Suara dentingan antara sendok dan piring saling bersahutan. Diiringi dengan suara bising dari banyak pengunjung yang bercakap-cakap. Aya, Cicil, Rehan dan Bram tidak memiliki pilihan lain untuk memilih restoran karena hampir semua restoran yang memiliki private room kebanyakan sudah penuh di jam-jam makan siang seperti ini. Tidak apa jika mereka hanya ingin makan, namun di sini mereka juga ingin membahas beberapa hal tentang lanjutan komik mereka tanpa Indri.
Mereka terpaksa bersahabat dengan suara bising yang membuat mereka harus berbicara dengan volume keras.
"Kenapa makanannya belum datang?" Tanya Rehan, seperti biasa anak itu yang paling tidak sabar jika di minta untuk menunggu.