Zya hari ini akan berangkat kuliah lagi ditempat yang berbeda, Zya pikir suaminya akan mengantarkannya dihari pertama dia memasuki kampus baru, ternyata dugaan Zya salah bahkan Azka lebih memilih mitting nya pada pagi hari ini meninggal Zya tanpa jejak. entah bukannya merasa senang karna terbebas dari suaminya yang posesif nauzubillah Zya merasa agak tidak nyaman kali ini. tapi untunglah Zya hanya bolos kuliah berapa hari saja tidak sampai 2 Minggu sehingga tidak perlu mengulang mata kuliah, dan tentunya pasti suaminya yang positif itu telah mengatur semuanya dengan uang.
"Pagi anak-anak." kata pak Dosen saat masuk kelas, sambil bersama dengan seorang gadis yang yang terlihat imut dan cantik dengan balutan pakaian syar'i dan hijab.
"Pagi pak...," jawab para mahasiswa dengan kompak.
"Silahkan perkenalkan diri anda pada mereka." kata pak desen itu seakan-akan Zya adalah orang penting dikampus ini.
"Hai.. teman-teman perkenalkan nama ku Kezya Ananda Putri....," kata zyya belum selesai menyebutkan namanya telah dipotong oleh teman-teman sekelas yang menanyakan tepat tinggalnya dan nomor phonsel nya.
"Tinggal dimana adik cantik?..."
" Nomor WA nya brapa adek cantik?"
"Udah punya Pacar belum?"
"Cantik nanti duduknya samping Aa ya...,"
Itulah berbagai macam-macam kata-kata yang diucapkan oleh mahasiswa, sedangkan mahasiswa menganggap Zya biasa saja, ada yang kagum, tidak suka dan bahkan ada yang mengajak Zya untuk menjadi sahabat.
"Ok cukup, anak-anak. Silahkan anda bisa memilih kursi kosong tempat anda duduk."
Kemudian Zya memilih duduk disamping seorang perempuan berambut panjang yang yang terlihat sedang tidur menelungkup kan wajahnya diantara tangan dan meja, sehingga tidak dapat terlihat jelas wajahnya.
kemudian perempuan itu menoleh kearah Zya.
"Hay gue Mela...., salam kenal." kata perempuan itu kemudian menegakan tubuh sejenak, dan kemudian fokus pada materi yang disampaikan dosen.
"Hay Mela, saya Zya senang berkenalan dengan mu." kata Zya dengan ceria.
"Sekarang fokus aja ama materi dulu entar kita lanjut perkenalan habis Mata Kuliah ini". kata Mela membalas senyuman Mela .
Kemudian semua nya fokus mendengar penjelasan dari dosen tentang materi dan kisi-kisi ujian tengah semester yang akan dilaksanakan pada Minggu depan. Kemudian semua orang meninggal kelas karna kuliah telah berakhir.
"Aku belum tau daerah kampus ini, kamu mau kan ajak aku jalan-jalan sekeliling kampus ini agar lebih paham." kata Zya dengan mata berbinar.
"Emmmmm.... okay tapi... kau juga akan ku kenal kan dengan teman-teman ku yang lain, yok kekantin dulu aku merasa harus dan lapar karna tadi pagi gak sarapan....." kata Mela sedikit ragu tapi kemudian mengiyakan keinginan Zya.
"Ayo...," kata Zya dengan senang . Merekapun berjalan dengan berpegangan sampai kekantin.
"Ayo silahkan duduk Zya, kamu pesen apa aku pesenin aja tar juga tu anak-anak pada muncul pasti duduk sini kok." Kata Mela.
"Emm samain ama kamu aja tapi jangan lama-lama ya, aku gak suka sendirian ditempat asing." Kata Zya sambil memegang tangan Mela.
" Gak kok gak lama kamu gak perlu takut mahasiswa disini baik-baik kok, walaupun kadang ada beberapa yang usil." kemudian Mela pergi meninggalkan Zya untuk memesan makan.
