Zya dalam gendongan nya. Amar pun mengikuti langkah tuannya dari belakang.

"Wah... keren sekali, didalam sini hanya ada 5 kursi, dua kursi berpasangan sedangkan 3 yang lainnya jomblo alias gak berpasangan, dan terdapat sekat pemisah antara kursi berpasangan tadi dengan yang lainnya, jarak antara kursi pun lumayan agak jauh, dan fasilitas nya lengkap dan mewah." kata Zya didalam hatinya merasa kagum.

Selain Azka dan Zya ternya, Ada 2 orang bodyguard laki-laki dan 1 bodyguard perempuan yang dibawa oleh Azka untuk menjaga mereka. Bodyguard perempuan itu telah Di persiapan Azka untuk Khusus menjaga Istrinya itu, karna dengan begitu Azka akan merasa lebih aman dan Tenang dari rasa cemburun dan rasa takut musuh Akan mengincar istri cantiknya itu.

"Zya sayang....mau di pangku aja, apa duduk di samping Azka?" kata Azka sambil menatap mata istri nya itu dengan penuh kasih sayang.

"Zya mau duduk disamping Azka aja, entar kasih Azka kakinya bisa sakit kalo Zya dipangku Azka terus." kata Zya sambil tersenyum.

"Istri cantik ku ini..., sangat pengertian tapi Azka gak akan capek jika berkaitan dengan hal-hal yang bisa membahagiakan Zya Insya Allah...., Azka akan baik-baik saya." Kata Azka sambil tersenyum, dan kemudian mengecup kening zya .

"Ya Allah..., suamiku romantis banget terimakasih telah menjadikan hamba mahluk mu yang paling beruntung karna bisa didampingi manusia setampan dan sepertian suamiku ini." Kata Zya bersyukur dalam hatinya, matanya pun berkaca-kaca.

"Sayang kok cuman diem aja sih? capek ya? waktunya 45 menit kamu bisa bobok tar klo dah sampai aku bangunin." tanya Azka.

Zya hanya diam karena merasakan sedikit pusing, dan mual. Seperti nya Zya mabuk perjalanan karna pertama kali naik helikopter. Padahal Zya ingin melihat pemandangan awan putih, tapi pengelihatannya seakan berputar dan membuat kepala Zya sakit menyebabkan Zya terpaksa memejamkan mata untuk mengurangi rasa pusingnya. Zya pun menyandarkan kepalanya pada dinding pesawat, tapi tiba-tiba ada tangan lain uang membawa kepalanya kebahu yang nyaman.

Azka memasangkan sabuk pengaman untuk Zya saat ternya istrinya itu belum memakai sabuk pengaman, karna sibuk takjub dengan isi dalam helikopter ini, atau pemandangan luar karna posisi Zya tepat di jendela kecil.

"Tidurlah sayang mungkin kamu akan mengalami mabuk perjalanan karena belum terbiasa." Kata Azka mengubah kursi duduk mereka menjadi lebih lebar dan panjang seperti kasur tidur. Sehingga membuat Zya lebih nyaman dan terlelap dalam dekapan suaminya itu.

Azka tidak tidur hanya sibuk memandangi wajah istri yang terlihat sedikit gelisah, dan sekali-kali Azka mencium kening Zya dan membisikkan kata-kata romantis yang mempu membuat raut muka Zya terlihat tenang.

"Helikopter akan segera lepas landas, mohon Tuan dan Nyonya tetap memakai sabuk pengaman." Pengumuman dari dalam helikopter.

"Sayang bangun, kita udah sampai." Kata Azka sambil menepuk-nepuk pelan pipi istrinya.

Zya hanya menggeliat dan bukannya bangunan tapi malah memeluk suaminya itu seperti bayi koala dan kembali terlelap.

Azka tidak tega membangunkan Zya jika sudah seperti ini, Azka pun membawa zya dalam gendongan seperti induk Koala uang membawa anaknya dan mereka pun menjadi pusat perhatian karna helikopter ini lepas landas di tepi pantai Kuta Bali.

