Hari berganti hari. Ratusan purnama terlewati, ribuan detik berlalu dengan cepat sehingga tak terasa telah tiga musim dingin terlewati. Tak terasa sudah masuk musim dingin ke empat.
Sora, gadis kecil itu telah mekar menjadi gadis remaja yang cantik. Mata violetnya berbinar, tonjolan tubuhnya terbentuk sempurna. Dada sintal, pantat bulat, kaki jenjang, dan juga bibir merah merekah yang seksi. Rambut putihnya tergerai, panjang dan bergelombang indah. Tak ada yang kurang dari Sora selain warna kulitnya yang berbeda dari seluruh manusia. Ia sangat putih, seperti salju. Namun Sora tak lagi menganggap perbedaan warna kulit menjadi alasan baginya untuk minder.
Sora merasa baik-baik saja, mendapatkan pengakuan cantik dari seorang Jacob sudah amat sangat lebih dari cukup untuk menyemangatinya. Jadi untuk apa minder? Terserah apa kata orang, ia akan tetap hidup sambil mengangkat wajahnya demi Mom, Dad, dan juga Jacob.