"Ano.. permisi"
Eh
Love in Highschool
"Wah Natasya-san cepat kita sudah mulai" Sanggah Mai
"Eh..iya iya"
Huh, Disaat saat seperti ini, biasanya akan banyak masalah yang terjadi
"Baiklah, sudah semua mari kita.."
"Tunggu.." seseorang datang dengan tergesa gesa
"Maaf aku terlambat"
"Oi anak rombel 2 lagi ya!!"
"Terlambat lagi..."
"Wajar, Mereka Hanya anak rombel 2"
Cih..
"Baiklah tenang semuanya, hari ini kita akan membahas agenda dan point point sekolah untuk tahun ini" kata kak Naura di depan
"Tahun lalu, beberapa anak rombel dua megeluhkan soal klub dan bimbingan belajar mereka yang dibatasi, mereka juga tidak diperbolehkan bebas menggunakan infrastruktur sekolah seperti kolam renang dan lapangan"
"Itu adalah alasan mendasar mengapa kita harus merevisi kegiatan kita tahun ini"
"Biasanya tidak ada seperti ini"
"Iya aku pun ga tau"
"Apakah ada yang salah?"
"Jelas jelas itu salah!!" Sambil memperhatikan anak rombel satu yang sedang berbisik
Eh..
Namanya Chika anak kelas 3 rombel 2, dia sangat displin sehingga banyak orang yang membencinya.
Dia juga selalu menyuarakan penyerataan rombel satu dan rombel dua, ambisi nya sangat besar
"Rombel satu selalu diterima pendapatnya, padahal setiap orang disekolah harusnya diberikan hak dan kebebasan berpendapat"
"Jika sekolah ingin menaikkan nilai akademi tiap siswa, harusnya kalian tidak pilih kasih terhadap siapa saja"
"Mungkin beberapa anak rombel 2 tidak hebat dalam hal akademis, tapi banyak hal yang yang bisa dilakukan" kata Chika
"Oh.. seperti apa contohnya?" tanya kak Naura
"Misalnya dalam bidang olahraga dan pramuka"
"Sudah banyak kasus yang harusnya bisa membuat kami para anak rombel 2 betah, tapi apa? kalian hanya mengingini anak anak yang pintar"
"Oi, kalian itu hanya omong kosong"
"Kita ga pernah tuh berpikir soal pembagian rombel Lo aja yang berpikir aneh" sanggah kak Lutfi
"Jadi maksudmu Hito babak belur bukan karena kalian!" Marah Chika
"Heh, dia memulainya duluan siapa suruh menghalangi kami jalan" kata lutfi
"Mai, mereka malah berantem" bisik Erika
"Naura benar benar memperhatikan mereka"
"Tapi..."
FLASHBACK
"Naura kau benar ingin memenuhi permintaan mereka" tanya erika
"Tidak aku hanya mendengarkan"
"Eh.."
"Menurutku sekolah yang sekarang tidak ada yang perlu ditingkatkan" kak Naura
"Erika.., ada apa?" Tanya Mai
"Eh, gpp hanya mengingat sesuatu hehe"
Anak anak rombel 2 bersikap tenang, mereka berpikir bahwa mereka akan memenangkannya
Lalu..
Kak Chika yang merupakan orang yang ulet tapi dia terlalu memperbesar keadaan sekaligus terlalu terbawa provokasi tim lawan
"Menurut kalian kami ini apa?" Kata kak chika
"Apakah kalian mengetahui apa isi hati kami"
Cih, isi hati kami!
"Anu.., Bolehkah aku berbicara?" Kataku
"Oh boleh silahkan" kata kak naura
"Perkenalkan namaku Bima nakama, aku berada di kelas 2 F"
"Untuk pernyataan kak Chika tadi, Aku tidak setuju dengan rombel 1 dan 2 disetarakan" kataku
"Woi, bukannya kau dipihak kita?" Tanya kak Chika
"Aku tidak dipihak siapapun, aku tidak ingin membuang energi ku dengan hal sepele seperti ini"
"Kau tau, kelasmu telah memberikanmu kepercayaan untuk berbicara disini tapi kenapa?" Kata kak Chika sambil memarahiku
"Tidak, aku tidak bersedia, mereka aja yang maksa"
"Wah, ternyata anak rombel 2 masih ada yang waras ya"
"Hahaha"
"Kak Chika, aku mau bertanya kepadamu"
....
"Apakah kau bisa mengetahui isi hati kami"
"Tentu saja, kita disini ada untuk menuntut keadilan"
"Heh"
"Apa bima mengatakan, heh"
"Apakah pemikiran kak Chika akan dipatahkan"
"Seperti yang dilakukannya pada Natasya"
"Sungguh kejam"
"Oh, aku ikut.."
"Apa?" Semua heran
"Kau bilang kau netral!!" Marah Erika
"Tidak aku bercanda"
"Hu.."
"Aku tidak tertawa dengan hal itu"
"Oh, ya maap"
"Aku tidak sudi jika kau yang menjadi pemimpinnya"
"Heh, kukira kau sudah berubah tapi masih ngeyel" kata kak Chika
"Kau tadi bilang bahwa kau mengetahui isi hati kami"
"Apakah itu benar?"
Eh
"Lalu, apakah kau juga mengetahui isi hati anak rombel 1?"
"Apakah kau mengetahui pemikiran mereka?"
.....
