Aya berjalan santai keluar dari gedung rumah sakit. Kali ini adalah giliran Wati untuk menjaga Citra. Ah, Aya tidak boleh lupa jika di luar nama Citra adalah Cicil. Semakin menuju mendekati pintu keluar, langkah Aya semakin bersemangat. Tian sudah menunggunya di depan sana. Aya tidak ingin membuat pria itu tertidur.
Aya yakin bahwa Tian nanti akan tetap hidup meskipun mimpinya menjadi kenyataan. Itulah yang Aya jadikan alasan terbesar untuk mulai kembali menerima Tian.
Aya berhenti sejenak setelah sampai di luar gedung rumah sakit yang tidak terlalu ramai ini. Aya mengitari seluruh tempat untuk mencari mobil Tian. Setelah menemukannya, Aya mulai berjalan dengan cepat dan bersemangat.
Aya membuka pintu mobil itu. "Halo mas ganteng." Sapa Aya. Tentu saja hal itu membuat Tian terkekeh.
"Iya mbak cantik. Mbak cantik mau ke mana?" Tanya Tian mengikuti alur yang Aya buat. Aya tertawa kecil sambil memasang sabuk pengamannya sebentar.