"Nas, kalau ada yang bertanya padamu, momen apa yang paling berkesan sejak aku lahir … apa yang akan kamu jawab?"
"Hmmm … mungkin momen saat aku berlibur ke Eropa. Sepertinya … aku tidak ingin kembali ke negara ini," jawabnya terkekeh. "Bagaimana denganmu? Momen apa yang paling berkesan bagimu?" Nas balik bertanya.
"Kalau aku … momen disaat aku duduk berdua bersamamu, saling diam dan tidak peduli satu sama lain," jawab Man, memperlihatkan raut seriusnya.
Nas menatap kedua mata Man, seraya menelan salivanya. Keseriusan ucapan dan tatapan Man, membuat Nas lebih yakin, kalau Man memang benar menyukainya.
"Nas," panggil Man.
"Hm?"
"Aku menyukaimu," ucap Man.
Nas memalingkan padangannya, merasa tersipu dan malu dengan pengakuan Man. Ia tidak tahu harus merespon apa dan bagaimana. Begitupun Man yang pipinya terlihat merona sesaat setelah ia mengakui lagi tentang perasaannya kepada Nas.
"Nas, aku—"
"Berikan aku waktu, Man," sahut Nas, memotongnya.
"Iya, Nas."