"Kau ingin mengubah sekolah ini dengan perasaan"
"Kau terlalu naif.."
A-apa.., naif tidak a-aku tidak bisa kalah disini dasar kau..
"Otaku sepertimu tidak berhak berkata seperti itu!" Teriak kak Chika
Skakmat..
"Oh.., otaku sepertiku tidak bisa memberikan nasehat ya" kataku dengan senyum
"Apa apaan aku ini aku menghalanginya berbicara" kata kak Chika
FLASHBACK
"Rombel satu selalu diterima pendapatnya, padahal setiap orang disekolah harusnya diberikan hak dan kebebasan berpendapat"
"Aku membohongi diriku"
"Wah wah, sepertinya ada yang nelan ludah nih" kata kak Lutfi
Triing...(bunyi bell)
"Baiklah, sepertinya kelas sudah masuk, kita akan melanjutkan diskusi ini Minggu depan ditempat yang sama dan waktu yang sama" kata kak Naura
Diskusi apa apaan diskusi, dia tidak berbuat apa apa, mungkin dia tidak menginginkannya ya..
Huh
Yang berkuasa tetap berkuasa dan yang gagal tetap gagal
Yang gagal akan terus berada di bayang bayang berkuasa dan yang berkuasa akan terus menindas yang gagal
Itulah dunia, sumber:aku
Karena itu, dia(Naura) bukan ketua OSIS yang sebenarnya
"Bima" tanya Natasya
"Apa"
"Maaf tadi sedikit kasar"
....
"Aku hanya ingin bertanya?" Tanya natasya
"Apakah kau mau ikut.."
Cih
"Enggak, kan dah kubilang enggak!"
"Aku tidak akan pernah masuk klub mu itu!" Marahku
"Enggak dan ga akan pernah!" Marahku
"Bima.."
Muka natasya mulai memerah, dia seperti sedang menahan air mata
Aku membuatnya menangis
"Hiks.. gaperlu marah juga la"
"Kalau gamau ya bilang aja!" Marah Natasya
Natasya lari keluar ruangan
Eh ..
Baka baka Bima baka
Nb : baka = bodoh
Kenapa kau menolak Natasya, padahal kau bisa bilang
Natasya maaf aku ga bisa sekarang
Kenapa harus marah
Baka baka Bima baka !!
Natasya..
Aku benar benar bodoh aku menolak cewe secantik dirinya
"Kau terlalu kasar Bim" kata Erika
Benar.., aku terlalu kasar padanya
Apa perlu minta maaf ya..
Dahlah
Aku berjalan keluar ruangan sambil mengingat apa yang terjadi
Waktu begitu singkat sampai aku tidak tau kenapa hal ini bisa terjadi
Dasar, apa yang ada dipikiranku tadi?
"Oh kau Bima ya"
"Kenapa kau tau namaku?" Tanyaku
"Bagaimana diskusinya, maksudku debat"
Oh
"Jadi kau ketua OSIS nya ya?" aku sambil merapikan bajuku
"Wah hebat adik Raka"
"Oh, Sepertinya kau tau banyak soal hidupku, siapa namamu?" kataku
"Namaku Shiro"
Shiro anak kelas 3 A mendapat nilai tertinggi 2 tahun berturut turut
"Banyak kejadian, tapi aman aman saja" kataku
"Kau sekarang berada di rombel 2 kan?"
"Ya.."
"Aku ingin bertanya kepadamu?" Tanya kak Shiro
"Nilai masuk ujian mu semua bernilai 50, kau sengaja kan?"
"Tidak tepat, nilai b.inggris 75 dan sejarah 70 sisanya baru 50"
"Ya tidak masalah, hanya saja kenapa kau sengaja berada di rombel 2?" Tanya kak Shiro
"Aku tidak sengaja aku memang bodoh"
"Jangan membohongiku"
"Aku tidak membohongimu, lagi pula buat apa aku berbohong" kataku
"Ya.. baiklah aku banyak kerjaan, oh ya Raka kirim salam samamu, dan dia bilang jangan begadang" kata kak Shiro sambil berjalan keluar lorong kelas
"Dasar" kataku
ternyata kau sudah punya penerus ya
Kak Raka
FLASHBACK
"Permisi ketua, ada yang ingin bertemu denganmu"
"Siapa, suruh masuk.."
"Oi Shiro, kau dah jadi ketua ya, haha"
"Kak Raka, kau sedang apa disini?" Tanya kak Shiro
"Hei, jangan sinis gitu dong"
"Serah gua" kata kak shiro
"Cuman pengin bilang besok aku akan keluar kota"
"Cuman itu aja? Ngapain kesini?"
"Ga lah, aku juga punya satu permintaan" kata kak Raka
"Apa?"
"Adikku sebentar lagi akan masuk SMA, aku pikir kau bisa menjaganya, karena dia sendirian disini" kata kak Raka
"Huh.., keluarga kalian terlalu kejam kak"
"Haha Ya.., begitulah dia yang memaksa untuk hidup sendiri"
"Lalu kenapa?"
"Yaudah cuman ngasi tau aja, siapa tau dia ganti nama disini"
Hahaha
Huh..
Gak kak, dia masih pake namanya kok, hanya saja nama belakang dia ganti menjadi nakama
Huh, dasar aku terjerumus banyak masalah hari ini, ketua osis tau namaku, Natasya marah kepadaku, kak Chika pasti akan dendam kepadaku
Dasar