Aya memperhatikan jam dan berdoa berulang kali. Berharap mimpi tentang Indri. tidak akan menjadi kenyataan, meskipun Aya tahu itu tidak mungkin. Sebentar lagi jam pulang. Aya takut, waktu semakin dekat.
"Tinggal sepuluh menit lagi mbak Ya. Kita pulang duluan ya" Aya langsung mengumumkan. Kepalanya bagai robot yang baru di program untuk pertama kalinya.
"Hati-hati." Seru Aya saat mereka kembali memberi saran dan keluar dari ruangan itu. Aya menghela nafas panjang. Aya tidak ingin pergi dengan cepat, Aya harus menyelesaikan satu bagian supaya besok Aya bisa sedikit lebih santai.
Sambil melakukan pekerjaannya Aya terus berharap bukan hari ini mimpi itu terjadi. Aya masih belum menyiapkan hatinya. Tapi tunggu, memangnya dari dulu mimpi Aya selalu datang saat Aya siap? Tidak, mimpi itu datang di saat mereka ingin datang.