Namaku Aelita. Umurku 15 tahun. Kedua orang tuaku sudah meninggal sejak aku masih kecil. Tidak ada yang spesial dari diriku. Aku bukanlah anak yang supel, karena aku hanya seorang gadis 'kutu buku' yang selalu berkaca mata sambil membawa sebuah tas punggung dan beberapa buku di tanganku.
Namun, dibalik itu semua, aku memiliki 2 teman baik, sahabat. Mereka adalah Nadia dan Yumi. Sebenarnya kami senasib, sama-sama 'kutu buku'. Kami juga selalu dibully oleh teman-teman sekelas kami.
***
Hari-hari kami jalani seperti biasa, hingga 5 orang siswa dan siswi baru, 2 wanita dan 3 pria, memasuki sekolah kami. Paras mereka menawan. Mereka bagaikan dewa dan dewi yang muncul di tengah-tengah kami dengan tujuan tertentu. Menilik dari wajahnya, kelimanya adalah saudara kandung karena rupa mereka tidak jauh berbeda. Seorang remaja pria cool dan tampan adalah anak tertua dari mereka, berjalan gagah memimpin keempat adiknya.
Semua teman-temanku sangat tergila-gila pada kelimanya, terutama Andi, anak sulung dari kelima bersaudara itu. Walaupun semua gadis sangat mengidolakannya, tidak ada satupun gadis yang berhasil mengetuk pintu hatinya. Dia sangat cuek pada semua orang. Namun, dibalik itu semua, Andi adalah pria yang bertanggung jawab dan berjiwa penolong.
***
Setelah bel istirahat berbunyi, aku dan Yumi berjalan menuju perpustakaan. Namun tidak dengan Nadia. Ia sedang menyalin catatan yang ada di papan tulis ke buku tulisnya. Kelas sedang sepi waktu itu, hanya ada Nadia dan Andi di kelas. Entah apa yang sedang dilakukan Andi.
Tidak lama kemudian, beberapa remaja wanita memasuki kelas kami dan membully Nadia saat Andi tinggal beberapa langkah lagi keluar kelas. Mereka merampas buku Nadia dan merobeknya. Nadia sempat melawan. Namun, ia kalah jumlah. Sekali dorong, ia langsung jatuh ke lantai. Ia merintih kesakitan, lutut dan sikunya lecet.
" rasakan itu, dasar kutu buku!" Ledek salah satu dari mereka. Ia adalah Hira, ratu bully di sekolah kami. Ia bersama teman-temannya selalu telak membully korbannya hingga berhenti sekolah.
Entah kapan remaja pria itu melangkah mendekati mereka. Andi sudah berdiri di belakang Nadia. Matanya menatap Hira dan gengnya dengan tatapan kebencian. Hira hanya tertunduk diam, tidak berani menatap mata Andi.
" apa kau baik-baik saja?. Apa ada yang terluka? "Tanya Andi setelah membantu Nadia berdiri. Matanya menatap prihatin ketika melihat luka di lutut dan siku gadis itu.
Mata Andi kini kembali menatap Hira dan gengnya.
" sebaiknya kalian pergi!, atau aku akan meminta kepala sekolah mengeluarkan kalian dari sekolah ini" bentak Andi.
"Kenapa kau malah membela gadis tidak berguna itu, Andi? " Hira tidak terima.
"Aku bukan membela gadis yang tidak berguna. tetapi, aku sedang menolong gadis yang LEBIH berguna dari pada kau " jawab Andi. Ia pun meraih tangan Nadia dan membawanya ke uks.
Hira hanya bisa terdiam dengan perasaan kesal dan sakit hati.
Hai! Gimana ceritanya?. Maaf ya kalau ceritanya jelek. Author baru-baru belajar nulis cerita.
Author tunggu komentarnya dan votenya, kalau ada yang vote dan komen, kalau bisa... pengennya banyak sih. hehe!! , Author bakal lanjutin, ok!