Chereads / The Flash of Little Star / Chapter 4 - Dunia Malam

Chapter 4 - Dunia Malam

Suara mesin berderu kencang di pusat kota

Di setiap perempatan jalan ada mobil sport yang menjaga, seluruh jalan di kosongkan. Malam ini terdengar ramai dengan bebagai mobil sport yang datang dari seluruh penjuru kota. Tak ketinggalan tim Raihan, mereka juka ambil bagian dalam balapan resmi malam ini. terlihat banyak mobil yang bertata rapi di pinggir jalanan, malam itu tidak ada mobil biasa yang lewat, hanya ada sekumpulan tim balap yang tengah sibuk mempersiapkan balapan untuk ujung tombak timnya.

Balapan resmi ini sudah menjadi hal yang biasa di kota MEGA METROPOLITAN. Balapan ini diadakan setiap malam minggu di pusat kota atau kadang mengambil area di luar kota yakni di gunung dekat kota mega metropolitan. Di pusat kota telah ramai dengan sekelompok mobil sport yang berjajar rapi sepanjang garis start .Raihan datang dengan mobilnya, ferari merah. Ia menyapa kru-kakak sepupunya.

"night guys". Raihan melempar senyum pada mereka.

"night...". jawab mereka serempak.

"di mana master?". Tanya Raihan. Master adalah sebuah sebutan untuk kakak Raihan yang menjadi ketua di grupnya. Kakak Raihan menamai grupnya dengan DARK ANGEL. Ia menamai dengan itu karena berkeinginan untuk menjadikan grupnya sebagai malaikat di waktu malam.

"di tempat biasa lah". Jawab Joe, tekhnisi mesin kakak Raihan.

"ok...gue samperin dia". Raihan pergi. Kakinya melangkah pada mobil putih yang terparkir tepat di sisi jalan.

"hey kak". Sapa Raihan.

"oh...loe han". Sambut laki-laki bertubuh atletis.

"siapa lawanku malam ini?". tanya Raihan.

"toni dari tim Bad Boy"ujar kakaknya dingin.

"alwi, kita dapat tantangan dari tim BMW LOVER setelah ini". potong seorang gadis cantik, mendekat ke Alwi.

"mana laporannya zas?". Pinta Alwi.

"ini wi". Gadis itu memberikan sebuah kertas tantangan untuk Alwi.

"ini siapa kak?". Tanya Raihan. Alwi tak menjawab, sebuah senyum terbit di wajahnya.

"perkenalkan aku teman kakakmu dari kecil, namaku Zaskia". Gadis itu memperkenalkan diri.

"raihan...". jawab singkat Raihan.

"dia itu calon kakak iparmu". Gurau Alwi. Zaskia tersenyum.

"hahahaha" Raihan tertawa lepas.

"persiapkan dirimu han, ini bukan drag yang mudah". Kata Alwi tegas. "aku akan berusaha kak". Raihan bersemangat.

Adik dan kakak sama saja, dulu waktu kamu seumuran Raihan kamu juga begitu wi, sungguh indah masa itu, saat dimana kau berusaha mendapatkanku kembali dari tangan jodi. Saat sekolah kita, penuh dengan kenangan yang tak bisa kulupa, sifat cuekmu, rasa angkuhmu, tingginya egomu, sekarang sudah tak tampak wi, perubahanmu begitu cepat seriring berjalannya waktu. Gumam Zakia.

'hadirin sekalian balapan drag malam hari ini akan segera dimuali, drag pertama Raihan adik dari sang master melawan toni dari grup bad boys. Ini dia'.....suara dari pengeras suara.

Raihan segera mengambil posisi. Ia menekan-nekan pedal gas hingga menimbulkan bunyi raungan keras. Raihan mewarisi cara balap dari kakaknya, Alwi. Alwi adalah pemegang penghargaan safety award. Banyak lagi penghargaan yang diraihnya karena bakat dan cara balapannya yang tak membahayakan pengemudi lain.

Alwi mengamati dari samping, ia harap-harap cemas akan adiknya itu, ia masih belum yakin dengan Raihan.

Dia masih butuh banyak belajar. Gumam Alwi.

Di sampingnya, Zaskia tengah memperhatikan Alwi dengan seksama. Apalagi yang kau risaukan wi?. gumam Zaskia.

'Baiklah hadirin sekalian, mari kita mulai balapan ini'. suara dari pengeras.

Lampu aba-aba mulai dinyalakan. Jantung Raihan berdetak kencang. Matanya menajam, pendengarannya terbuka, dia mencoba menstabilkan dirinya. Ok ini dia.

