"Mana bisa aku tenang dan tidak mencemaskannya, Wan. Ponselnya tidak dapat dihubungi karena nomornya tidak aktif. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Man? Seharusnya aku membiarkan Key bersama Mama dan kamu saja di rumah sakit, agar aku dan Man yang pulang. Jika ada aku, Ayah pasti tidak berani macam-macam pada Man," gerutu Nat, masih saja tidak bisa tenang.
Wan menyeringai, ia tidak tahu lagi harus bicara apa dan akhirnya memilih untuk diam dan berusaha agar tetap tenang.
Cklek
Pintu kamar inap dibuka, membuat mata Nat dan Wan tertujut ke sana.
"Man! Kamu lama sekali! Aku mencemaskanmu!" serut Nat menggerutu karena dibuat cemas oleh Adiknya.
"Mama memintaku untuk menunggunya masak dan membawakan makan malam untuk kita. Aku juga membawa untuk Wan, jadi kita bertiga bisa makan bersama," ujar Man menunjukkan bekal makannya.
"Untuk kalian saja, aku sudah makan bersama Ayah," tukas Wan menolaknya.