Saat Mela pergi mesan makanan Zya sibuk memainan handphone.
"Kamu ya mahasiswi baru yang sok kecantikan dikelas tadi?" kata salah satu perempuan yang paling menor dengan rambut kuncir dua yang panjang, diantar 3 perempuan yang menghampiri nya.
"Iya... mana kak Azam tadi juga liatin dia sambil senyum manis lagi, padahalkan kak Azam biasanya cuek." kata perempuan lain yang perkucir rambut kesamping kanan.
"Bener tu.... padahalkan dimana-mana semua orang tau kalau dikampus ini dikampus ini cuman kamu sil yang paling cantik dan cocok Ama kak Azam." kata perempuan lainnya
"Eh denger ya mahasiswa baru jangan berani-berani nya kamu sok kecantikan dan sok-sok an cari perhatian kak Azam, kamu denger gak.... sih....," kata perempuan beekucir dua itu dengan muka sesal dan marah pada Zya.
"Oh.... Mbak-mbaknya ngomong ama saya ya?" kata Zya yang barusan sadar dengan sekitar nya karna dia tengah sibuk khusuk membaca novel.
"Kamu pikir dari tadi aku... ngomong ama tiang apa? denger ya loh cewek pendek jangan pernah cari perhatian kak Azam atau loh akan berhadapan ama gue!" kata perempuan bekucir dua itu memperingatkan Zya seakan-akan Zya kenal dekan dengan cowok yang bernama Azam itu, padahal Zya tau aja gak.
"Maaf.... mbak ya kali saya mau ngerebut calon suami mbak itu, kenal aja gak namanya aja baru tau pas mbak bilang tadi lagi pula saya gak berminat mbak dan kayaknya mbak cemburu pada orang yang gak tepat deh." Kata Zya menjelaskan dengan sedikit gereget , siapa yang gak gereget cobak orang kenalan aja gak langsung di tuduh caper ama cowok orang.
"Baguslah kalou begitu, gaizz.. ayo kita pergi." kata perempuan berkuncir dua itu kemudian pergi bersama dua temannya .
"Zya maaf lama ini pesenan kita udah dateng, tadi aku ke toilet dulu soalnya kebelet banget." kata Mela merelasa bersalah telah meninggal Zya .
"Gak papa kok la, yuk kita makan aja perut aku udah laper banget ni." kata Zya sambil tersenyum. Karena memang makan tidak lama datang sebelum Mela datang dari toilet.
Setelah itu Zya dan Mela selesai menikmati makanan mereka masing-masing tanpa bicara.
"Alhamdulilah kebayang juga kata Mela". kemudian menyeruput Es teh.
"Iya alhamdulilah la, kamu kenal gak ama tiga cewek penampilan nya peminum banget, agak sedikit menor dan galak." kata Zya betanya.
"Oh... mereka 3S (Sela,Sely, Santi), biasa cabe-cabean kampus mah emang gitu, suka ngaku-ngaku jadi cweknya orang paling populer di kampus seperti kak Azam, kak Ramdan dan Kak Umar. Apa tadi mereaka kesini? mereka gak bully kamu atau cari masalah Ama kamu kan?" kata Mela baru tersadar bahwa 3S itu sering membully pesaing mereka, atau bahakan mempermalukan orang secara berlebihan.
"Gak papa kok mereka cuman ngasih tau aku jangan dekat-dekat ama yang cowok yang bernama Azam tadi, dan aku jawab aja jangan kan deket kenal aja gak, lagi pula aku gak berminat pada cowok orang." kata Zya dengan santay.
"Syukur lah kalau kamu baik-baik saja, berani juga ya kamu tidak sepenakun yang ku bayangkan hehehehhe..." kata Mela terkekeh.
"Nah itu mereka datang, dari mana aja lo-lo pada kok baru nongol." kata Mela melihat teman nongkrong nya pada baru dateng.