Start pun dimulai. Raihan melakukan roll start. Start dengan ban belakang berputar lebih dahulu. Raihan terkejut dalam beberapa detik lawannya telah mendahuluinya dengan sangat cepat. Mobil Raihan berdenging. Piston mobilnya bekerja keras. Jarum kecepatan menunjukkan angka seratus dua puluh. Masih bisa. Raihan menambah kecepatan hingga seratus enam puluh.

Peringatan bahaya keluar dari sistem mobilnya. Alarm berbunyi. Raihan panik, ia bingung apa yang harus ia lakukan. Beberapa detik terasa sangat begitu lama. Diatas kecepatan seratus enam puluh nyawa dipertaruhkan.

Namun dengan cepat ia teringat nasihat kaknya. "dalam situasi segenting apa pun tetaplah tenang". Raihan mengerti ia harus tenang. Toni masih tetap memacu mobilnya. Raihan mengejar dari belakang. Garis finish sudah nampak. Raihan paham ia tak akan menang, perlahan dia mengurangi kecepatan. Hingga akhirnya dia kalah.

'Wow...apa yang terjadi, raihan adik dari sang master kalah dalam adu cepat. Mari kita sambut pemenang kita toooniii....'

Raihan segera kembali ke kru-nya.

"kenapa bisa kalah han?". Tanya Alwi kecewa.

"jika aku paksakan mobil ini takkan kuat, pistonnya bekerja dengan tidak normal, aku merasakan ada yang tidak beres". Terang Raihan mengecek kap depan mobil. Ia dapati kekeliruan kabel penghubung power.

Ternyata ini maslahnya. Gumam Raihan.

Memang jawaban itu yang aku harapkan han. Ternyata kamu sudah dewasa. Batin Alwi.

Sesaat mereka berdua bertatatpan seakan bebicara dengan bahasa hati. Zaskia diam tak mengerti.

"hey kalian ini kenapa?". Zaskia memecah keheningan.

"kamu memang pembalap sejati han". Ujar Alwi.

"terima kaasih kak". Raihan tersenyum.

Huft...ku kira mereka akan saling berkelahi. Gumam Zaskia.

"tak apa-apa kau kalah, lain kali aku akan perbaiki mobil ferarimu, istirahatlah...". Alwi berlalu pergi, Zaskia mengikuti. Aku tunggu janjimu. Gumam Raihan.

Alwi segera ambil posisi menanggapi tantangan dari BMW LOVER. Ia terlihat santai , sama sekali tak terlihat ketegangan di wajahnya. Ia sangat menikmati balapan ini. Raihan menyaksikan dari samping. Lampu isyarat sudah di nyalakan. Dan balapan pun dimulai. Untuk start Alwi menggukan start biasa, tanpa roll. Mobil yang di kendarainya melesat dengan anak panah, dari kejahuan terdengar suara mesin Alwi bagai suara mesin pesawat.

Berdenging dengan sangat kencang. Mobil dari bmw lover telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk mengimbangi kecepatan mobil Alwi.

Jangan terlalu cepat baby. Ejek Alwi dari hati. Alwi menambah kecepatan, jarum kecepatannya menunjukkan seratus delapan puluh. Dia unggul jauh dari lawannya. Alwi keluar sebagai pemenang.

Seluruh area ramai dengan sorakan penonton. Mereka senang melihat Alwi keluar sebagai pemenang, sang master telah kembali.

Raihan kagum dibuatnya. Terdengar suara instrumen musik keluar dari sound sistem untuk selebrasi kemanangan Alwi. Raihan semakin takjub. Inilah yang ku sukai dari dunia malam, penuh gemerlap nan eksotis. Batin Raihan.

Musik itu semakin keras, di iringi permainan lampu disco yang gemerlap, berwarna warni. Raihan mendekati kakaknya. Ia ingin menghabiskan malam ini dengan kakaknya. Zaskia datang membawa tiga minuman bersoda. Mereka meminumnya bersama-sama.

Semua yang hadir malam itu bersorak gembira. Minum-minum bersama. Walau demikian, tidak ada diantara mereka yang mengkonsumsi alkohol, mereka hanya minum minuman yang standart. Mereka punya aturan tersendiri dalam mengatur grup mereka masing-masing. Hanya tinggal bagaimana penempatan mereka.

Raihan mendapati keindahan malam di pusat kota dengan berbagai macam mobil sport di sekelilingnya. Menderu-deru, seakan berlomba bernyanyi. Mobil yang penuh dengan sentuhan seni, ada gambar abstrak ada gravity bahkan ada pola batik.

