Kedua mata itu terbuka dengan perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya, di depannya kini tengah berdiri sepasang suami istri dan seorang pemuda.
"Alhamdulillah, kamu udah sadar sayang" ucap wanita yang kini berdiri di samping suaminya itu.
"Alhamdulillah"
"Risa, kenapa Tante?" Tanya gadis yang baru sadarkan diri itu.
"Kamu drop sayang, pas di mall kamu pingsan" mendengar jawaban dari susan seketika Risa teringat dengan kejadian di mall, dimana dirinya bertemu kembali dengan sahabatnya, sahabat terbaiknya UNA "lagian kenapa kamu langsung ke mall, kenapa gak pulang dulu".
"Batu dia Bun, sama Raka udah di bilangin suruh istirahat dulu, eh keras kepala nya minta ampun" jawab raka.
"Apaan sih, gue gak keras kepala ya" sanggah Risa.
"Udah, gak usah ribut, Risa kamu istirahat yah, ayah sama bunda mau pergi dulu ada urusan, biar Raka yang jagain kamu, dan ingat manggilnya jangan om sama Tante lagi, kalo gak Ayah yang akan marah bukan bunda" semua yang ada di ruangan itu terkekeh mendengar ucapan Riko.
"Tau, bandel kamu, udah di bilangin jangan panggil Tante, Bunda pergi dulu ya" ucap Susan seraya mencium kening risa, dan risa menyalimi susan dan riko begitu pun dengan raka.
"Iyh bunda" Risa tersenyum atas perlakuan Susan dan riko yang menganggap nya seperti anak sendiri.
"Bunda sama ayah pergi dulu ya ka, jagain risa"
"Siap Bun"
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Sepeninggalan Susan dan riko keheningan menyelimuti antara risa dan raka.
"Ka" Risa memecah keheningan di antara keduanya.
"Hm" jawab raka tanpa mengalihkan mata nya dari benda pipih di gemgamannya yang kini duduk di kursi sebelah tempat tidur Risa.
"Tanyain gak ya?" Batin Risa ragu.
Raka berhenti mamainkan hp nya dan melihat ke arah Risa yang kini tengah melamun.
"Woy" risa tersentak dari lamunannya mendengar panggilan Raka.
"Kenapa ka?"
"Elo yang kenapa, pake ngelamun segala"
"Gak kok gak papah" risa memalingkan wajahnya kearah lain.
"Tapi kalo gue gak nanya, gue gak bakal tau, bodo ah gue mau nanya" -risa
"Ce-cewe yang waktu di mall lagi bareng sama gue sebelum gue pingsan itu kemana ka?" Tanya Risa hati-hati.
Raka mengalihkan perhatian ke arah risa "emang kenapa?" Tanya Raka datar.
"Ga-gak papah, dia temen gue si Nisa udah lama gak ketemu, terus tadi di mall ketemu"
"Gue gak mau Lo deket-deket dia lagi" ucap raka dingin.
Risa mendongak menatap raka "kenapa?"
"Elo yang kenapa? Ngapain lo bohong ke gue kalo cewe itu Nisa bukan UNA"
DEG.
Risa menegang mendengar ucapan raka "jauhin dia ya, gue gak mau lo di sakiti lagi" raka membawa risa ke pelukannya.
"Una gak nyakitin gue ka hick...dia ba-"
"Shut, kalo dia baik dia gak mungkin ninggalin lo"
"Tapi-"
"Udah-udah, mending lo istirahat biar cepet pulang" raka melepas pelukannya "gue ke toilet dulu" ucap nya seraya berlalu pergi.
"Sampe kapan lo bakal terus salah paham ka" -risa
Risa melihat punggung raka hingga hilang di balik pintu kemudian kedua mata itu tertutup.
🔸🔸🔸
Seminggu berlalu, sejak kejadian di rumah sakit lalu sikap raka begitu dingin kepada Yumna, tidak satupun ada yang tau masalah pertengkaran mereka.
"Lo ribut kenapa sih ay sama raka, satu Minggu Loh kalian diem-dieman" ucap Caca seraya membereskan peralatannya untuk segera pulang karena mata pelajaran telah berakhir, begitupun dengan Yumna.
"Lo gak bakal ngerti"
"Wajar dong gue gak ngerti, lah elo gak cerita sama gue, kalian itu ribut kenapa?"
"Dah gue mau balik, bay ca, muach"
"Assalamualaikum"
"Ta-tapi Lo belum cerita ay, woy, iiiih" teriak Caca "walaikumsalam".
