"huft akhirnya kelar juga tugas dari tuh guru gila aja ngasih hukuman berjemur disiang bolong begini mana panas banget lagi tadi!"omel dega
"tau tuh guru bukannya diringankan kek eh ini malah di tambah lagi hukuman nya eh tapi gak papa si jadikan gue gak ikut pelajaran tadi hahaha"ucap vino
"udah udah jangan ribut lag tuh liat si bos lagi ngapain!"ucap Anton
lalu tatapan mereka menuju kearah satu arah yaitu Lina
"waw Daebak sekali ini bagus banget Lin gila ternyata selain Lo jago melukis dan gambar ternyata Lo pinter juga mendesain gambar gaun demi apapun Lin Lo itu punya bakat banyak banget!!"puji Bagas
"Halah b aja mana ada bakat cuma gambar kek begini aja semua orang juga bisa kali malah lebih bagus"ucap Lina
yang lain hanya menggeleng kan kepala karena sikap Lina yang tidak percaya diri itu kalau para pecinta lukisan melihat lukisan Lina pasti mereka langsung tertarik untuk membeli dengan harga mahal sayangnya perempuan itu tidak percaya diri bahwa lukisan yang ia buat akan dilirik oleh pecinta lukisan ternama.
"Lo gak berniat buka butik gitu Lin?di ruangan rahasia Lo banyak banget baju bagus yang Lo buat dan ditempat itu juga banyak lukisan Lo yang bagus bagus kenapa gak coba sekali aja si?"kekeh Bagas
"kalian lupa ya?betapa bahayanya jika gue buka butik?"tanya Lina sembari menggores gambar gaun itu
"astaga,gue lupa bego dipelihara si gas Lo lupa apa kita kan banyak musuh dimana mana kalau Lina buka butik itu berbahaya banget buat keselamatan dia juga orang yang disana nanti dan kita juga tau kan resiko apa yang kita ambil kalau Lina buka butik?"jelas Dio
"yang Dio bilang bener gas"ucap Axel
Axel memang jarang sekali berbicara,ia akan berbicara jika itu penting dan dia akan kembali bungkam jika itu tidak penting.
"yaampun gue lupa CAPLANGG!"katanya sedikit berteriak
"gak usah pake caplang juga kali Ted"(Ted=banted)
"enak aja Lo Yo bilang gue banted gue tuh gak banted itu kan masalalu jangan di bawa bawa ahhh"ucap Dio merajuk
"Lo kaya anak perawan yang minta di perawanin tau gak si! hahahaha!!"tawa Anton.
bel istirahat berbunyi dan seketika kantin penuh dengan orang orang yang kelaparan tapi mereka tidak berniat untuk bangkit dari tempat ternyaman itu,tidak ada yang boleh duduk disini sekali blackrose itulah yang Axel bilang kepada penghuni kantin yang kelaparan dengan tatapan yang tajam bak elang semua orang langsung ciut melihat tatapan itu dan tak mau menjadi sasaran Axel jika tidak menuruti kata katanya.
'panggilan untuk Carlina ketua pemimpin blackrose keruangan seni sekarang juga! ada yang ingin saya sampaikan segera saya tunggu di ruang seni terimakasih!'
"sial! memalukan sekali kenapa gak lewat chat aja benar benar guru itu!"emosi Lina memuncak seperti orang yang kesetanan
"Lo lupa? gimana tuh guru menghubungi Lo kalau hp Lo aja Lo pake mode sibuk!"sindir Axel
"udah sana Lo keruang seni siapa tau penting!"usir Axel
"tapi xelll!"rengek Lina
"sana!"
"gak mauuu disini aja yaaa?pleaseeee!"rengek Lina dan berusaha membujuk axel agar tak menyuruh nya pergi keruang seni
"pergi atau selamanya...."
"iya iya gue pergi deh ancamannya jangan itu Mulu si! bosen ancamannya tuh yang buat untung kalau mauu!"goda Lina lalu mencium pipi Axel lalu tersenyum dan melarikan diri sebelum Axel meneriaki namanya.