Semuanya adalah karya anak muda pemiliknya. Di bawahnya terdapat lampu neon biru yang menambah sangar tampilannya. Ada juga yang merah, hijau tergantung selera pemilik. Para pemilik mobil biasanya duduk bersantai diatas kap mobil.

Mereka akan menjaga betul mobilnya, jika ada yang datang mereka mempersilahkan untuk mengamati, namun mereka tetap waspada.

Kebanyakan mesin mobil mereka sudah dimodifikasi untuk race jadi sudah bukan hal yang menakjubkan kecepatan di atas seratus empat puluh km/j.

Zaskia menatap Alwi dengan penuh perhatian. Dia memandang muka Alwi dalam-dalam berusaha menelusuri setiap rahasia lekuk wajahnya. Zaskia membandingkan wajah Raihan dan Alwi, terdapat banyak perbedaan. Namun, dalam satu hal mereka memliki pola pikir yang mirip. Keduanya bagai raja dan pangeran balap.

Dalam dunia sekolah mereka juga mempunya intelegensi yang hampir tak jauh berbeda. Tatanan rambut mereka juga sama, asimetris emo.

"apa kamu nggak punya teman perempuan han?". Tanya Zaskia.

"ya punya kak". Jawab Raihan.

"kenapa nggak kamu ajak?". Tanya Zaskia penasaran.

"aku belum sepenuhnya percaya pada dia". Terang Raihan. Alwi tersenyum.

Sama seperti aku waktu masa SMA. Gumam Alwi.

"kenapa ?". Zaskia heran. "kamu punya masalah?". Lanjutnya.

"zaman sekarang ini sudah nggak ada gadis yang dapat dipercaya seratus persen". Terang Raihan. Alwi kembali tersenyum mendengar pernyataan adiknya. Betul....betul. gumam Alwi.

Zakia mencubit pinggang Alwi. "aduh.....". teriak Alwi. "senyum-senyum sendiri". Zaskia kesal. Alwi meringis.

"sudahlah kak itu masa lalu". Raihan cuek.

"ayolah...cerita sama kakak, barang kali kakak bisa bantu". Suara lembut Zaskia mampu menyihir Raihan untuk tunduk padanya.

"baiklah". Raihan menhela nafas. "berawal dari pacarku terdahulu...aku mencintainya dengan sepenuh hati, apa yang ia inginkan selalu aku beri, namun dia sering marah padaku lantaran hal yang tak jelas, pada akhir kelas satu SMA dia memutuskan untuk berpisah, padahal aku masih mencintainya". Tutur Raihan.

"kamu dikhianati?". Tanya Alwi.

"jelasnya". Jawab singkat Raihan. "wah kurang ajar tuh cewek, nggak usah pacaran lagi!" . Alwi tegas.

"memang sudah aku putuskan untuk tidak pacaran dan aku sudah nggak mau kontak dengan gadis manapun". Terang Raihan.

"hey...bukan begitu caranya...". sergah Zaskia.

"itu sama saja kamu nggak memberi orang lain untuk mencoba mengenalmu". Tambahnya. Alwi terdiam. Ia merasa lebih baik membiarkan Zaskia memberi nasihat pada Raihan.

"lalu bagaimana". Raihan mengharap kejelasan.

"jika kamu nggak mau dekat dengan gadis lagi, fine it's okey, tapi jangan kamu halangi mereka untuk mengenalimu. Jangan seperti kakakmu waktu SMA dulu, yang bisanya hanya buat gadis menangis". Zaskia melirik pada Alwi. Alwi tersenyum.

"memangnya kak Alwi seperti itu ya dulu?". Tanya raihan penasaran.

"iya". Zaskia menghela nafas. "bahkan lebih parah darimu". Tutur Zaskia.

"tapi semua itu bisa berubah kok, iya kan wi?". Zaskia melempar penguatan pada Alwi.

"iya, jika nggak ada Zaskia mungkin aku nggak akan seperti ini". tutur Alwi.

"maksudnya?". Raihan bingung.

"begini han, Zaskia datang mendekatiku, mencoba mengenal dan memahami semua tingkahku, pada awalnya aku tak begitu peduli, tapi lama-lama aku kasihan juga melihat usahanya yang tak kenal lelah mengimbangiku". Tutur Alwi.

"apa kamu nggak punya sosok gadis seperti Zaskia ini?". timpal Alwi. Raihan terdiam, mencoba mengingat kembali apa dia punya sosok gadis yang ingin tahu tentang dirinya. Lama ia berpikir akhirnya ia menemukan jua.