"Biasa abis baru keluar gara-gara sedikit serangga kecil yang perlu dibereskan tadi, Ama siapa kamu la?, kok cantik dan imut banget boleh di kenalin ke kita." kata salah satu cowok yang berperawakan paling tinggi.
"Ini Kezya temen baru ku di kelas, dia mahasiswi pindahan." kata Mela mengenalkan mereka.
"Zya kenalin itu yang paling tinggi yang rambutnya agak gondrong Kak Umar, yang rambutnya agak pirang dan matanya agak sipit kakak Ramdan dan yang paling datar tanpa ekpresi tapi manis adalah kak Azam yang merupakan Abang angkat gue, dan mereka berdua Abang sepupu angkat gue walaupun agak jauh." kata Mela setengah yakin memingat mereka tidak ada hubungan darah.
"Oh... ternya pria yang dimaksud cewek tadi adalah salah satu dari mereka alias Abang angkatnya Mela." kata Zya yang berkata dalam hatinya.
"Oh iya Zya jangan sampai ada yang tau kalau gue adalah adek mereka, gue gak mau di teror fans fanatik mereka yang kelewat gak waras semua itu ok." kata Mela meyakinkan.
"Jadi gak ada yang tau kalau mereka ini abang-abang lo?" kata Zya yang kaget.
"Gak gue kan tomboy dan gak banyak omong mahasiswa sini tau nya gue adalah sahabatan baik ama mereka" jawab Mela.
"Masa perkenalannya gitu aja sih, gak salaman gitu sebagai tanda persahabatan." kata Umar yang sebenarnya ingin memegang tangan Zya.
"Maaf bukan mahrim." kata Zya yang menyatukan kedua tangan di depan dada seperti gaya perampuan muslim saat bersalaman jarak jauh.
"Kita belum beruntung bro, mungkin nanti aja dek kakak ke rumah adek buat minta adek ke orang tua adek sekelian hehehheh." kata Ramdan absurd.
"Kurang ajar lo bro kok makan temen sendiri dia kan calon gebetan gue...." kata Umar yang mengacak-acak rambut Ramdan karna kesal.
"Bentar ya Zya, aduh perut aku sakit banget dari tadi aku mau ke toilet dulu." kata Mela yang kemudian langsung pergi .
Zya pun hanya menatap kepergian teman barunya itu dengan tersenyum dan anggukan kepala. Sekarang posisi mereka Zya duduk di bangku panjang yang sama dengan Azam tentu saya berjarak tempat duduk Zya tadi sedangkan bangku depan Zya adalah Umar dan sampai Umar adalah Ramadan yang sibuk unyel-unyalan dari tadi.
"Bro selama janur melengkung dia bukan milik siapa-siapa.... kan biasa aja dia jodoh gue..." kata Ramdan yang jual mengerjai sepupunya itu.
Sementara ternyata dari jauh Azka telah melihat Zya yang duduk berdua dengan cowok karna Zya duduk diatas kursi panjang yang sama dengan Azam sedangkan Umar dan Ramdan tidak terlihat karna mereka unyel-unyalan dengan posisi muka dimeja sehingga tertutup oleh tubuh Zya dan Azka jika dilihat dari luar kaca kantin.
"Kurang ajar beraninya pria itu mendekati istri ku." kata Azka (Zya terliat fokus dengan handphone sedangkan pria asing itu memandang Zya dengan tersenyum manis) tangan Azka sudah terkepal.
Kemudian Azka mendatangi tempat Zya dan menarik tangan Zya sehingga Zya keluar dari kantin itu dengan terpaksa dan tanpa pamit pada Mela, Zya hanya melambaikan tangan pada 3 laki-laki yang dikenalkan Mela tadi. tentu saja mereka menjadi pusat perhatian, karna seorang pewaris yayasan besar termasuk Universitas ini membawa Zya secara posesif, dengan muka datar dan tidak bersahabat.