"LINAAA!!"teriak Axel
yang lain hanya ketawa dengan tingkah Axel dan Lina karena memang perempuan itu yang selalu berhasil membuat Axel kagut dan kalang kabut macam sekarang wajah Axel panik bukan parah karena Lina yang tiba tiba mencium pipinya yah Axel itu sangat anti anti di pegang oleh perempuan ia akan panik dan kalang kabut jika ada perempuan yang menyentuh nya sedikit saja aneh tapi menyenangkan bagi Lina
"NGAKAKKKK BANGKEEEE XEL LU KAYA BAYI YANG KEHILANGAN DOT SUSU TAU!!!"Tawa sahabat sahabat yang menjadi pendengar pertama bagi Axel setelah sadar dari rasa panik itu lalu ia menormanlkan wajahnya kembali datar.
sesampainya Lina di ruang seni ia disambut guru seni itu guru itu tak henti hentinya membujuk merayu Lina agar ikut perlombaan melukis tetapi Lina sangat pandai dalam menghindar itu yang membuat guru itu kewalahan mencari Lina
"akhirnya kamu datang juga Lin ibu sangat senang sekali silakan duduk!"senyum guru itu mengembangkan lalu Lina duduk di sofa singel yang ada diruang seni tersebut.
"ada apa ibu memanggil saya dengan speaker itu? memalukan sekali!"
"hahaha maafkan saya habisnya kamu dan teman temanmu itu sangat susah untuk bersosialisasi dilingkungan sekolah jadi kami para guru sangat bingung dengan kalian karena kalian itu tak terpisahkan dan kami para guru sudah melihat kalian sama sekali tidak pernah berbicara kepada warga sekali kalian berbicara hanya jika perlu saja"jelas guru seni itu
"langsung keintinya saja Bu jangan membahas tentang saya dan teman teman saya"
"baiklah baiklah saya mengerti saya hanya memohon sekali lagi agar kamu ikut dengan saya untuk mewakili Indonesia di ajang perlombaan ini Lina saya janji bahwa teman temanmu akan ikut bersama kita diajang perlombaan ini lukisan kamu yang sudah sama saya bahkan sudah dilihat oleh pelukis terkenal dan juga betapa kagumnya desainer ternama melihat gaun dan hasil rancangan kamu Lin!dan dia ingin bertemu dengan mu!"
Lina terdiam sesaat apakah ia harus menerima nya?atau menolaknya?
"saya permisi Bu jika saya sudah memutuskan saya akan menemui ibu disini terima kasih saya pamit!"selepas lina pergi guru seni itu hanya menghela nafas saja ia sudah menduga hasilnya seperti ini.
bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu tapi Lina masih saya betah dikelas dan bahkan tak berniat untuk bangkit dari duduknya pikiran nya hanya melayang kearah pembicaraannya dengan guru seni itu
"bagaimana jika aku bertemu dengan dia nanti? bagiamana ini?"ucapnya frustasi
"ternyata disini rupanya kita dari tadi nyariin Lo terus Lin"ucap Bianca
"tau Lo kenapa si Lin ada masalah?cerita ya sama kita?"bujuk Liora
"kalau gue ikut gimana nanti kalau gue ketemu dia?gimana ini???gue takut!"ucap Lina
lalu semua sahabat nya berkumpul mengelilingi Lina
"Kita yakin bahwa itu bukan dia kalau pun Lo ketemu sama dia ada kita Lin disamping Lo jadi gak usah takut ya?"tanya Axel
DIA,adalah alasan Lina kenapa tidak mau mengikuti lomba lomba yang guru seni itu berikan sebenarnya Lina mau tapi Dia adalah alasan utama Lina tidak mengikuti lomba lagi karena Lina tidak ingin bertemu dengan Dia lagi.
"tap..."
"gak ada tapi tapian Lina ada kita yang selalu dampingi Lo oke?"ucap Axel sambil mengelus rambut lina