"iya aku punya". Jawab Raihan.

"siapa?". Tanya Zaskia dan Alwi hampir bersamaan.

"Asya...dia gadis yang berkarakter mirip dengan kak Zaskia.". terangnya.

"kapan-kapan ajak dia keluar malam minggu untuk menemuiku ya?". Ujar Zaskia.

"aku usahain".

Malam semakin larut, angin malam berhembus lembut menerpa wajah-wajah kaum muda. Lampu-lampu gedung apartemen mulai dimatikan. Zaskia Alwi dan Raihan masih bercengkrama tentang hal-hal yang mereka lalui. Mobil mereka saling berdekatan ferari merah dan honda civic putih, perbedaan warna yang kontras, namun tidak mengapa karena pada dasarnya pemilik mereka memiki karakter yang mirip.

Suasana pusat kota masih belum surut. Suara-suara mobil berderu-deruu melanjutkan lomba drag hingga jam tiga pagi. Lomba itu mulai jam sembilan malam dan selesai jam tiga pagi. Dari kejauhan mobil-mobil sport itu bagai mobil mainan yang dijajakan di pasaran.

Raihan masih bercengkrama dengan Alwi.

"coba kamu ceritakan lagi kehidupanmu di sekolah, aku ingin mengenang kembali masa-masa SMA-ku". Pinta Alwi.

"panjang kak..malas aku, ceritaku nggak ada yang menarik..percayalah". Raihan menolak.

"kenapa kakak nggak cerita tentang kak Zaskia saja?". Timpal Raihan.

"kenapa kamu jadi balik nyuruh aku yang cerita gitu?". Alwi mengambil minuman.

"aku ingin tahu".

"aku nggak mau". Alwi menolak.

"baiklah biar aku yang cerita". Zaskia menengahi.

"Alwi dahulu sifatnya angkuh, dia nggak suka dengan orang yang menghalang-halangi keinginannya". Tutur Zaskia. "betul". Sahut Alwi.

"dia itu nggak suka hidupnya diatur oleh orang yang baginya tidak cocok untuk mendampingi dirinya". Sambung Zaskia. "betul". Sahut Alwi.

"kakakmu itu pemberani, dia selalu menjadi ujung tombak teman-temannya kala ada kesulitan. Dia itu multy talent. Bukan hanya dalam akademis, tapi dia juga berbakat dalam bidang olahraga pencak silat. Dia pernah menjuarai perlombaan pencak silat antar kota se-provinsi". Sambung Zaskia.

"betul lagi". Sahut Alwi. Raihan hanya geleng-geleng kepala dengan ulah Alwi.

"satu hal yang belum Alwi lakukan". Zaskia memotong sendiri kalimatnya.

"apa itu kak?". Tanya Raihan.

"dia nggak pernah jujur dengan persaannya sendiri". Tutur Zaskia. Sontak Alwi tersetak. Ia menghampiri Zaskia. Keduanya saling bertatapan. Alwi memegang tangan Zaskia. Alwi menatap Zaskia dalam-dalam.

"apa wi...katakan". nada Zaskia lembut.

"tapi hatiku masih milikmu, tak ada selainmu di hatiku". Sontak Zaskia bahagia bercampur haru dibuatnya. Ia sangat bahagia sekali, senyum manis keluar dari bibirnya. Alwi mendekat.

"hatiku masih milikmu". Alwi membisikkan kata itu di telinga kanan Zaskia.

Zaskia mematung, membiarkan kata-kata itu merasuki tubuhnya berjalan sejalan dengan aliran darah dan menjadi bagian dari tubuh. Perlahan air mata Zaskia menetes. Alwi menghapusnya lembut. Zaskia tersenyum kembali.

Raihan hanya diam, dia terpaku. Dalam hati ia iri dengan kakaknya, namun apalah daya. Ia tak punya siapa-siapa. Zaskia melirik Raihan.

"kemarilah han". Tangan Zaskia meraih kepala Raihan bersama tetesan air matanya. Zaskia medekap kepala Raihan.

"berjuanglah han, berjuangalah yakinlah kau akan dapatkan apa yang kau inginkan. Percayalah masih ada di sana seorang gadis yang baik dan cocok untukmu". Tutur Zaskia, keduanya saling berpelukan larut dalam tangis kekeluargaan. Alwi memeluk keduanya.

Kekuatan kekeluargaan akan mampu menghancurkan benteng kesedihan sebesar apapun kesedihan itu.