Pagi yang indah tapi tidak untuk Awan karena pagi-pagi mendengar suara cempreng dari Tira.
"Kak bangun woi dah pagi"
dok....dok....dok gedoran pintu yang memekakkan telinga.
"Berisik woi" teriak Awan dari dalam kamar bukannya bangun malah semakin tenggelam dalam dunia rebahan.
"Lu dah telat kak masuk sekolah" suara cempreng Tira mengganggu penghuni rumah.
"sesekali kerjain ahhh" batin Tira, yang membangunkan kakaknya tapi malah lanjut tidur lagi.
"Tira jangan teriak nak emang nih rumah dikata hutan apa" teriak bunda dari bawah yang tak kuasa mendengar suara cempreng Tira.
"Bunda juga teriak" balas Tira yang tak mau kalah ama bundanya.
yang dibangunkan malah tak terganggu sama sekali keributan yang diciptakan adik tercintanya.
"Bangun kak ini dah jam 7" gak ada kata menyerah sebelum berjuang untuk membangunkan kakak tercintanya kalau tidur kebo banget susah untuk dibangunkan.
"Apa kenapa gak dibangunin sih" teriak Awan dari dalam saat mendengar adiknya bicara bahwa sudah jam 7 sedangkan ia masih belum siap sama sekali. Mendengar keributan yang dibuat kakaknya didalam menyakini bahwa kakaknya sudah bangun lalu Tira turun kebawah untuk sarapan.
"Bun Awan berangkat sekolah dulu ya" teriak Awan sambil tergesa-gesa untuk sampai di pintu rumahnya, sebelum sampai membuka pintu Awan mendengar suara dari Tira.
"Yakin mau berangkat sekarang ini masih pagi loh kak" setalah mengatakan itu Tira melanjutkan makan rotinya dengan tenang tanpa merasa bersalah.
Tunggu ada yang gak beres nih, baru nyadar kalau ia dikerjain adeknya.
"Heh adek kurang ajar jadi lu sengaja ngerjain gue awas aja tunggu pembalasan dari gue" dengan muka merah menahan amarahnya Awan berjalan ke arah adiknya yang sedang menikmati sarapannya.
Dengan tidak berperasaan Awan langsung menjewer telinga Tira dengan kuat sampai telinganya berubah merah.
"Aawww... lepasin kak sakit" teriak Tira
bunda yang mendengar teriakkan Tira refleks menutup telinganya dan terkejut saat mendengar teriakkan Tira.
"Makanya jangan bikin ulah sama gue" Awan melepaskan jewerannya karena kasihan melihat telinga Tira yang memerah dan juga muka Tira yang merasa kesakitan.
"Maaf kak, kalau gak gue bangunin lu dah telat tau" jawab Tira sambil mengelus telinganya yang menjadi sasaran kakaknya itu.
"Iya adek ku sayang" Awan mencubit pipi chubby adeknya.
"Sudah-sudah jangan berantem deh, Awan ayok sarapan" bunda gitu kalau melihat anaknya bertengkar suka melerai dan juga geleng-geleng sendiri melihat tingkah laku anaknya yang suka berantem.
"Iya bun" jawab Awan sambil menarik kursi untuk duduk dan juga mengambil roti yang sudah disiapkan bunda sama susu hangat sebagai pelengkap.
"Bun, ayah mana kok gak keliatan sih" baru sadar gue kalau ayah gak ada di meja makan.
"Baru nyadar lu" sinis Tira yang sebel karena telinganya dijewer kakaknya tadi.
nih anak suka bener dah yang ditanya sapa yang jawab sapa lama-lama gue buang lu canda guys mana tega gue buang adek tercinta gue.
"Ayah lagi keluar kota urusan bisnis baru aja subuh berangkat" jawab bunda.
kok gak ada yang ngasih tau sih kalau gitu kan gue minta oleh-oleh yang banyak.
"Ohh gitu" jawab gue sambil melanjutkan sarapannya tak butuh waktu lama Awan sudah selesai sarapan.
"Bun, Awan mau berangkat sekolah dulu ya" sambil menyalami tangan bunda.
"Kak tunggu" kata Tira.
"Kenapa" tanya gue.
"Lu dah lupa apa kalau kita satu sekolah" jawab Tira dengan sedikit sewot.
ohh iya gue lupa kalau Tira satu sekolah ama gue dia baru kelas 10 guys.
"Ayok dah" ajak gue.
Sekarang kita lagi di mobil yang nyetir gue semenjak kelas 10 gue dah dibolehin bawa mobil sendiri soalnya ayah tau kalau gue jago bawa mobil dan juga ada yang gak diketahui keluarga kalau gue suka balapan liar.
"Ehh kak kata kak Dias lu suka ya sama kak Rain" dasar Dias gak bisa jaga rahasia sampai nih bocil satu ini tau segala.
"Emang napa suka-suka gue lah mau suka ama sapa aja itu urusan gue" jawab gue rada nyolot.
"Sans aja dong" kata Tira
"Ohhh iya kak gue setuju kalau lu jadian ama kak Rain dia tuh ganteng banget" kata Tira dengan antusias.
"Iya dong selera kakak lu gak mengecewakan" ucap Awan dengan sedikit sombong sambil membusungkan dadanya.
"Tira akan bantu kak Awan buat dapetin kak Rain" lanjut Tira
bagus-bagus ada gunanya ya Tira hahaaaa.... tawa gue dalam hati.
"Bagus lu adek terbaik dah" ucap gue dengan sedikit senyum.
"Iya dong gue mau punya kakak ipar yang cogan biar bisa dipamerin ama teman" jawab Tira, sapa sih yang gak mau punya kakak ipar cogan banyak fansnya lagi.
"Gue denger dari gosip lu lagi deket ya ama kolor ijo" ucap gue
"Sapa tuh kolor ijo" tanya Tira dengan sedikit bingung.
"Itu loh Celvin yang lagi dekat ama lu" ucap Awan sambil fokus ke depan.
"Ohhh iya kenapa kak" tanya Tira.
"lu suka ya sama kolor ijo" tanya gue
"gak kok masa iya gue suka sama buaya darat" jawab Tira
bohong tuh kalau gk suka kenapa tuh pipinya merah kayak kepiting rebus.
"bohong" sindir gue
sekarang kita dah sampai di sekolah langsung aja gue parkirin dan juga langsung keluar dari mobil.
"kak gue langsung ke kelas duluan" ucap Tira
"iya"
"jangan bolos terus kak" kata Tira
"gue bolos juga tetap pintar gak kayak lu" ucap gue
"iya apalah gue yang remahan rempeyek" ucap Tira alay
Tira langsung pergi ke kelasnya begitu juga Awan, saat Awan berjalan tidak sengaja nabrak orang saat gue mendongak sapa yang gue tabrak.
deg
jantung ini berdetak lebih kencang
coba tebak sapa yang gue tabrak