"Wah... lihat itu sepertinya ada pasangannya pengantin baru, mereka terlihat sangat romantis." kata seorang wanita mengagumi Azka dan Zya .

"Iya benar sepertinya Istri dari tuan tampan itu sedang tertidur, dan suaminya rela membawa Istrinya itu dengan romantis." kata perempuan lain yang merasa kagum juga.

"Romantis dari mananya mereka terlihat Seperti Paman dan kepanakan, kau tidak lihat tubuh perempuan itu sangat mungil, dan masih muda, sedangkan Laki-laki itu bertubuh besar dan terlihat terlalu dewasa untuk gadis manis itu." kata seorang pria yang seperti nya tidak sepaham dengan pola pikir wanita ditempat itu.

"iya juga sih tapi kalau itu emang pamanya bagus dong bisa gue deketin, udah ganteng, gagah terlihat dari golongan atas pula." kata Cewek lainya yang terdengar matrek.

"Apaan sih kamu..... Itu udah jelas-jelas Pasangan suami istri mau jadi pelakor, kamu GK lihat bahkan tuan itu memperhatikan Wanita itu Layaknya pasangan hidup bukan sebatas ponakan." Kata laki-laki lainnya.

Azka yang mendengar celotehan tanggapan orang-orang di sekitar pantai itu pun hanya menganggapnya sebagai angin lewat, tapi entah ada tanggapan salah seorang dari mereka yang membuatnya seolah berfikir apakah benar Zya dan dirinya seperti Om dan ponakan? apakah Azka sudah terlihat setua itu? atau Zya yang berbadan mungil sehingga selalu dianggap anak kecil.

Semuanya membuat Azka seakan-akan seperti Pedofil saja jika membayangkan hal itu Karna Memeng jarak umur mereka yaitu 10 tahun Azka lebih tua dari Zya. Tapi sungguh Azka sangat menyayangi Zya luar dalam bukan hanya karna Napsu, atau Obsesi tapi semua itu murni rasa cinta nya karna Zya merupakan cinta pertama dan terakhir Bagi Azka. Setelah selesai melamun kan tentang tanggapan orang-orang tadi, Azka baru teringat mungkin Istri cantik nya ini belum makan dan hari mulai gelap.

"Sayang bangun, ayo makan malam boboknya nanti lagi." kata Azka sambil mencolek-colek pipi Zya, Karna Azka melihat tidak ada respon dari istrinya Azka berniat Azkan menjaili istinya ini agar terbangun.

"Emmmm....uh...huff...uh... Azka mau Zya mati ya....? Zya hampir mati gak bisa napas tau." kata Zya yang terbangun karna merasa sulit bernapas dan ada sesuatu yang ingin memakan bibirnya.

"Maaf sayang...," kata Azka datar, kemudian bangkit dan berjalan kearah kamar manadi.

Zya pun merasa bingung dengan sikap suaminya, dan kata-kata suaminya itu terdengar aneh ditelinga Zya, kok Azka kayak menahan sesuatu.

"Aduh... aku kan cuma mau bangunin Zya dengan sedikit ngisengin dia tapi kenapa Malah aku sediri yang bangun hanya karena mengecup Bibir yang manis tadi efeknya sampai kayak gini." kata Azka yang merasa senjata makan tuan.

"Ka.... kamu gak papakan? kok lama amat dari tadi gak keluar-keluar." kata Zya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

"Gak papa kok sayang, aku cuma lagi sakit perut aja." kata Azka. Mana mungkin Azka jujur pada istrinya yang polos itu... tentu malah Istrinya itu akan kebingungan nanti. Azka tidak tau saja Padahal Zya sudah belajar tentang Mata kuliah Bimbingan Konseling Perkawinan dan harusnya Zya akan sedikit paham jika Azka berkata jujur tadi.