Chereads / Nusantara no Paradox, Mirror Sekai no Monogatari. / Chapter 2 - Chapter 1: Buaya Putih

Chapter 2 - Chapter 1: Buaya Putih

Bulan purnama bersinar terang. Suara ombak terdengar berkali-kali, benar-benar menyejukkan hati. Hamparan pasir putih yang terlihat agak lebih gelap dari warna aslinya tertimpa cahaya rembulan. Angin berhembus membuat daun-daun pohon kelapa melambai-lambai. Awan-awan berwarna kelam melintas di langit yang gelap.

Suasana tampak sangat sepi. Tentu saja, sebab tempat ini adalah pulau terpencil tanpa nama yang bahkan belum pernah dijangkau oleh umat manusia. Belum pernah ada satupun orang yang menginjakkan kakinya di sini. Teknologi di Indonesia memang sudah maju, tapi masih banyak tempat yang belum diketahui dan jarang dikunjungi bahkan oleh rakyat Indonesia sendiri. Lautan yang luas memang selalu menyimpan misteri, termasuk lautan di Nusantara.

Mendadak, air laut bergolak dengan hebat. Laut seakan mengamuk. Dari dalam air, keluar sesosok makhluk berbentuk buaya putih raksasa seukuran tiga buah kapal. Ya, buaya tersebut adalah makhluk mitologis yang terkenal. Jelmaan dari Sang Raja Kejam Prabu Dewata Cengkar yang dikalahkan oleh Aji Saka dan terbuang ke Laut Selatan, Sang Buaya Putih.

Tubuh putih raksasanya yang bersisik bergerak perlahan, menuju pesisir pantai, hingga akhirnya tak ada lagi bagian tubuhnya yang terendam oleh air laut. Semuanya sudah berada di daratan. Dengan ukuran badannya yang luar biasa besar itu, tingginya menyamai tinggi pohon-pohon kelapa yang berdiri kokoh di pantai. Buaya Putih kemudian merapal mantra dengan bahasa yang sulit dimengerti.

Tak lama setelah mantra itu terlontar dari mulut Sang Buaya, muncul sebuah gua raksasa yang ukurannya dua kali lipat lebih besar dari tubuh si buaya sendiri, kemudian Buaya Putih masuk ke dalamnya. Kelihatannya, gua tersebut adalah gua magis yang hanya bisa dibuka oleh orang atau makhluk yang memiliki kesaktian.

Keadaan di dalam gua sangat gelap dan sunyi. Bahkan Buaya Putih bisa mendengar langkah kakinya sendiri. Suara ombak dari luar gua sama sekali tidak terdengar. Tampaknya, gua ini berada di alam yang berbeda dengan pantai di pulau terpencil tadi.

Meski tak memiliki penerangan, Sang Buaya Putih terus berjalan menerobos kegelapan, melangkahkan keempat kakinya yang kecil serta pendek dengan perutnya menyentuh lantai gua. Hingga akhirnya, Sang Buaya tiba di bagian paling dalam dari gua tersebut. Sebuah aula yang amat luas dengan ukuran berkali-kali lipat lebih besar daripada tubuhnya. Sebuah sosok hitam bersayap elang dengan tubuh raksasa berukuran dua kali lipat dari dirinya sedang berdiri sendirian di tengah kegelapan. Merasakan hawa seorang mortal di dekatnya, kedua mata sosok itu bersinar merah terang.

"Kupikir manusia, ternyata Buaya Putih. Ya, tapi kau jelmaan dari manusia, sih .... Kau dari Mirror World, 'kan? Eksistensi sepertimu tidak mungkin berasal dari Real World." Suara sosok hitam bertubuh besar tersebut menggema ke segala arah. "Kau tahu siapa aku, 'kan?"

"Ya ...," ujar Buaya Putih. "Anda adalah penguasa dimensi cabang Indonesia, Indra Parallel."

"Ada apa mortal berkekuatan sakti sepertimu datang ke gua dimensi yang hampa ruang dan waktu ini? Apa yang kau inginkan?"

"Aku ingin ...."

"Membuka gerbang antara Mirror World dengan Real World."

To be continued

————————————————————————

Wah, Buaya Putih mau membuka gerbang pembatas antar-dimensi? Kira-kira apa penyebabnya, ya? Apakah dia yang akan menyebabkan paradox di Mirror World dan Real World seperti yang ditulis di sinopsis? Dan bisakah MC kita yang berkepribadian 'beda sendiri' itu menghentikannya? Nantikan jawabannya di chapter selanjutnya :>

Terima kasih banyak atas waktu yang kalian luangkan untuk membaca chapter ini. Sampai jumpa di chapter berikutnya, dadah!!