Desi menatap anaknya dengan sendu, baru saja anaknya mengatakan bahwa ia akan kembali ke Paris. Tempatnya menempuh pendidikan karena paksaannya dulu. Sekarang Lily sedang meminta izinnya dan dari Bagas. Bagas tampak biasa saja menanggapi Lily, sedangkan Desi tampak begitu terkejut.
Bagaimana tidak terkejut, satu-satunya anak perempuannya ingin pergi lagi sesaat setelah kembali ke negara asalnya? Meninggalkan ibunya lagi? Desi menangis pilu. Salahnya, ini semua salah Desi karena dulu dialah yang paling memaksa Lily pergi ke Paris. Sekarang, Desi tidak bisa melepaskan anaknya lagi. Saat itu Desi hanya terdesak saja.
Lily bangkit dan duduk di samping mamanya, tanpa ragu Lily memeluk Desi dengan erat.
"Mama jangan sedih dong." Bujuk Lily, sungguh jika mamanya tidak selesai menangis sebentar lagi, bisa jadi Lily akan ikut menangis. Lily tidak boleh sedih.