Di perjalanan menuju parkiran Yumna berpapasan dengan Raka dan kedua sahabatnya, keduanya sama sekali tak saling melirik, berbeda dengan Adit dan yoga mereka menyapa Yumna.
"Hay ay, lo mana aja, kenapa jarang kumpul sama kita" ucap adit.
"Hay, gue ada kok, nanti kapan-kapan kita kumpul, gue balik duluan ya, assalamualaikum" yumna tersenyum seraya belalu pergi meninggalkan adit dan yoga yang kini tengah bingung dengan semuanya.
"Sebenernya mereka kenapa sih, gue bingung dah" adit menggaruk kepalanya merasa gatal.
"Apa lagi gue dit" timpal yoga "kayanya gue tau deh kita harus tanya siapa" yoga mengangguk-anggukan kepalanya. Adit mengangkat alis nya sebelah seraya menatap yoga seolah berkata "siapa?"
"Caca, Caca pasti tau, ayo kita samperin keburu dia pulang" yoga menarik tangan Adit untuk menemui caca.
"Nanti aja kali, kita kan ada kelas" ucapan adit menghentikan langkah yoga.
"Iyah ya, kita kan ada kelas" ucap yoga tampak berfikir "yaudah ayo ke kelas, si raka ninggalin kita lagi" kemudian yoga menarik tangan adit menuju kelas.
🔸🔸🔸
Yumna telah sampai ke rumahnya dengan selamat, kaki nya membawa ia menuju ke dalam.
"Kak udah pulang?" Tanya Maya yang kini tengah duduk di ruang keluarga saat melihat anak pertama nya menaiki tangga menuju kamarnya dengan pandangan kosong menatap lurus kedepan, karena melamun Yumna tak merespon ucapan mama nya justru terus berjalan menuju kamar, membuat Maya beranjak dari duduknya dan mengikuti anak nya dari belakang.
Clek.
Yumna memasuki kamarnya, melempar tasnya ke ranjang dan kaki nya membawa ia ke balkon, menatap lurus ke depan dengan tatap yang sama kosong,
Tok tok tok.
Seketika lamunannya tersadar kala ada yang mengetuk pintu, matanya melirik ke arah pintu "mamah?"
"Boleh mamah masuk?" Tanya wanita yang memakai jilbab pashmina yang kerap di panggil mamah oleh yumna.
"Masuk aja mah"
Maya menghampiri yumna yang kini tengah berdiri di balkon kamarnya dengan kedua tangan yang bertumpuan di pembatas balkon "kakak kenapa hm?" Ucapnya seraya mengelus pundak yumna.
Dahi yumna mengernyit kala tak mengerti maksud ucapan Maya "ay gak papah kok"
"Terus kenapa ngelamun"
"Gak papah mah" ucap yumna meyakinkan.
"Kak, bukan sekali dua kali loh mamah liat kakak ngelamun, tapi akhir-akhir ini kakak sering ngelamun".
Tes.
melihat anak nya mengeluarkan air mata buru-buru maya membawa yumna ke pelukannya.
Hick...hick...
"Udah,udah gak usah nangis" Maya mengelus punggung yumna "mau cerita sama mamah?" Tanya-nya.
"Ay jahat mah hick..."
"Jahat? Jahat gimana?"
"Mamah masih inget Ica?" Ucap Yumna seraya meredakan tangis nya.
Maya tampak berfikir "ouhk, Risa maksud nya "
Yumna menganggukan kepala dalam dekapan maya "Risa sakit mah"
"Sakit apa? Parah gak?" Maya tampak terkejut mendengar perkataan anaknya.
"Gak tau" lirih Yumna.
Maya melepas pelukan keduanya "maksud kakak apa sih, mamah gak ngerti deh, coba ceritain sebenarnya ada apa?".
"Jadi gini...." Yumna menceritakan semuanya kepada maya "ay jahat mh, ay sahabat yang gak berguna, ay ninggalin Ica di saat Ica butuh ay di sisinya hick.. hick... Dan sekarang raka benci sama ay hick..."
Maya kembali membawa yumna ke pelukannya "Shuttt, gak kakak gak jahat, kakak kan gak tau kalo selama ini Ica itu sakit, raka gak akan benci sama kakak kalo dia tau apa alasan kakak pergi"
"Ay sayang sama Ica"
"Ica juga sayang sama Una"
Yumna mempererat pelukannya kepada maya yang di balas tak kalah erat oleh Maya.